Jabar Wacanakan Pembangunan Jalur Kereta Api Layang Cimahi-Gedebage, Dibahas dengan Pemerintah Pusat

Iwa Karniwa mengatakan jalur kereta api eksisting atau yang ada selama ini dari Cimahi sampai Gedebage melewati 17 perlintasan sebidang antara rel den

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Theofilus Richard
Tribunjabar/Theofilus Richard
Sekda Pemprov Jawa Barat, Iwa Karniwa 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhammad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, mengatakan bahwa studi mengenai pembangunan jalur kereta api layang atau elevated yang membentang dari Cimahi sampai Gedebage di Kota Bandung harus kembali dibahas serius dengan pemerintah pusat.

Iwa Karniwa mengatakan jalur kereta api eksisting atau yang ada selama ini dari Cimahi sampai Gedebage melewati 17 perlintasan sebidang antara rel dengan jalan raya.

Sampai saat ini, perlintasan sebidang tersebut ditutup setiap lima menit, saat kereta melintas.

"Dimulai dari Cimahi sampai Gedebage, di situ ada 17 lintas sebidang yang ditutup sudah hampir lima menit sekali. Makannya akan sering jalan itu ditutup," kata Iwa Karniwa di Gedung Sate, seusai menggelar pertemuan dengan Direktur PT KAI, Rabu (24/7/2019).

Jabar Jadi Provinsi Tersukses untuk Program Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting di Indonesia

Perlintasan sebidang di Bandung Raya ini, katanya, akan semakin sering dututup dalam seharinya seiring dengan bertambahnya rute kereta api dari Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar ke Stasiun Bandung.

"Dalam rangka mengatasi kemacetan, maka studi yang pernah dilakukan Perancis ini perlu dihidupkan lagi. Khususnya dengan adanya elevated itu, sehingga pintu lintas sebidang yang sekarang sudah tiap lima menit dapat diantisipasi, caranya (jalur relnya) harus dinaikkan ke atas," kata Iwa Karniwa.

Jika tidak sesegera mungkin diatasi dengan membangun jalur rel elevated, ujar Iwa Karniwa, arus lalu lintas di Bandung akan menjadi lebih padat lagi.

Beruntung, kata Iwa Karniwa, hal ini sudah menjadi perhatian Kementerian Perhubungan RI dan PT KAI sendiri.

"Ini kita ada dukungan PT KAI untuk bisa koordinasi bersama pemerintah pusat, di antaranya dirjen perkeretaapian dan lainnya," kata Iwa Karniwa.

Iwa Karniwa mengatakan berdasarkan hasil studi yang dilakukan Perancis, proyek pembangunan jalur kereta api elevated tersebut membutuhkan Rp 1,6 triliun.

Rel elevated ini sudah dilakukan di pusat perkotaan Jakarta dan tengah dilakukan di Medan.

Sebelumnya diberitakan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan stasiun akhir di Tegalluar, Kabupaten Bandung, membutuhkan koneksi kereta lanjutan dari Tegalluar ke Stasiun Bandung.

Hadirnya rangkaian kereta baru ini berdampak terhadap bertambahnya frekuensi kereta yang melintasi Bandung Raya dan akhirnya membuat penutupan palang pintu perlintasan rel kereta api dengan jalan raya pun akan semakin sering terjadi.

Executive Vice President PT KAI Daop 2 Bandung, Saridal, mengatakan bahwa wacana membangun rel kereta api layang atau elevated dari Cimahi sampai Gedebage pun kembali dibahas dalam Rapat Pembahasan Rencana Pembangunan Kereta Api Perkotaan Trase Tegalluar-Stasiun Bandung di Gedung Sate, Senin (22/7/2019).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved