2 Orang Datangi Warga Kompleks Tipar Silih Asih KBB, Minta Pengeboman Lagi di Gunung Bohong

Ketua RW 13 Ahmad M Sutisna, mengatakan, saat datang ke Kompleks Tipar Silih Asih, dua orang yang mengaku peneliti itu didampingi satu anggota polisi

Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Retakan di dinding rumah warga karena pengemboman oleh PT KCIC. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, PADALARANG- Warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 4/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ( KBB ) didatangi dua oknum yang mengaku sebagai peneliti dari perguruan tinggi ternama di Kota Bandung.

Dua orang yang datang pada Kamis (24/10/2019) itu, meminta izin ke warga untuk mengecek dan menganalisa keretakan rumah warga yang terdampak pengeboman Gunung Bohong untuk proyek pembangunan terewongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).

Ketua RW 13 Ahmad M Sutisna, mengatakan, saat datang ke Kompleks Tipar Silih Asih, dua orang yang mengaku peneliti itu didampingi satu anggota polisi dan dari pihak PT Dahana sebagai pelaksana proyek pembangunan terowongan.

"Lalu mereka meminta izin akan uji coba peledakan (Gunung Bohong) lagi sebanyak dua atau tiga kali. Tapi saya katakan akan ngomong (rapat) dulu ke warga bersama para RT," ujarnya saat dihubungi melalui  telepon, Jumat (25/10/2019).

Menurut dia, dua orang itu tidak bisa menunjukkan kartu identitasnya sebagai peneliti tempat mereka bekerja.

Lantaran itu, warga pun merasa curiga dan meminta mereka untuk membuat surat pernyataan tertulis kepada RW 13 untuk rencana uji coba pengeboman itu.

Seorang warga menunjukkan dinding rumahnya yang retak karena pengeboman proyek kereta cepat.
Seorang warga menunjukkan dinding rumahnya yang retak karena pengeboman proyek kereta cepat. (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Persib Bandung vs Persija di Bali, Polisi Lakukan Ini untuk Antisipasi Suporter yang Dilarang Hadir

Jawaban PT KCIC Terkait Retaknya Dinding Ratusan Rumah di Padalarang Karena Pengeboman Gunung Bohong

"Nanti ditembuskan ke berbagai dinas terkait, karena aneh dan tidak jelas. Kalau misalnya mereka peneliti juga harus ada identitas dari mana, atas nama siapa dan yang lainnya, kita tidak mau (tim kajian) individu," katanya.

Berdasarkan hasil mediasi beberapa waktu lalu, sudah ada kesepakatan terkait proyek ini harus ada tim kajian independen untuk memastikan apakah pengeboman pada proyek tersebut bahaya atau tidak.

"Selama ini proses kita sudah melalui mediasi di desa dan aparat terkait. Jadi biar semua lebih jelas, sekarang tinggal kita menungggu dari pihak PT Dahana, kira-kira mau tidak membuat surat tersebut," ucap Ahmad.

Warga Kompleks Tipar Silih Asih, Didik Setyobudi (52), mengatakan, terkait adanya uji coba pengeboman tersebut warga tidak setuju karena berdasarkan karena klausal perjanjian tahun 2016 juga tidak ada proses pengeboman dalam proyek tersebut.

"Intinya warga tidak menyejui proses pengeboman dalam skala apapun. Bahkan hasil kajian pada tahun 2016 juga RW 13 belum dapat, tapi sekarang tiba-tiba sudah melakukan trial peledakan (blasting)," katanya.

Sekretaris Desa, Laksana Mekara, Kohar Muzakar mengatakan, terkait adanya oknum yang akan melakukan uji coba pengeboman lagi, hingga saat ini tidak ada pemberitahuan ke pihak desa.

"Belum ada konfirmasi ke desa, kayanya sesuai kesepakatan harus dihentikan dulu sebelum ada penelitian dampaknya (pengeboman)," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved