Pasien RSHS Tak Lagi Nginap di Koridor, Kini Ada Rangganis Rumah Singgah Gratis di Kota Bandung
Pasien RSHS dari luar Bandung yang sedang berobat atau rawat jalan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pasien RSHS dari luar Bandung yang sedang berobat atau rawat jalan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) kini tidak usah cemas untuk mencari tempat menginap sementara di Kota Bandung.
Kini sudah ada Rumah Singgah Humanis atau Rangganis di Jalan Wastukancana Nomor 73, Kota Bandung, fasilitas rumah singgah gratis yang diresmikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Selasa (20/8).
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan kehadiran Rangganis dinilai bisa mengatasi kondisi pasien yang biasanya menginap di koridor RSHS dulu untuk melakukan pengobatan rawat jalan lebih dari satu hari.
"Pemprov dan Jabar Bergerak, donatur menghaturkan Rumah Singgah Humanis untuk warga Jabar dari pelosok yang harus berobat ke RSHS, yang selalu kebingungan harus pulang dengan waktu tempuh 4-8 jam, padahal harus terus berobat di hari berikutnya. Susah menginap di hotel, atau menggelandang kurang baik, kami siapkan rumah singgah gratis, untuk berobat ke RSHS, sampai besoknya kembali berobat," kata Emil seusai meresmikannya.
• Beasiswa bagi Anak Putus Sekolah di Indramayu, Nilainya Rp 2 Juta Per Tahun untuk Setiap Siswa
Rangganis sendiri, katanya, merupakan bukti keberpihakan dan keadilan dari Pemerintah Provinsi Jabar, dibantu komunitas masyarakat Jabar Bergerak dan para donatur, terhadap warga golongan ekonomi lemah di Jabar yang akan berobat di rumah sakit rujukan tipe A tersebut.
Tak hanya sebagai tempat singgah, Emil juga menyebut bahwa ahli psikologi akan bertugas di Rangganis untuk memberikan dukungan psikologis bagi penghuni rumah singgah yang merasakan kecemasan, tidak berdaya, atau putus asa akibat penyakit yang dideritanya.

Selain itu, para pasien yang singgah juga akan mendapat tindakan berupa kegiatan bersama penghuni rumah singgah lainnya yang bersifat rekreasi dan santai untuk membangkitkan optimisme, semangat, dan rasa ikhlas.
Saat ini, Rengganis memiliki daya tampung sekitar 30 tempat tidur. Pasien bisa tinggal selama tiga hari atau lebih dengan syarat adanya rekomendasi dari dokter RSHS.
"Saya berharap dengan berdirinya rumah humanis, warga Jawa Barat dapat terbantu dan teringankan beban hidupnya di tengah masa-masa pengobatan dan terapi," ucap Emil.
• Kisah Anak Punk Tobat, Kini Jualan Roti Bakar Keliling, Ingin Punya Masa Depan yang Lebih Baik
Menurut Ketua Umum Jabar Bergerak yang juga menjabat Ketua TP PKK Jawa Barat, Atalia Praratya, Rangganis hadir sebagai bentuk nyata bahwa negara dan komunitas masyarakat memiliki kepedulian terhadap sesama.
Di Rangganis, tambah Atalia, pasien bisa mendapatkan dan merasakan perlindungan, kepedulian, serta cinta dan kasih sayang terhadap mereka.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar mengatakan Rangganis menjadi salah satu jawaban atas masalah keterbatasan tempat tidur di RS Tipe A akibat membludaknya rujukan serta permasalahan biaya pengobatan.
"Terbatasnya kemampuan masyarakat untuk biaya pengobatan di rumah sakit, tak jarang membuat mereka menggelandang di musala, di koridor- koridor rumah sakit. Maka mereka membutuhkan uraian tangan kita melalui Rangganis," ujar Dodo.