TERUNGKAP Lokasi Sebenarnya KKN di Desa Penari, Narasumber Singgung Sesepuh Dusun Berinisial 'J'
Seorang narasumber Budayawan sesepuh berinisial J menyinggung soal kebenaran lokasi Desa Penari.
Pria berambut ikal itu pun mengungkapkan adanya sebuah makam yang dihiasi kain-kain sesuai dengan cerita.
"Awalnya kainnnya putih, karena kotor jadinya hitam," ujar pria yang mengenakan kaus Forum Budaya Purnama itu.
Saat ditanya soal kebenaran bahwa kampung itu pernah digunakan untuk KKN, pria itu mengaku tidak mengetahui pernah atau tidaknya kegiatan tersebut dilakukan di desa itu.
• VIRAL ABG di Cianjur Bakar Motor Sendiri, Setelah Polisi Tanya STNK dan Bicara Sama Orangtuanya
Namun pria itu amat meyakini, ciri-ciri lokasi sesuai dengan desa yang ada di cerita KKN di Desa Penari.
"Kalau KKN belum tahu. Kalau saya meyakini ciri-cirinya sama dengan yang saya maksud ini," kata pria itu.
Ia pun menyebutkan beberapa kesamaan ciri-ciri desa yang dimaksud.
"Pondasinya, batunya, sumber airnya, terus disakralkan, penari yang gaib yang dalam hari-hari tertentu itu kelihatan oleh orang-orang tertentu juga," jelasnya.
Pria itu juga mengaku pernah mengalami sebuah peristiwa di desa tersebut.
Ia mengaku pada malam hari pernah mendengar suara musik gamelan di lokasi tersebut.
• Niat Baik Bersihkan Masjid Sebelum Salat Jumat, Mahasiswa KKN Ini Justru Meninggal karena Terpeleset
Pria itu kemudian menceritakan, di desa itu dulunya pernah ada seorang sesepuh yang ahli dalam pengobatan nonmedis.
"Di sana itu dulu ada seorang sesepuh, tapi sudah meninggal. Inisialnya J," katanya.
"Sesepuh itu, spiritualnya tinggi, penyembuh dari penyakit nonmedis itu luar biasa," tuturnya.
Kemudian, pria itu menceritakan kebiasaan sesepuh tersebut yang kerap menyuguhkan kopi kepada para tamunya.
"Biasanya dia akan selalu menyuguhkan kopi bagi tamunya," kata pria berbaju Forum Budaya Purnama itu.
Pria itu juga menjelaskan, kalau sesepuh tersebut mengharuskan setiap tamunya meminum kopi tersebut, meski hanya seteguk.
• Miris, Mahasiswi Cantik Ini Jadi Kurir Sabu Internasional, Alasannya Nekat karena Kebutuhan Hidup