Mahasiswa ITB Bunuh Diri

Ayah Bocorkan Sosok Muhtar Amin Mahasiwa ITB yang Kini Tewas Gantung Diri, Ternyata Membanggakan

Sosok Muhtar Amin, mahasiswa S2 ITB jurusan mikro elektronika yang ditemukan tewas gantung diri

Editor: Widia Lestari
Kolase TribunJabar.id (Shutterstock dan zeropromosi.com)
Sebelum nekat mengakhiri hidupnya, mahasiswa S2 ITB Muhtar Amin (25) ternyata beberapa kali menulis di blog. 

TRIBUNJABAR.ID - Sosok Muhtar Amin, mahasiswa S2 ITB jurusan mikro elektronika yang ditemukan tewas gantung diri di kamar kostnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019).

Dia ternyata sempat menempuh sekolah di luar negeri.

Sebelum menempuh pindidikan di ITB, MA menempuh pendidikan SMA di Turki selama 4 tahun.

Hal tersebut diungkapkan ayah MA, Siman saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya di Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (4/9/2019).

Menurut Siman, anaknya itu sejak kecil sudah terlihat rajin dan pintar.

Saat duduk di bangku SD, dia pernah menjuarai olimpiade sains.

Berkat prestasi itu, MA mendapat tawaran dari sebuah SMP internasional di Semarang.

Lagi-lagi prestasinya moncer.

Detik-detik Muhtar Amin Mahasiswa S2 ITB Gantung Diri Bikin Merinding, Maaf Aku Tak Sanggup Lagi

MA keluar sebagai lulusan terbaik di SMP itu, dan kembali mendapatkan tawaran beasiswa sekolah, kali ini di Turki.

Selama sekolah di Turki, MA sempat kecewa, karena tidak bisa mengambil jurusan IPA.

"Pemilihan jurusan itu sekolah yang menentukan, katanya dia sudah pintar di IPA, untuk memperluas pengetahuannya, dia dimasukan di jurusan IPS,"

"Dia sempat minta bantuan gurunya agar dipindah dijurasan IPA, dan tukar jurusan dengan temannya, tapi gak bisa," terangnya.

Sifat asli Muhtar Amin diungkap tetangga.
Sifat asli Muhtar Amin diungkap tetangga. (Kolase TribunJabar.id (Shutterstock dan zeropromosi.com))

Namun semangat Mukhtar tidak berhenti sampai disitu, dia meminta ayahnya untuk mengirimkan buka pelajaran jurasan IPA.

"Dia belajar jurusan IPA sendiri, saya sering kirimkan buku Biologi, Fisika, Matematika seperti itu," imbuhnya.

MA menempuh pendidikan SMA di Turki selama empat tahun.

Sosok Mahasiswa S2 ITB Muhtar Amin, Dapat Beasiswa ke Turki, Bunuh Diri 2 Bulan Setelah Ulang Tahun

Setelah lulus almarhum kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Elektro.

"Dia kan gak punya NIM, dia masuk ITB lewat jalur Penerimaan Mahasiswa Baru WNI Luar Negeri (PMBLN-ITB),"

"Ada celah sedikit saja anak saya bisa memanfaatkan kesempatan itu, meskipun dia jurusan IPS, namun dia bisa kuliah dijurasan IPA," jelasnya.

Menurutnya, anaknya memang suka hal baru yang memberikan tantangan yang lebih sulit, sehingga sampai akhir hayatnya, dia belum pernah bercerita bercita-cita sebagai apa.

Almarhum masuk di ITP pada tahun 2014, setelah menempuh pindidikan selama empat tahun, dia lulus.

Kemudian, almarhum kembali melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan mengambil jurusan mikro elektronika.

Baru dua semester menempuh masa studinya, dia ditemukan tidak bernyawa di kamar kostnya.

Menurut Siman, anaknya itu tidak memiliki daya ingat yang baik, tapi dia rajin dan mau belajar serta berusaha.

"Anak saya pernah bilang, jika ingatannya gak bagus, tapi dia orangnya sregep (rajin),"

"Jika teman-temannya satu kali baca langsung ingat, dia mungkin butuh beberapa kali baca dulu," ucapnya.

Meninggalnya MA meninggalkan kedua orang tuanya dan tiga adiknya, jenazah almarhum saat ini sudah dikebumikan di TPU yang tidak jauh dari rumahnya. (Tribun Solo)

Kronologi Kejadian

Dadang Margana (47), Ketua RT 04/17, Kecamatan Coblong, Kota Bandung menjelaskan secara singkat kronologi tentang mahasiswa S2 ITB yang diduga gantung diri di kamar kosnya.

"Kemarin (3/9/2019) sore, saya menerima informasi bahwa ada anak dari warga yang hilang. Itu kira-kira pukul 16.25 WIB melalui grup WA. Saya sedang mengetik surat domisili di rumah. Pukul 17.30 WIB saya dengar ada suara teriak-teriak dan nangis dari luar. Sontak saya berlari keluar rumah dan melihat di depan sudah ramai orang," kata Dadang saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya,Rabu (04/9/2019).

Setelah di depan gerbang rumah kontrakan yang dihuni almarhum Muhtar Amien, seorang penghuni ditemuinya dalam kondisi menangis.

"Teman saya pak, teman saya pak. Lalu saya suruh temannya membuka gerbang dan pintu rumah, agar saya bisa masuk. Kami coba membuka pintu, namun tertahan sesuatu. Lalu kami melihat tambang dan memotong, setelah itu pintu bisa didobrak. Setelah saya lihat, Muhtar Amien sudah terlentang di lantai. Seperti tidak percaya, saya spontan mengatakan "Kamu" sembari melihat Muhtar," katanya.

 Ini yang Dirasakan Omid Nazari Saat Debut Bersama Persib Bandung di Jalak Harupat, Sebut Timnas Iran

Setelah mengetahui hal tersebut, Dadang selaku pengurus kewilayahan langsung menghubungi pihak kepolisian dan polisi tak lama kemudian datang bersama Inafis.

Setelah dilakukan olah TKP, jenazah kemudian dibawa ke RSHS Bandung dan beberapa penghuni diminta keterangan di kantor polisi.

Dadang mengatakan, beberapa penghuni kontrakan baru pulang pada Rabu (4/9/2019) pukul 10.00 WIB.

"Sekarang sepertinya belum bisa diajak bicara. Tadi saja saya masih kasihan melihat mereka, masih terlihat syok dan seperti bingung. Beberapa teman lainnya ikut ke RSHS dan kabarnya ada yang ikut mengantarkan jenazah ke Sukoharjo," katanya.

Dadang mengaku, sebelum peristiwa ditemukannya Muhtar Amien di kamarnya dalam keadaan tak bernyawa, Ia masih bertemu dengan Muhtar sekitar pukul 08.00 WIB.

 Kontroversi Disertasi Hubungan Seks Halal Bersyarat, Kini Abdul Aziz Minta Maaf , Ada Tekanan?

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved