Kekeringan, 45 Hektare Sawah dan Kebun di Desa Kutamandiri Terancam Gagal Panen
Kemarau panjang rupanya berpengaruh pula pada kondisi pertanian di Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kemarau panjang rupanya berpengaruh pula pada kondisi pertanian di Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Puluhan hektare lahan persawahan dan kebun mengalami kekeringan akibat sulitnya pasokan air.
Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Kutamandiri, Caca Suryana, ketika ditemui Tribun Jabar di Kantor Desa Kutamandiri, Senin (9/9/2019).
• Hingga Oktober 2019, KPBD Kota Cirebon Masih Siaga Darurat Kekeringan
• Desa Cilayung di Sumedang Langganan Kekeringan Setiap Musim Kemarau
• Ini Alasan Warga Desa Cijeungjing yang Dilanda Kekeringan Tak Berani Ambil Air dari Waduk Jatigede
"Daerah sawah dan kebun yang mengalami kekeringan ada sekitar 45 hektare," ujar Caca Suryana.
Kekeringan di lahan garapan para petani tersebut, Caca Suryana mengatakan, menyebabkan terjadinya ancaman gagal panen.
Banyak tanaman milik petani yang gagal bertumbuh akibat kekurangan pasokan air, terutama di persawahan.
• 3 Kejadian Begal Sial : Kabur ke Markas TNI, Motornya Ditinggal hingga Disangka Pelaku Cabul
• Indra Thohir Blak-blakan Soroti Sikap Ezechiel dan Lini Belakang Persib Bandung di Putaran I Liga 1
"Sawah dan kebun itu kan perbandingannya 50:50 di Desa Kutamandiri, tapi sawah yang paling darurat, karena butuh air banyak," ujar Caca Suryana.
Desa Kutamandiri sendiri, lanjut Caca Suryana, sudah mengalami kekeringan sejak tiga bulan lalu, sejak sekitar Bulan Juni 2019.
"Semoga kekeringannya tidak bertambah parah, jangan sampai lebih parah dari ini," ujarnya.