Mengenal Situ Jambansari, Mata Air yang Tak Pernah Berhenti Mengalir Meski Musim Kemarau

Meski berada di pusat keramaian Ciamis Kota, situ yang berada di komplek Situs Makam Jambansari ini airnya tetap melimpah.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Andri M Dani
Tak pernah kering – Mata air Situ Jambansari yang berada di Komplek Situs Makam Jambansari Ciamis Kota ini tak pernah kering setiap musim kemarau. Termasuk pada musim kemarau yang panjang sekarang ini. Lata belakang: Komplek Makam Jambansari dengan cungkupnya yang khas dan menjulang 

Komplek Situs Makam Jambansari yang berlokasi di Jl RAA Kusumadiningrat (Jl Jambansari) yang berluas sekitar 4 hektare tersebut dibangun oleh RAA Kusumadiningrat tahun 1872. Berada tidak jauh dari lokasi  bekas keraton Selagangga Jl KA Ahmad Dahlan Ciamis.

Persija Jakarta Bernasib Sama dengan Persib Bandung, PT LIB Beri Surat Berisi Situasi Politik

Di pintu gerbang masuk komplek Situs Makam Jambansari tersebut tertulis kata-kata: //Jamban tinakdir yang agung//caina tamba panyakit//amal jariah kaula//Bupati Galuh Ciamis//Aria Kusumadiningrat//Medal Mas Payung Kuning//.

RAA Kusumadiningrat merupakan Bupati ke-16 Galuh yang menjabat tahun 1839-1886.

Banyak jasanya yang masih dirasakan warga Ciamis sampai saat ini.

Karena banyak jasanya, Bupati ke-16 Galuh ini dipanggil warganya dengan sebutan Kanjeng Perbu.

Beliau waktu itu membangun Cibatu menjadi kota dengan berbagai fasilitas yang kemudian disebut Ciamis.

Kanjeng Prebu tidak hanya membangun loji (pusat pemerintahan, sekarang pendopo gedung Negara), gedung otonom (DPRD), LP/tangsi, kantor pos dan telegraf, serta masjid agung.

Semua gedung itu berada di sekitar Alun-Alun Ciamis. Juga membangun gedung sekolah di Ciamis dan di Kawali. Tiap desa dibangun masjid an sekolah.

Untuk memajukan perekonomian rakyat, Kanjeng Prebu tidak hanya melakukan program penanaman kelapa secara massal dan menghentikan sistem kultur stelsel (tanam paksa) buatan kolonial Belanda.

Dia juga membangun dam dan saluran irigasi untuk mengairi sawah-sawah penduduk. Dam dan irigasi itu masih berfungsi sampai sekarang seperti dam dan irigasi Naga wiru.

Program penanaman kelapa secara m-assal telah membuat Ciamis sebagai sentra perkebunan kelapa rakyat di Jabar.

Untuk menampung kelapa hasil program m-assal tersebut Kanjeng Prebu mendirikan pabrik minyak Guan Hien dan Olvado.

Di tengah masyarakat juga dikembangkan tradisi ngeletik (membuat minyak kelapa) dan galendo (makanan khas Ciamis).

Pria Asal Batam Tega Tikam Keponakan yang Baru Berusia 2,5 Tahun Kemudian Coba Bunuh Diri

Yang spektakuler, jasa Kanjeng Prebu adalah keberhasilan diplomasi dan lobinya pada pemerintahan Hindia Belanda yang tengah membangun jalur rel KA dari Bandung menuju Yogjakarta, yang seharusnya dari Manonjaya Tasikmalaya lurus langsung ke Banjar melalui Cineam dan Cimaragas.

Dengan pertimbangan untuk pengembangan ekonomi Ciamis, jalur rel yang tengah dibangun tahun 1883 tersebut dialihkan lewat Ciamis meski harus dibangun jembatan Cirahong yang unik melintas di atas ketinggian jurang Sungai Citanduy, juga jembatan Karangpucung.

Kasus dengan Atta Halilintar Belum Usai, Video Syur Bebby Fey dan Seorang Pria Beredar di Instagram

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved