Satpol PP Bongkar Bangunan Liar di Jalan Cimanuk Timur Indramayu, Ibu-ibu dan Anak-anak Menangis

tangisan histeris para ibu yang sudah lansia dan anak-anak mewarnai kericuhan antara warga dan petugas Satpol PP.

Tribun Cirebon/Handhika Rahman
Warga tak terima penggusuran bangunan liar di Jalan Cimanuk Tinur Indramayu, Rabu (11/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU- Penertiban bangunan liar di Jalan Cimanuk Timur Indramayu berlangsung ricuh, Rabu (11/9/2019).

Warga yang tidak terima pembongkaran bangunan liar bahkan melempari petugas Satpol PP dengan mengunakan batu bata bekas bangunan yang digusur.

Seorang warga korban penggusuran, Indah Herlina (47) mengatakan, pemerintah tidak memiliki hati nurani.

Menurutnya, tinggal di atas tanah negara, warga korban penggusuran itu merupakan manusia yang harus diperhatikan.

"Kami mau tinggal di mana, punya hati nurani tidak sih," ujar dia kepada petugas Satpol PP.

Ia mengaku, sebelumnya memang pemerintah sudah melayangkan surat peringatan tetapi mereka tidak memberi solusi.

Satpol PP membongkar bangunan liar di Jalan Cimanuk Tinur Indramayu, Rabu (11/9/2019).
Satpol PP membongkar bangunan liar di Jalan Cimanuk Tinur Indramayu, Rabu (11/9/2019). (Tribun Jabar/Handhika Rahman)

738 Ruang Kelas SD di Indramayu Rusak Parah, Disdik Minta Anggaran Ditingkatkan

PKL Untuk Sementara Boleh Jualan di Bantaran Sungai Cimanuk Indramayu, Meski Melanggar Aturan

Lanjut Indah Herlina, minimal pemerintah menyediakan tempat warga untuk tinggal, bukan malah menelantarkan.

Pantauan Tribuncirebon.com di lokasi, warga berkerumun. Mereka marah dan menilai penggusuran tersebut tidak adil.

Tidak hanya itu, tangisan histeris para ibu yang sudah lansia dan anak-anak mewarnai kericuhan antara warga dan petugas Satpol PP.

Tampak jelas dari rawut anak-anak itu rasa takut. Mereka berlari ke arah orangtuanya sambil menangis.

Seorang ibu juga melampiaskan kemarahannya. Sembari mengendong buah hatinya yang masih balita ia melempari para petugas pakai perabot rumah tangga.

Mereka berteriak dan menghalang-halangi petugas yang tetap memaksa melakukan penggusuran. Penertiban pun sempat berhenti sekitar pukul 12.20 WIB.

"Katanya hanya rumah bagian belakangnya saja, 12 meter dari sungai tapi kenapa sampai ke depan," ucap dia.

Kemarahan warga juga semakin memuncak karena petugas hanya mengeksekusi sebagian rumah dan tidak menyeluruh sepanjang Jembatan Pendopo hingga Jembatan Waiki.

"Periksa saja ada sertifikatnya ada tidak? Kenapa tidak dibongkar? Apa harus saya yang membongkar," teriak para warga korban penggusuran.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved