Sampah Menumpuk, Ini yang Dilakukan Pemkab Garut meski Terlambat
15 truk baru mulai digunakan Pemkab Garut untuk mengangkut sampah. Penambahan armada itu terlambat dilakukan karena proses lelang yang panjang
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sebanyak 15 truk baru mulai digunakan Pemkab Garut untuk mengangkut sampah.
Penambahan armada itu terlambat dilakukan karena proses lelang yang panjang.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menuturkan, seharusnya truk sampah itu sudah tersedia pada awal tahun. Namun proses pengadaan truk cukup panjang sehingga baru bisa dipakai bulan lalu.
"Sekarang truknya sudah mulai beroperasi. Bukan hanya disimpan di dinas. Tapi kami sebar ke kecamatan," ucap Helmi, Minggu (1/9).
Ada 15 truk yang dibeli Pemkab Garut pada tahun ini. Sebanyak 10 truk dibagikan ke 10 kecamatan yang volume sampahnya cukup besar. Sedangkan lima truk lainnya, disimpan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Kecamatan yang di wilayah perkotaan itu dapat truk sampah. Seperti Karangpawitan, Garut Kota, Cilawu, Tarogong Kaler dan Kidul, Banyuresmi, dna beberapa kecamatan lain," katanya.
• Seniman di Garut Minta Gedung Kesenian Representatif
Kurangnya armada, lanjutnya, sempat membuat sampah tak terangkut. Akibatnya sejumlah ruas jalan dipenuhi sampah.
"Makanya kami tambah armadanya biar jadi solusi untuk pengangkutan sampah. Apalagi di kecamatan itu banyak sekali sampahnya yang tidak diangkut," ujarnya.
Helmi menyebut, idealnya setiap kecamatan memiliki satu truk sampah. Namun Pemkab belum mampu menganggarkan truk sampah di semua daerah.
"Ke depan akan terus diadakan truk spah ini. Idealnya perlu satu truk di setiap kecamatan. Masalah sampah itu ada di kecamatan," ucapnya.
Untuk atasi masalah sampah, Helmi mengaku bukan dengan menambah armada. Namun perlu ada kesadaran dari warga untuk mengelola sampah.
"Sebenarnya 60 persen sampah itu bisa dikelola di warga. Tidak semuanya harus dibuang. Kalau kesadarannya meningkat, tentu bisa mengurangi produksi sampah," katanya. (firman wijaksana)