Penyebab Bocah di Cianjur Kerap Gigit Ular Sampai Mati, Butuh Pengobatan, Sang Ibu Hidupnya Sulit
Penyebab Rizki Maulana Yusuf (11) bocah yang kerap berkelakuan aneh memang masih jadi teka-teki, lantaran belum ada bukti medis.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Penyebab Rizki Maulana Yusuf (11) bocah yang kerap berkelakuan aneh memang masih jadi teka-teki, lantaran belum ada bukti medis.
Bocah Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur ini kerap menarik badan ular dan kodok, lalu menggigit hewan tersebut sampai mati.
Saat dicegah melakukan kebiasaan anehnya itu, Rizki seringkali mengamuk.
Kepala Desa Babakansari, H Junaedi mengatakan, Rizki mengalami gangguan mental.
Pemerintah desa sebenarnya sudah pernah memasukan Rizki ke Sekolah Luar Biasa atau SLB.
Kendati demikian, hal itu tak berjalan mulus.
Orang tuanya memutuskan Rizki untuk berhenti sekolah.
• Pilunya Ibu Bocah Penggigit Ular dan Kodok di Cianjur, Hidupi 3 Anak di Rumah Panggung, Suami Hilang
"Saya tak tahu apa alasan orang tua Rizki malah memberhentikan anaknya sekolah," kata H Junaedi, Selasa (20/8/2019).
Ibu dari Rizki, Cucu (30) mengatakan, Rizki saat ini juga masih membutuhkan pengobatan.
Rizki bahkan tak bisa mandi dan makan sendiri, ia harus dibantu olehnya.
"Kalau lagi tenang biasanya suka becanda dengan adiknya, ngobrol juga suka masih nyambung meski agak lama jawabnya," kata Cucu.
Awal Mula Memiliki Kebiasaan Aneh

Sejak baru berumur beberapa tahun ternyata Rizki kerap melakukan kebiasaan anehnya itu.
Awalnya, Rizki yang masih berumur 6 tahun mengalami kejang dan panas.
Setelah terserang kejang dan demam itu, Rizki kemudian bertingkah aneh.
Mulai saat itu, Rizki tak takut dengan binatang yang berbahaya seperti ular.
“Seminggu setelah ia mengalami demam dan kejang-kejang dia sering ngamuk-ngamuk," kata ibu Rizki, Cucu.
• Kelakuan Aneh Bocah Cianjur, Kalau Tak Nemu Ular dan Kodok, Kucing Pun Ditarik Sampai Mati
Kebiasaan aneh itu mulai terlihat saat Rizki bermain dengan binatang seperti ular dan kodok.
Cucu kaget saat melihat anaknya menangkap ular, lalu menarik dan menggigitnya sampai mati.
Rizki bahkan tak akan melepaskan ular itu sampai reptil itu mati.
Bahkan, pernah ada pengalaman membahayakan yang dialami Rizki.

Saat itu, ular hitam kobra yang awalnya dikira mati ternyata masih hidup.
"Setelah dilepas ular tersebut kembali bergerak dan siap mematuk anak saya," katanya.
Tak hanya ular dan kodok, jenis tawon yang cukup menyengat juga sempat dimainkan oleh Rizki.
Tawon tersebut, di Kampung Condre, disebut papanting atau kamarang kendi.
"Saya melihat ia disengat tiga kali di tangannya, tapi ia malah tertawa. Tak nampak sedikitpun rasa sakit yang diperlihatkannya," kata Cucu.
• Terkait Kasus Polisi Cianjur Terbakar, Kapolda Jabar: Ada Terduga yang Belum Ditangkap
Kerap Merasa Bersalah
Beberapa tetangga seringkali kehilangan hewan seperti kucing, anak ayam, dan anak bebek.
Cucu kerap merasa bersalah jika ada tetangganya yang kehilangan hewan peloharaan.
Pasalnya, Rizki juga beberapa kali kerap menangkap hewan peliharaan dan menarik-nariknya hingga mati.
"Saya sering merasa bersalah jika ada tetangga yang datang bertanya apakah menemukan kucing, anak bebek, atau anak ayam mereka," kata Cucu.

Sebagai orang tua, ia hanya bisa meminta maaf menanggapi tetangganya yang bingung mencari hewan peliharaan.
Tak bisa mengganti hewan peliharaan para tetangga yang ditangkap anaknya.
Cucu hidup dalam keterbatasan.
Bahkan, ia kerap bingung untuk memenuhi kebutuhan kehidupan seperti makan sehari-hari.
"Saya hanya bisa minta maaf kepada para tetangga saya," kata Cucu.
• Bocah 11 Tahun Asal Cianjur Ini Gemar Gigit Ular dan Kodok Sampai Mati, Tak Merasa Takut Sama Sekali
Direhabilitasi
Camat Sukaluyu, Supiandi, berjanji akan memfasilitasi agar Rizki bisa sembuh dan normal.
Ia mengatakan akan mengupayakan agar Rizki bisa direhabilitasi.
Dikatakan Supiandi, ia telah mengagendakan dengan organisasi masyarakat yang kebetulan mempunyai akses untuk melakukan pengobatan terhadap Rizki.
"Anak ini memang memiliki keterbelakangan mental, bahkan kata ibunya sendiri anak ini suka katak dan ini kami sangat prihatin," katanya.
Ia sebenarnya mengaku telah mengetahui bahwa ada seorang anak di Desa Babakansari yang gemar menggigit hewan termasuk ular berbisa.
Supiandi mengetahui hal itu lantaran mendapat laporan dari kepala desa setempat.