Gelombang Aksi Solidaritas Papua dan Penolakan Referendum Kembali Digelar di Bandung
Gelombang aksi solidaritas untuk masyarakat Papua sekaligus penolakan referendum demi menjaga keutuhan NKRI terus berlangsung di Bandung.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gelombang aksi solidaritas untuk masyarakat Papua sekaligus penolakan referendum demi menjaga keutuhan NKRI terus berlangsung di Kota Bandung.
Untuk kesekian kalinya, puluhan mahasiswa kembali berunjuk rasa dengan tema tersebut di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jumat (30/8/2019).
Awalnya, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Papua pertama kali berunjuk rasa di depan gedung dewan pada sore hari.
Beberapa puluh menit kemudian, puluhan pemuda dari Forum Masyarakat Pemuda dan Mahasiswa Jabar untuk Papua ikut bergabung.
Beberapa saat kemudian, sejumlah warga asal Papua ikut bergabung dalam aksi tersebut. Mereka pun berorasi dan menyatakan hal yang sama dengan para pengunjuk rasa.
• Pengamat Ingat Pemerintah Hati-hati Tangani Gejolak Papua, Jangan Represif
• Puluhan Pemuda Sorban Papua Gelar Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate, Ini yang Disuarakannya
• Unjuk Rasa Berujung Ricuh di Kabupaten Deiyai Papua, 2 Warga Sipil Meninggal Dunia
Seorang warga asal Papua dalam aksi tersebut, Dolfi, mengatakan lebih baik Papua terus bersama Indonesia daripada memisahkan diri.
Dolfi mengatakan warga Papua telah sejak lama merasakan kebaikan dari Indonesia.
"Lebih baik kita ikut yang sudah ada, ikut Indinesia. Kalau mau pisah susah. Kita sudah merasakan kebaikan dari Indonesia, dari mulai zaman Irian Barat sampai sekarang," kata Dolfi di sela kegiatan tersebut.
Dolfi mengimbau kepada warga Papua, khususnya para pemuda dan mahasiswa, untuk tidak terprovokasi hasutan atau tipuan yang memecah belah dan dapat membuat rusuh.
"Kita jangan terpengaruh hasutan. Kasihan pace mace di sana to. Yang tinggal di pedalaman, yang tinggal di hutan, kasihan tidak tahu apa-apa," kata Dolfi.
Dalam orasinya, mereka sama-sama menyatakan Papua adalah bagian NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah.
Hal ini menjadikan Papua sebagai salah satu bagian terpenting dari Indonesia.
Mereka menilai kini NKRI dihadapkan dengan sejumlah kelompok yang menyulut perpecahan.
Sebagai solusinya, kata mereka, adalah menjaga keberagaman dan isu rasisme di negeri ini adalah bagian yang harus segera diselesaikan.