Setya Novanto Plesiran

Drama Setya Novanto, Dulu ke RS karena Benjolan Segede Bakpao, Kini Tangan Kiri Tak Bisa Digerakkan

Setya Novanto wara wiri izin berobat ke Rumah Sakit Santosa Bandung, benarkah dia sakit? Sebelumnya ada drama benjolan segede bakpao, ternyata bohong.

Editor: Kisdiantoro
instagram/matanajwa
Setya Novanto 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terbongkarnya Setya Novanto keluyuran atau pelsiran di galeri keramik di Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, menyisakan banyak pertanyaan, apakah benar berobat atau hanya akal-akalan?

Drama agar Setya Novanto bisa keluar dari Lapas Sukamiskin.

Jika Setya Novanto izin berobat ke Rumah Sakit Santosa, seperti diungkapkan kepala Kantor Kemenkum HAM Jabar Liberti Sitinjak, mengapa jalan-jalan hinggga Padalarang?

Padahal Rumah Sakit Santosa itu ada di Kota Bandung. Sementara Galeri Keramik itu ada di Bandung Barat.

Sakit apa sebenarnya yang diderita Setya Novanto sehingga wara wiri izin berobat?

Video Kondisi Terkini Lapas Sukamiskin Pasca-Setya Novanto Ketahuan Keluyuran ke Galeri Keramik

Sebelum ramai jadi berita karena plesiran ke Padalarang, mantan Ketua DPR tersebut dikabarkan izin berobat ke rumah sakit Santosa Bandung.

Kepala Kantor Kemenkum HAM Jabar Liberti Sitinjak mengatakan, awalnya Novanto izin keluar Lapas Sukamiskin untuk berobat.

Liberti mengaku sempat menyidak Rumah Sakit Santosa untuk memastikan keberadaan Setya Novanto.

"Sebenarnya izin dia keluar itu kan untuk berobat, saya sempat menyidak beliau itu pada masuk RS tanggal 12. Saat di RS itu, memang secara kasat mata ada infus menempel di tangan kanan," kata Liberti dihubungi Kompas.com Sabtu (15/6/2019).

Barang-barang Milik Setya Novanto Masih Tersimpan di Lapas Sukamiskin, Begini Kondisi Terakhir

Liberti kemudian menanyakan terkait sakit yang diderita Setya Novanto saat itu.

"Saya tanya sakitnya apa, katanya tangan kiri tak bisa digerakan. Namun karena sudah ada infus di situ itu sudah bidangnya dokter," kata Liberti.

Meski begitu Liberti tak dapat memastikan sakit sebenarnya yang diderita Novanto.

"Kalau soal penyakit nya itu saya tak bisa terlalu dalam karena itu ranah kedokteran, mungkin nanti hari Rabu kita bicara lagi penyakit apa sebenarnya, karena saya enggak bisa ngarang kalau soal medis," terangnya.

Saat menemui Novanto Di RS, Liberti bahkan sempat menyampaikan pesan kepada Novanto untuk tidak berulah dan bikin kegaduhan ketika sedang berobat.

"Saya bilang ke beliau, sudah kalau berobat ya berobat, jangan buat kegaduhan yang aneh-aneh, berobat saja," katanya.

Ketika pulang dari RS, Liberti mendapat laporan pada Jumat (14/6/2019) dari Kalapas Sukamiskin terkait berita di media sosial bahwa Novanto tengah berada di Padalarang.

"Setelah tahu itu saya sambil on the way Lapas Sukamiskin, perintahkan lakukan pemeriksaan terhadap petugas pengawalnya sekaligus juga kepada Novantonya," kata Dia.

Setya Novanto Ditempatkan di Kamar Isolasi, Tak Bisa Bersentuhan dengan Orang dan Tak Ada Sinyal

Seperti diberitakan, terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto, dipindahkan dari Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, ke Rutan Gunung Sindur di Kabupaten Bogor, Jumat (14/6/2019).

Novanto dibawa keluar dari Lapas Sukamiskin pada pukul 22.30 WIB.

Pemindahan dilakukan malam itu juga setelah foto pria yang diduga dirinya tengah pelesiran di Kabupaten Bandung Barat, beredar luas, Jumat.

Kakanwil Kemenkum HAM Jabar Liberty Sitinjak mengatakan, terpidana 15 tahun penjara itu dipindahkan ke Rutan Gunung Sindur yang memiliki pengamanan ekstra ketat.

Rutan Gunung Sindur, lanjut dia, merupakan rutan dengan mayoritas narapidana kelas kakap.
Kebanyakan adalah narapidana kasus teroris, bandar narkoba maupun korupsi.

Drama Setya Novanto sebelumnya adalah ketika dia berlama-lama di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.

Waktu itu, pengacaranya menyebut Setya Novanto mengalami kecelakaan dan ada luka di bagian dahi.

Luka akibat benturan saat mobil yang ditumpanginya menabrak tiang listrik, membuat kepalanya benjol segede bakpao.

Namun, dalam persidangan dokter Bimanesh Sutarjo, dokter yang merawat Setya Novanto, dua perawat yang bersaksi menyebut tidak ada luka atau benjolan di kepala Setya Novanto.

Menurut mereka, saat dibawa ke rumah sakit, seluruh tubuh Setya Novanto ditutup dengan selimut.

Inilah Lapas Gunung Sindur, Rumah Baru Setya Novanto, Super Ketat Pakai Sistem Kunci Otomatis

Hal itu dikatakan Nana dan Suhaidi saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/3/2018).

Keduanya bersaksi untuk terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.

"Tidak ada luka, tidak ada benjolan," ujar Nana kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Nana, dia dua kali melihat kondisi Novanto. Saat Novanto sudah di dalam kamar VIP 323, Nana hanya melihat baju pasien dibuka.

Saat itu, Nana memastikan tidak ada luka atau benjolan di tubuh Novanto.

Hal itu juga dikatakan Suhaidi. Kepada jaksa, Suhaidi mengaku melihat sisi kiri wajah Novanto saat dibawa menggunakan brankar.

Setya Novanto Berulah Lagi, Kanwil Kemenkumham Jabar Minta Maaf

"Waktu di depan rumah sakit sudah ditutupi selimut. Pipi kirinya (Setya Novanto) saya lihat tidak ada luka," kata Suhaidi.

Keterangan kedua saksi tersebut sekaligus membantah keterangan mantan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi.

Saat itu, Fredrich mengatakan kepada awak media bahwa kliennya itu berada dalam kondisi yang parah. Novanto, kata Fredrich, dalam keadaan pingsan dan sekujur tubuhnya mengalami luka.

"Perlu MRI, luka di bagian sini (pelipis), benjol besar segede bakpao," kata Fredrich pada 16 November 2017 lalu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved