Penusukan Siswi SMK di Bandung
Kisah Perkenalan ZPD Siswi SMKN 1 Bandung dengan Pria yang Menusuknya, Awal Komunikasi Lewat Medsos
ZPD (16) siswi SMKN 1 Bandung yang menjadi korban penusukan oleh seorang pria, mengatakan pria itu merupakan orang yang dikenalnya melalui medsos
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar Daniel Andreand Damanik
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - ZPD (16) siswi SMKN 1 Bandung yang menjadi korban penusukan oleh seorang pria, mengatakan pria yang menusuknya itu merupakan orang yang dikenalnya melalui media sosial ( medsos) beberapa tahun lalu.
Ia ditusuk di bagian rusuk kanan di dekat sekolahnya Jl Wastukencana, Bandung, Selasa (10/9/2019).
Kepada Tribun Jabar, siswi SMKN 1 Bandung ini mengatakan bahwa dirinya hanya berkomunikasi dengan pelaku melalui akun media sosial Instagram sejak Ia masih duduk di kelas 9.
"Dia nge-DM di IG, tidak pernah berjanji bertemu, tapi dia selalu memaksa untuk bertemu dan memantau saya di IG. Pernah ada kegiatan di Braga, tiba-tiba Ia muncul menggunakan masker, dan ketemu lagi sewaktu saya ada acara di UPI, saya dipaksa untuk berfoto dan saya tolak," kata ZPD kepada Tribun Jabar, Selasa (10/9/2019).
Kehadiran pelaku yang dinilai ZPD sudah membuatnya tidak nyaman, sudah disampaikan kepada orangtuanya.
Namun, orangtuanya beranggapan itu hanya sekadar menyukai layaknya anak muda.
ZPD mengatakan, selama tahun 2019, Ia sudah tidak pernah lagi didatangi oleh pelaku bahkan semua akun media sosial pelaku telah diblok oleh ZPD.
Namun, pelaku masih berusaha menghubungi korban melalui perantara teman-teman korban.
"Saya udah blok IG nya, bahkan nama IG saya sering saya ganti-ganti. Akhirnya, teman saya bertanya, mengapa sering gonta-ganti nama IG. Ya, saya jawab karena menghindari pelaku. Selain memblok, mengganti nama IG, saya juga mem "private" akun IG saya," kata ZPD kepada Tribun Jabar.
• Wawancara Eksklusif ZPD, Siswi SMK yang Ditusuk Gara-gara Menolak Cinta, Apa yang Sebenarnya Terjadi
• Cerita Orangtua Siswi SKMN 1 Bandung Korban Penusukan, Sang Ibu Terkejut Dapat Pesan Anaknya Dijahit
Atas kejadian yang menimpanya, ZPD mengaku terkejut setelah mengetahui bahwa pelakunya ialah orang yang selama ini mengganggunya dan mengaku mengidolakannya.
Akibat perbuatan pelaku, ZPD mengalami luka tusukan di bagian rusuk kanan dan terpaksa harus mendapat satu jahitan.
Kepada Tribun Jabar, ZPD mengatakan bahwa dalam dari lukanya ialah 0,2 cm dan lebar 0,7 cm.
Ia juga mengaku, masih syok dan takut untuk keluar rumah setelah kejadian tersebut.
Namun, pasca kejadian penusukan dan mendapat penanganan medis, kondisinya terlihat membaik dan ia pun bisa menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sumur Bandung.
Hilang Akal karena Cinta Ditolak
PEMUDA bernama Ravindra Giantama (22) hilang akal sehat setelah cintanya ditolak oleh Zarra Putri (16).
Zarra Putri yang merupakan siswi SMK ditusuk oleh Ravindra Giantama.
Penusukan yang dilakukan oleh Ravindra Giantama itu terjadi pada Selasa (10/9/2019) pukul 07.30 WIB di Jalan Wastukencana.

Saat itu sekitar pukul 07.00 WIB, Zarra Putri tengah berada di luar sekolahnya bersama temannya.
Ia sedang memfotokopi tugas Bahasa Inggris di dekat sekolahnya, SMKN 1 Bandung.
Setelah selesai memfotokopi, sekitar pukul 07.30 WIB, korban tiba-tiba didekati oleh pelaku.
Tanpa tanda-tanda, pelaku memeluk korban dari samping.
Rupanya, pelaku sudah menyiapkan pisau dapur di saku sweaternya.
Kemudian, Ravindra Giantama menusukkan pisau tersebut ke korban.
Setelah itu, pelaku melarikan diri sedangkan korban meminta pertolongan.
Berdasarkan alat bukti yang ditunjukkan, baju yang dikenakan korban terlihat berdarah.

Korban berlari bersama temannya ke arah sekolah sambil membawa hasil fotokopian.
Hal tersebut dipaparkan oleh Satpam SMKN 1 Bandung, Very Nurmansyah (39) saat ditemui Tribun Jabar di pos tempatnya bertugas.
Very mengatakan Zarra Putri menangis dan meminta tolong kepadanya.
Tangannya memegangi luka tusuk yang dideritanya.
"Korban laporan ke saya bahwa 'Pak, minta tolong, Pak, saya takut, saya ditusuk sama yang pakai jaket putih'. Lalu saya langsung kejar yang pakai jaket putih itu," katanya.
Very langsung mengejar pelaku yang sudah melarikan diri.
Ia melihat pelaku sudah jauh maka ia berteriak meminta bantuan orang lain untuk mengadang pelaku.

Di arah depan, sekitar Masjid Al-Ukhuwah pelaku yang kini telah menjadi tersangka dihentikan oleh anggota Dishub Bandung yang sedang berada di sekitar lokasi.
Pelaku terlihat panik ketika dikejar.
Larinya tidak karuan, seperti zig-zag.
"Pelaku lari zig-zag gitu, kayak yang mau nyebrang tapi enggak jadi karena mungkin takut ketabrak gitu ya," ucapnya.

Saat berlari, Very menyebut pelaku masih memegang pisau yang digunakan untuk mencederai siswi jurusan pemasaran itu.
Bahkan, saat mencoba ditangkap oleh beberapa orang, Ravindra Giantama sempat menghindar beberapa kali.
Bahkan saat didekap jaketnya dilepas agar bisa kabur dari sergapan.
"Dia baru melepaskan pisaunya saat dipukul kepalanya, karena kami juga takut ada perlawanan dari pelaku menggunakan pisaunya," ujarnya.
• Cerita Orangtua Siswi SKMN 1 Bandung Korban Penusukan, Sang Ibu Terkejut Dapat Pesan Anaknya Dijahit
• Pengejaran Pelaku Penusukan Siswi SMKN 1 Bandung Bak Film Action, Pelaku Berlari Sambil Bawa Pisau
Setelah tidak bisa berkutik, Very bersama orang lain yang turut mengamankan pelaku melakukan penggeledahan.
Saat penggeledehan ditemukan pisau lain di saku celananya berjenis pisau cukur.
Setelah itu pelaku dilaporkan ke pihak kepolisian dan langsung digiring ke Mapolsek Sumur Bandung untuk ditindak secara hukum.
Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit dan mendapat jahitan.
Ternyata, pelaku sudah lama menguntit Zarra Putri.
Kapolsek Sumur Bandung, Kompol Ari Purwanto menyebutkan pelaku menguntit korban secara langsung maupun melalui media sosial.
Hal tersebut dikatakannya saat ditemui di Mapolsek Sumur Bandung, Jalan Kebon Sirih, Bandung pada Selasa (10/9/2019).
"Menurut pengakuan pelaku bahwa keduanya berkenalan dari media sosial, terus dipantau gitu. Keduanya pernah melakukan pertemuan juga," ucap Ari.

Bahkan sebelum melakukan aksi penusukannya, tersangka telah melakukan observasi terhadap aktivitas korban.
Pemantauan aktivitas korban dilakukan melalui media sosial Instagram, hingga akhirnya diketahui lokasi sekolahnya.
Ari menyebutkan korban pun merasa risih atas tindakan Ravindra kepadanya.
"Sudah tiga kali membuntuti (korban), bahwa dia observasi dulu sebelum melakukan aksinya (penusukan) itu," katanya.
Tindak pidana penganiayaan berat itu dilatarbelakangi oleh perasaan cinta pelaku yang tidak terbalas oleh korban.
Bahkan Ari mengatakan pelaku telah menyukai korban sejak masih duduk di bangku SMP, sekitar dua tahun lalu.
Aksi penusukan oleh tersangka diduga sudah direncanakan, sebab pisau dapur yang digunakan telah disiapkan.
Pisau yang digunakan untuk aksi nekatnya itu disembunyikan di saku jaket putih yang sedang dikenakan pelaku.
"Saat mengetahui adanya korban, tersangka mendekati dan langsung menusuk rusuk sebelah kanan (korban)," ujar dia. (Tribun Jabar/Haryanto)