Puluhan Tunanetra di Kota Tasikmalaya Ikuti Pelatihan Memijat dari Dinas Sosial
Sebanyak 40 tunanetra di Kota Tasikmalaya mendapat pelatihan memijat selama tiga hari dari Dinas Sosial.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA- Sebanyak 40 tunanetra di Kota Tasikmalaya mendapat pelatihan memijat selama tiga hari dari Dinas Sosial.
Pelatihan memijat bagi tunanetra berlangsung dari 1 hingga 3 Oktober di Holtel City Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Nana Rosadi, mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kemandirian di tengah keterbatasan.
"Kaum disabilitas memang untuk memulai usaha terkadang terkendala skill, maka dari itu kami beri pelatihan agar terasah dan mandiri," kata Nana Rosadi saat ditemui, Selasa (1/10/2019).
Dia mengatakan selain pelatihan, melalui program ini nantinya para peserta akan diberikan peralatan penunjang.
"Kami berikan alat-alat penunjangnya. Perizinan usaha buka praktek juga kami tanggung," sebutnya.
• Lika-liku Pemuda tunanetra Berjualan Kerupuk Cimahi-Bandung, Ini Caranya Melihat Uang
• Kisah Ade, Hafiz Alquran tunanetra dengan Sederet Prestasi, Kini Jadi PNS
Program pelatihan kali ini, lanjut Nana Rosadi merupakan program kedua. Sebelumnya, pelatihan yang sama digelar kepada 30 orang penyintas tunanetra.
"Grup program kemarin sudah bekerja, Alhamdulillah mandiri," lanjutnya.
Nana menambahkan pihaknya menyadari program saat ini belum berjalan maksimal, dan belum menyentuh semua kaum disabilitas Kota Tasikmalaya.
"Kami baru bisa sentuh puluhan. Kami targetkan seribuan tunanetra untuk program ini," kata dia.
Pembina Lembaga Kesejahteraan Sosial Al Hikmah Tasikmalaya, Mamat Rahmat mengatakan program ini sangat bermanfaat bagi para kaum disabilitas.
"Apalagi yang tersentuh program kemarin mendapat bantuan alat usaha sesuai dengan bidangnya," kta dia.
"Jadi selain memijat jadi memiliki usaha lain semisal jual beli pulsa, warung, dan lainnya," ujarnya.
Dia berharap program ini lebih bisa diikuti lebih banyak peserta.
"Program ini kan terbatas setahunnya 40 orang, kami harap kalau bisa lebih banyak lagi," ujarnya.
Mamat juga berharap ke depannya tidak hanya pelatihan bagi tunanetra, tapi ada juga pelatihan bagi disabilitas lainnya.
"Memang perlu ada penambahan anggaran bagi dinas sosial pasalnya saat ini baru sekitar banyak yang tersentuh," kata Mamat.