Anak Tukang Becak Lulus S1-S2 Terbaik ITB, Angkat Derajat Orangtua, Dilamar Jadi Dosen di Untirta

Herayati Anak Tukang Becak Lulusan ITB Terbaik Angkat Derajat Orangta, Baru Lulus Langsung Dilamar Jadi Dosen di Untirta Banten

Editor: Kisdiantoro
dok.humasITB
Herayati. Seperti bermimpi, pada September 2019 nanti, Herayati memulai kariernya menjadi dosen teknik di kampus Untirta Banten. 

"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," kata perempuan kelahiran 17 April 1997 ini. 

Apa yang dicapai oleh Hera saat ini bukan sesuatu yang bisa didapat dengan mudah.

Dia menceritakan perih dan terjalnya perjalanan saat menempuh kuliah dalam keadaan terbatas.

Ya, ayah Hera, Sawiri, hanyalah seorang pengayuh becak di Cilegon.

Sementara ibunya tinggal di rumah mengurus rumah tangga.

Dengan penghasilan yang tidak menentu, sulit dipercaya bahwa Hera bisa menyabet gelar sarjana dan magister di ITB. 

Profil Sandiaga Uno, Lulus Kuliah Predikat Summa Cumlaude, Masuk 100 Orang Terkaya di Indonesia

Awal mula masuk ITB

Hera mengatakan, impian untuk masuk ke ITB sudah muncul sejak dirinya SMP.

Selepas lulus SMA, Hera pernah gagal masuk ITB di seleksi pertama lewat jalur undangan. 

Tidak patah semangat, dia mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia. 

Walaupun berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas, Hera tidak pernah ragu untuk tetap melanjutkan kuliahnya.

Dia tetap melaju dengan optimistis. 

Foto 1-3: Herayati dan kedua orang tuanya saat ditemui di kediamannya di Kota Cilegon, Rabu (24/7/2019). Foto 4: Herayati saat wisuda S2 di ITB
Foto 1-3: Herayati dan kedua orang tuanya saat ditemui di kediamannya di Kota Cilegon, Rabu (24/7/2019). Foto 4: Herayati saat wisuda S2 di ITB(Acep Nazmudin)

Pada awal tahun kuliahnya, Hera mendapat sejumlah beasiswa, di antaranya dari program bidik misi dan bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon. 

Namun, beasiswa tersebut terkadang masih kurang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Sementara mengandalkan kiriman dari orangtuanya juga mustahil.

"Akhirnya saya cari tambahan, mulai dari jadi asisten dosen, hingga ngajar bimbel," kata dia. 

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved