Kerusuhan di Jakarta

Diduga Kuat, Korban Kerusuhan 22 Mei Ditembak di Tempat Lain Lantas Didrop di Tempat Kerusuhan

Dari jumlah itu, 8 di antaranya tewas akibat peluru tajam, sementara 1 orang akibat benda tumpul.

Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. 

Saya mencari saksi mata yang bisa bercerita tentang malam-malam yang penuh ketegangan saat itu.

Saya bertemu dengan dua orang saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.

Keduanya menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera.

Dari hasil perbincangan dengan mereka, saya mendapat fakta, bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.

Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ...perang.. perang...!"

Sementara dari pihak warga di Kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan, "Kami menggunakan peluru hampa dan karet, Mas. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!"

Singkat cerita, malam itu korban tewas berjatuhan.

Saya mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat lalu jasadnya di "drop" di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.

Tiga korban masih berstatus anak.

Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing - masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.

Sulit untuk menafikan, kerusuhan di sekitar wilayah Petamburan memang sengaja diciptakan untuk memprovokasi terjadinya benturan antara penghuni Asrama Brimob plus aparat dengan warga yang tinggal di sekitar Markas FPI.

Ada aksi bakar mobil; ada korban tewas; ada seruan serang dan perang!

Upaya konfirmasi

Saya mengonfirmasi temuan saya kepada Polisi.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen (Pol) Muhammad Iqbal menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kerusuhan 21-22 Mei.

"Perkembangan penyelidikan terakhir sudah disampaikan melalui konferensi pers,” ujar Iqbal kepada Tim AIMAN yang menghubunginya seraya berjanji akan memberi keterangan lanjutan terbaru dalam beberapa hari ke depan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved