Kerusuhan di Jakarta

Andi Arief Ikut Bicara Soal Dugaan Keterlibatan Eks Tim Mawar, Fauka di Rusuh 22 Mei, Begini Katanya

Politikus Demokrat Andi Arief ikut bicara soal kemungkinan keterlibatan eks anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid dalam kerusuhan di aksi 22 Mei.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Kolase Tribun Jabar (Tribun Jakarta dan Youtube Najwa Shihab via Tribun Batam)
Fauka dan Andi Arief 

TRIBUNJABAR.ID - Politikus Demokrat Andi Arief ikut bicara soal kemungkinan keterlibatan eks anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid dalam kerusuhan di aksi 22 Mei.

Nama Fauka Noor Farid yang merupakan eks anggota Tim Mawar disebut-sebut terlibat dalam mobilisasi massa saat kerusuhan di aksi 22 Mei.

Nama Fauka Noor Farid muncul berdasarkan hasil investigasi Majalah Tempo.

Andi Arief, melalui akun Twitter @AndiArief_ menyinggung mengenai harus adanya pemeriksaan internal partai.

"Tadi saya ditanya soal kemungkinan keterlibatan Fauka dalam kerusuhan 21- 22 Mei. Harus ada pemeriksaan internal yang pasti mekanismenya ada di partai."

"Jika tidak terbukti keterlibatan Fauka, maka harus dibela," tulisnya.

Tangkapan layar cuitan politikus Andi Arief
Tangkapan layar cuitan politikus Andi Arief (Twitter)

Kemudian, jika Fauka terbukti terlibat, tulis Andi, maka harus diperiksa lebih lanjut.

Pemeriksaan lebih lanjut itu menurutnya untuk memastikan apakah ada keterkaitan dengan partai atau sikap individu.

"Harus dijelaskan motifnya baik ada keterlibatan atau sikap individu," tulisnya lagi.

Berikutnya, menurut Andi, jika terbukti ada kaitan dengan partai atau sikap tertentu, maka harus minta maaf pada partai koalisi dan rakyat.

Lanjutnya, hal tersebut sungguh membahayakan demokrasi dan kubu 02 Prabowo-Sandi.

"Kesemuanya itu harus diperiksa dengan jujur dan adil," tulisnya.

Fahri Hamzah Sarankan Prabowo Buka Suara Soal Tim Mawar: 21 Tahun Diam, Ini Waktunya Bicara

BPN: Fauka Tak Terdaftar dalam Tim BPN

Sebelumnya, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade melalui akun Twitter-nya @andre_rosiade sudah menjawab hasil investigasi Majalah Tempo.

Ia menuliskan, Fauka tak terdaftar dalam tim BPN.

Kemudian, ia juga menyebut Garda Prabowo tal terdaftar di Direktorat maupun di BPN.

Apa Itu Tim Mawar? Dulu Terkait Penculikan Aktivis 98, Kini Eks Anggota Diduga Terlibat Rusuh 22 Mei

"Menjawab berita Majalah Tempo: 1. Garda Prabowo tidak terdaftar di Direktorat manapun di BPN. 2. Fauka maupun Dahlia itu tidak terdaftar dalam tim BPN. 3. Rumah pak Prabowo yg dimaksud dijaga relawan tsb adalah sekretariat bpn sewaan yg persis ada di sebelah rumah pak Prabowo," tulis akun Andre Rosiade.

Tak hanya melalui akun Twitter-nya, Andre Rosiade juga sempat menyatakan hal yang sama kepada wartawan.

Dilansir dari Kompas Pagi, Selasa (11/6/2019), Andre juga menegaskan Fauka bukan anggota BPN.

"Bang Fauka dan Mba Dahlia bukanlah anggota BPN," katanya.

Investigasi Tempo

Nama Fauka Noor Farid muncul berdasarkan hasil investigasi Majalah Tempo.

Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Arif Zulkifli mengatakan, apa yang ditulis Tempo merupakan hasil investigasi jurnalistik, yang harus diukur oleh ukuran-ukuran jurnalistik.

Ia mengatakan, liputan media bukanlah liputan yang pro yustisia.

"Kami mendapatkan nama Fauka dari sumber yang berkaitan langsung dengan dia dan menjelaskan keterlibatan yang bersangkutan," ujarnya saat menjadi narasumber di Kompas Petang, Senin (10/9/2019).

"Misalnya ada nama Iwan Kurniawan yang menjelaskan secara On the record adalah sebuah strata tertinggi dalam liputan jurnalistik. Ia menjelaskan tentang pertemuan dan seterusnya (informasi yang mengindikasikan keterlibatan Fauka)," lanjutnya.

Membongkar Dalang Kerusuhan 22 Mei, Kini Muncul Nama Fauka, Eks Tim Mawar Itu Disebut Terlibat

Lebih lanjut Arif mengatakan, tentu saja pihaknya punya cukup banyak sumber untuk melakukan konfirmasi atau cek kebenarannya.

Pihaknya memegang teguh, satu sumber bukanlah sebagai sumber.

"Kami punya lebih dari satu sumber untuk peristiwa spesifik tertentu," katanya.

Dalam laporan Majalah Tempo itu, lanjut Arif, muncul dua cerita.

Cerita yang pertama adalah mengenai mobilisasi massa untuk kerusuhan dan cerita kedua dalah mengenai rencana pembunuhan empat tokoh (Wiranto, Luhut, Gories Mere, dan seorang pemimpin lembaga survei).

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019.
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dua cerita itu, kata Arif, masih belum dapat disimpulkan memiliki keterkaitan atau merupakan cerita yang terpisah.

"Ada keterlibatan dari Pak Fauka dalam mobilisasi massa. Dia ada di tempat, ada percakapan, ada permintaan pembukaan kamar hotel, dan seterusnya. (Informasi itu Tempo dapat) dari percakapan yang kita akses dari lembaga yang punya justifikasi mengakses itu," ujarnya.

Meskipun demikian, ketika wawancara dengan Tempo, Fauka membantah berada di lokasi.

Tempo memang menyajikan juga wawancara dengan Fauka secara proporsional.

"Pak Fauka ketika itu mengaku sedang bertemu temannya di TNI yang angkatan 92 yang sedang tugas di Paspampres. Dan kita cek satu-satunya angkatan 92 adalah Pak Maruli, Danpaspamres. Dan kita cek pada Pak Maruli waktu itu dia hanya sepenuhnya bersama Pak Jokowi," kata Arif.

67 Anak di Bawah Umur Diduga Terlibat Kerusuhan di Jakarta 22 Mei, Ini yang Dilakukan Polisi

Fauka Noor Farid sudah angkat berbicara mengenai informasi dirinya terlibat dalam kerusuhan di aksi 22 Mei.

Menurutnya, informasi atau berita itu adalah tidak benar adanya.

"Saat kejadian saya tidak di lokasi itu, yang diberitakan saya ada di sarinah itu semuanya enggak benar. Saya punya saksi (yang menguatkan saya tidak ada di lokasi)," kata Fauka dikutip TribunJabar.id dari wawancara Kompas TV, Selasa (11/6/2019).

"Saya ada di suatu tempat tapi saya tidak ada di Bawaslu atau Sarinah," lanjutnya.

Kemudian, Fauka juga membantah ia pernah ikut rapat untuk merencanakan demonstrasi dan kerusuhan di aksi 22 Mei.

Ia mengatakan, tak pernah ada rapat semacam itu.

Massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019.
Massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj via Kompas.com)

"Saya tahu bahwa orang seperti saya akan jadi kambing hitam akan jadi dipersalahkan meskipun saya tidak berbuat. Seperti sekarang ini, tidak berbuat pun saya sudah dituduh," katanya.

Fauka mengakui, dirinya memang kerap kali berkunjung ke rumah Prabowo di Kertanegara.

Kendati demikian, kunjungannya itu hanya silaturahmi biasa.

"Ibarat mantan anak buah beliau (Prabowo), saya silaturahmi, berkunjung. Saya juga harus tahu perkembangan Pilpres 2019 itu," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved