Carmi, TKW yang 31 Tahun Tak Pulang dari Arab Saudi, Bakal Pulang Setelah Gaji Dibayar Lunas
Carmi (48), tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kalibangka, Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, saat ini masih berada di KBRI Riyad
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Theofilus Richard
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Carmi (48), tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kalibangka, Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, saat ini masih berada di KBRI Riyadh, Arab Saudi untuk menjalani proses pemulihan psikologis.
Pada Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 09.41, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, mengunggah video berdurasi sekitar empat menit.
Dalam video itu, ia tengah bercengkrama dengan ratusan TKW di Rumah Harapan Masyarakat (Ruhama) KBRI Riyadh, salah satunya Carmi.
Dalam video tersebut, terlihat Agus melakukan percakapan dengan Carmi yang dalam video tersebut mengenakan kerudung dan baju biru.
• Keluarga Serahkan Kepulangan Carmi ke Cirebon kepada KBRI Riyadh, 31 Tahun Merantau Tak Ada Kabar
"Berapa tahun ibu di Arab Saudi?," tanya Agus kepada Carmi.
"31 tahun," jawab Carmi.
Agus kembali melanjutkan, "Selama 31 tahun tidak pernah pulang ke Indonesia?."
"Tidak pernah," jawab Carmi.
"Ibu pingin pulang secepatnya?," lanjut Agus.
"Iya," jawab Carmi.
"Ibu sudah punya putra atau berkeluarga?," tanya Agus.
"Belum," jawab Carmi.
Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Sa'dullah Affandy, mengatakan bahwa pihaknya masih berupaya memulihkan psikologis Carmi, karena ia masih belum berbicara dengan bahasa Indonesia dengan baik.
Selain itu, kata Sa'dullah, beberapa waktu lalu majikan Carmi mendatangi KBRI di Riyadh. Kedatangan majikannya tersebut untuk membahas permasalahan gaji yang belum dibayarkan.
• Tak Pulang Selama 31 Tahun, Carmi TKW Asal Cirebon Rencananya Tiba Pekan Depan, Betah di Arab Saudi
"Majikannya janji dalam dua bulan akan bayar gaji. Pokoknya harus tuntas, jangan sampai pas pulang nagih-nagih," kata Sa'dullah melalui pesan singkat, Rabu (11/9/2019).
Pada pukul Rabu (28/8/2019) pukul 20.00 WIB, keluarga mendapatkan kabar melalui sambungan telepon dari Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Sa'dullah Affandy, yang mengabarkan bahwa Carmi tersebut sudah ditemukan dan sedang dalam perjalanan menuju KBRI di Riyadh.
Dalam percakapan tersebut, Sa'dullah menuturkan, dalam waktu tiga jam ke depan atau setibanya di Kantor KBRI di Riyadh, pihak KBRI akan segera melakukan panggilan video untuk menghubungkan Carmi dengan keluarganya di Kecamatan Pangenan.
"Benar saja, kira-kira jam 1 malam hari Kamis, kami sekeluarga melihat langsung Carmi yang selama ini keluarga sudah pasrah dengan keberadaanya," kata Sofiyudin, paman Carmi, melalui sambungan telepon, Kamis (29/8/2019).
Saat melihat langsung Carmi melalui layar gawai, semua anggota keluarga meneteskan air mata, lantaran masih tidak menyangka Carmi masih dalam kondisi sehat dan sangat berbeda dengan waktu awal berangkat ke Arab Saudi.
Namun sayangnya, saat tengah melakukan panggilan video, Carmi sama sekali tidak mengingat kedua orang tua dan keluarganya, bahkan Carmi pun sama sekali sudah tidak bisa berbicara bahasa Indonesia atau pun bahasa Cirebon.
"Tapi, setelah coba diingatkan, akhirnya Carmi ingat juga. Kita sangat terharu, sampai nangis," katanya.
Sebelum dijemput pihak KBRI, kata Sofiyudin, Carmi sempat menolak karena alasan sudah kerasan berada di Arab Saudi.
Namun ketika diminta KBRI datang dengan alasan pendataan, akhirnya Carmi mau berangkat ke KBRI dan kemudian dirayu untuk pulang ke Indonesia.
Sofiyudin mengatakan, terkait kepulangan Carmi, saat ini pihak KBRI tengah melakukan sejumlah upaya agar ingatan Carmi pulih dan kembali bisa berbahasa Indonesia.
"Katanya hari ini lagi diurusin dokumen kepulangannya," katanya.
Ilyas (85), ayah kandung Carmi, selama puluhan tahun ini hanya mampu memandangi secarik kertas berupa salinan dokumen yang berisikan identitas putrinya tersebut saat pemberkasan untuk bekerja di Arab Saudi.
"Waktu daftar, anak saya belum punya KTP. Yang ngurusnya juga sponsor, tapi sudah meninggal," kata Ilyas dirumahnya.
Di tahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, Ilyas mendapat kabar dari Carmi melalui surat, namun di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.
• Carmi Kini Masih di KBRI Riyadh, Sedang Pemulihan Psikologis dan Menunggu Gaji yang Belum Dibayar
Pada tahun 1995, Ilyas pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu Ilyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.
Ilyas mengatakan, Carmi yang merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai asisten rumah tangga (ART).
Berbagai cara dilakukan oleh Ilyas sekeluarga untuk memulangkan Carmi, mulai dari mengadu ke perusahaan yang memberangkatkan anaknya itu, pemerintah desa, hingga lembaga perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Ilyas mengatakan, ia pernah ditawari oleh salah satu orang yang mengaku memiliki cara untuk memulangkan TKW yang tak kunjung pulang, namun setelah mengeluarkan banyak uang, Carmi tetap saja tidak kunjung pulang.
"Sudah habis harta, benda, demi anak. Tapi saya yakin anak saya masih hidup," kata Ilyas.
• Keluarga Siapkan Syukuran untuk Carmi, TKW asal Cirebon yang Sempat Hilang Kontak 31 Tahun