Balada Mantan ASN jadi Pemburu Emas, Habis Rp 500 Juta dan Didemo Warga, Tak Segram Pun Emas Didapat

Pemilik lahan bukit kecil di Kampung Sompok, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Odin (50),

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Tambang emas di Kampung Sompok, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung 

"Di Bunikasih Cukul, Pangalengan, Bangka Belitung, di Kutawaringin, di Garut pernah saya tambang. Kalau di Kampung Sompok, kondisi tanah dan bukitnya mirip dengan tempat-tempat penambangan emas di luar. Dari kemiripan itu, saya coba menambang. Itu didukung dengan tim ahli yang sempat saya undang, hasilnya katanya ada," ujar Odin.

Di Kampung Sompok, ia sudah menambang melibatkan puluhan penambang berpengalaman. Begitu juga dengan di daerah lain, ia ikut mencari emas. Lantas, berhasil kah dia?

"Dari semua tempat yang sudah saya datangi, belum ada yang berhasil. Saat menambang dapat emas bukan tolak ukur keberhasilan. Di Sompok sejak 2014, saya bilang ke warga mudah-mudahan ada emas, tapi sejauh ini belum dapat. Yang ada buang-buang duit saja, didemo juga sama warga," ujarnya.

Ia tidak keberatan jika seandainya ada yang menyebut dirinya sakit karena terus mencari emas, mengeluarkan banyak uang, namun tidak pernah berhasil.

"Wajar, enggak apa-apa. Kan tujuan saya penasaran. Sejuta harapan, sejuta bayangan, impian tapi yang didapat sejuta kerugian. Enggak apa-apa, itu kan seni hidup. Semua penambang emas kayak gitu. Teman-teman saya sudah banyak keluar miliaran rupiah untuk menambang emas. Emasnya pernah dapat, tapi tidak sebanding dengan modal yang didapat," katanya.

‎Dari banyak penambang emas, Odin juga termasuk yang sudah mengeluarkan uang miliaran menambang emas. Namun, emas yang didapat, belum sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

"Kalau secara keseluruhan, sudah keluar lebih dari Rp 1 miliar. Kalau yang di Sompok, ada sekitar Rp 400 juta hingga Rp 500 juta," ujarnya.

‎Ia memaklumi protes warga yang sejak 2014, terus menentang aktivitasnya mencari emas di Bukit Loa. Bahkan, warga sempat menutup lubang tambang miliknya.

‎"Sering saya di demo. Faktanya memang tidak ada emas. Saya akan menutup tambang yang di Sompok dan beralih ke tempat lain," kata Odin.

Konsultan Pertambangan, Rudita Hartono berpendapat, rasa penasaran memburu emas harus dibarengi dengan kajian ilmiah.

VIRAL Durian Runtuh, Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis Cantik Usia 18 Tahun: Gadis Cinta Suami yang Jujur

"Misalnya data geologis tentang kandungan mineral di suatu wilayah. Kedua, catatan historis wilayah ittu sendiri, ada penambangan emasnya enggak," ujarnya.

Dengan biaya mencapai ratusan juta, ia menyarankan agar Odin menempuh jalur prosedural. Kemudian, melibatkan ahli pengeboran.

"Bor aja per meter kan Rp 700 ribu. Cek hingga ke dalaman tertentu, lalu ambil sample batuannya dan bawa ke laboratorium," kata Rudi, sapaan akrabnya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved