Dikabarkan akan Ada Aksi Mujahid 212, Aa Gym Pilih Tak Ikut, Fokus Urus Pesantren Saja

Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), memutuskan absen pada Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI yang dipusatka

Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/M Syarif Abdussalam
KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym saat ditemui di acara peluncuran MQ Organik di Eco Pesantren Daarut Tauhid di Jalan Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat, melalui siaran pers yang diterima, Kamis (29/8/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), memutuskan absen pada Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI yang dipusatkan di depan Istana Negara Jakarta, Sabtu (28/9/2019).

Ketimbang mengikuti aksi, Aa Gym mengaku lebih memilih fokus untuk mengurus pesantren.

"DT tak ikut kegiatan seperti itu," kata Aa Gym saat dihubungi Tribun melalui pesan singkat, kemarin.

Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI digelar oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Front Pembela Islam (FPI), dan sejumlah ormas Islam lainnya.

Awalnya, aksi ini mereka namai Parade Tauhid Indonesia. Perubahan nama menjadi Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI baru mereka lakukan kemarin.

Sebelumnya, Aa Gym dan jemaah pesantrennya nyaris tak pernah absen dalam kegiatan massal yang berkaitan dengan 212 di Jakarta.

Waketum Gerindra Sarankan PA 212 Jadi Partai Politik Begini Tanggapan Ketum PA 212

Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, jemaah DT biasanya memilih bertindak sebagai tim penyapu, dalam arti yang sesungguhnya.

Bentuk dukungan mereka tunjukkan dengan membersihkan sampah sisa-sisa acara yang biasanya tercecer di jalanan.

Menurut Aa Gym, setiap kegiatan yang diikuti oleh jemaah pesantrennya tergantung keperluan atau tujuannya.

"Sementara ini kami lebih fokus berusaha memberikan manfaat untuk sekitar pesantren saja," ujarnya.

Di Jakarta, Ketua Panitia Aksi Mujahid 212, Ustaz Edy Mulyadi, mengatakan, ada sejumlah hal yang mendasari mereka untuk berunjuk rasa di depan Istana Negara.

Pertama, aksi mahasiswa yang masih dihadapi aparat dengan sikap represif. Kedua, fenomena baru, ikut sertanya para pelajar dalam unjuk rasa.

Ketiga, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa. Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang tidak cepat ditangani oleh pemerintah sehingga ratusan ribu warga terdampak asap pekat dan menderita penyakit.

Edy juga menjelaskan alasan perubahan nama aksi menjadi Aksi Mujahid 212. "Ini untuk menyikapi perkembangan yang terjadi.

"Kami ingin kabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa umat Islam ikut dalam arus perubahan dan kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan bagi Indonesia yang lebih baik, bagi NKRI yang berdaulat, bagi NKRI yang kokoh dan bermartabat, bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia," ujar Edy.

Heboh Menkumham Yasonna Laoly Minta Maaf dan Mengundurkan Diri, Ternyata Mau Pindah Kantor ke DPR RI

Selain mengubah nama aksi, perubahan juga mereka lakukan pada titik kumpul dan rute aksi.

Sedianya mereka berkumpul di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, pukul 06.00, tapi diganti menjadi di Bundaran HI pada pukul 08.00. Dari Bundaran HI mereka akan bergerak menuju Istana Negara.

Seperti halnya DT, Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Almumtaz), yang biasa hadir dalam agenda serupa, juga berencana absen pada aksi kali ini.

"Itu karena informasinya baru ramai hari ini. Tentu saja ini informasi yang terlalu mendadak," kata Koordinator Utama Almumtaz, Ustaz Hilmi, saat dikonfirmasi kemarin sore.

Sejauh ini, ujarnya, Almumtaz juga belum mendapat informasi dari sejumlah elemen mengenai rencana keberangkatan ke Jakarta.

"Kalaupun berangkat, pasti akan ada komunikasi dengan pimpinan-pimpinan yang ada di Tasikmalaya. Biasanya ada musyawarah dulu untuk sepakat sebelum berangkat. Untuk saat ini Almumtaz belum bisa mengkoordinir keberangkatan ke Jakarta," katanya.

Meski demikian, kata Hilmi, mereka yang berangkat secara mandiri ke Jakarta mungkin saja ada. "Mungkin saja agenda personel lain yang mendapat instruksi dari atas, misal dari FPI, bisa saja mereka berangkat," ujarnya.

Pembina Almumtaz, KH Aminudin Bustomi, mengatakan, berdasar informasi yang ia terima, aksi di Jakarta kali ini memang dioptimalkan bagi massa sekitar Jabodetabek dan Banten.

Berkicau Soal Papua dan Jadi Tersangka UU ITE, Dandhy Laksono: Apakah Ini Kejahatan Urgent?

"Makanya informasi ke daerah-daerah mendadak. Untuk poinnya yang kami dengar secara umum sama dengan yang disuarakan gelombang massa sepekan terakhir," kata tokoh agama Tasikmalaya itu.

Ia berharap para peserta aksi nanti menetapkan niat semata-mata memperjuangkan dan mempertahankan NKRI.

"Jangan terpancing, jangan terprovokasi. Siapkan diri lahir batin," ujarnya.

Ia juga berharap aparat tak bersikap berlebihan saat mengawal aksi.

"Semoga aman damai. Semoga negeri lebih baik ke depannya. Tidak ada lagi korban arogansi aparat. Senjata itu dibeli dari uang rakyat jangan pakai bunuh rakyat," ujarnya.

Dewan guru Ponpes Darussalam Ciamis, Ebeg Syal Rahman, mengatakan, secara kelembagaan Ponpes Darussalam tak mengikuti aksi ini.

"Tapi, secara individu mungkin saja ada yang berangkat. Itu sudah menjadi hak dan tanggung jawab masing-masing," kata Ebeg.

Hal senada diungkapkan pengurus Persis Jabar. Persis secara kelembagaan tidak akan terlibat.

"Tapi kami mendukung kegiatan tersebut selama positif," ujar Ketua DPW Persis Jabar, Iman Setiawan Latief, melalui pesawat telepon.

Yasonna Laoly Pamit, Lepas Jabatan dari Menkumham, Ini Isi Suratnya untuk Jokowi

Ia juga mengatakan tidak bisa melarang jika ada jemaah Persis di Jabar mengikuti aksi tersebut.

"Sejauh ini jemaah memang belum ada yang koordinasi, tapi kemungkinan besar ada yang berangkat," ujarnya.

Berbeda dengan DT, Almumtaz, dan Persis yang memutuskan tak ikut serta, Gerakan Reformis Islam (Garis) memastikan keterlibatan mereka. Ini ditegaskan Ketua Garis, Chep Hernawan.

"Pasti dari Garis hadir," ujarnya semalam.

Namun, berapa jumlah yang berangkat, ia belum bisa memastikannya. "Tapi kami pasti hadir," katanya. (haryanto/ferri am/mega nugraha/isep heri/andri m dhani/tribunnetwork)

Pria Beristri 4 Ini Suka Sesama Jenis, Kini Tewas Dihabisi Pembunuh Bayaran yang Disewa Ibunya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved