Acara Pernikahan di Banjaran Berantakan Gara-gara Listrik Padam, PLN Bikin Mati Gaya

Kerabat Hadi yang mendatangi acara nikahan tersebut, Harry Safari mengatakan, ia datang ke acara tersebut pukul 11.00 WIB.

Editor: Ravianto
Dok HARRY SAFARI via Kompas.com
Foto acara pernikahan yang gelap karena listrik mati. 

Namun, Jokowi tak terima penjelasan dari Sripeni itu karena terlalu panjang.

"Pejelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya bapak ibu semuanya kan orang pintar-pintar apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkulasi kalau akan ada kejadian-kejadian. Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata Jokowi.

 Heboh Mati Lampu, Aa Gym Beberkan 6 Poin Hikmah Mati Listrik: Jangan Ngeluh, Perbanyak Istigfar

 Kronologi Mati Listrik Massal di Jabar, Banten dan Jakarta, Semuanya Berawal dari Jateng

 Profil Singkat Sripeni Inten Cahyani, Baru Dua Hari Jadi Plt Dirut PLN Langsung Dihajar Black Out

Sripeni lalu meminta waktu lagi untuk memberi penjelasan tambahan.

Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.

Menanggapi itu, Presiden hanya meminta agar PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya, yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali. Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai keulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Jokowi.

Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN.

Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Dengar Penjelasan Plt Dirut PLN, Jokowi Marah dan Langsung Pergi"

Bukan sabotase

Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani membantah padamnya listrik di Pulau Jawa sejak kiranya pukul 12.00 WIB disebabkan oleh faktor politis maupun sabotase dari pihak tertentu.

Wanita yang baru ditunjuk sebagai Plt Dirut Baru PLN sejak 2 Agustus lalu itu mengatakan, peristiwa tersebut diakibatkan oleh kesalahan teknis.

"Kami tidak melihat ini adanya satu hal yang sifatnya politis atau sabotase. Tidak," ucapnya dalam jumpa pers di Depok, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019).

"Murni teknis ya kalau kami lihat," tambahnya.

Dia menyebutkan, pemadaman atau black out seperti yang terjadi hari ini pernah terjadi pada 1997 di area Jawa dan Bali.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved