Sedang Asyik BAB, Kemaluan Pria Ini Digigit Ular Piton, Mati-matian Lepaskan Diri
Dua pria ini mengalami insiden yang sama persis, kemaluannya digigit ular piton ketika sedang asyik BAB alias buang air besar.
TRIBUNJABAR.ID - Kejadian tak mengenakkan dialami dua pria di Thailand.
Dua pria ini mengalami insiden yang sama persis, kemaluannya digigit ular piton ketika sedang asyik BAB alias buang air besar.
Kejadian yang dialami dua pria di Thailand ini bak mimpi buruk yang benar-benar terjadi.
Bagaimana tidak, mereka diserang ular Piton di tempat yang tidak terduga, yaitu toilet.
Parahnya, bagian kemaluan mereka lah yang diserang reptil tersebut.
Kejadian pertama menimpa Atthaporn Boonmakchuay (40) pada 2016 lalu.
Suatu pagi ia hendak memulai kegiatannya seperti biasa.
Atthaporn pergi ke kamar mandi di rumahnya di Chachoengsao, timur ibukota Bangkok untuk buang air besar.
Saat sedang jongkok, tiba-tiba muncul seekor ular piton sepanjang 3,5 meter dari lubang toilet dan langsung menggigit kemaluan Atthaporn Boonmakchuay.
• Staf Khusus Gubernur DKI Merasa Ditipu Lion Air, Kisahnya Saat Mudik Itu Viral di Media Sosial
• Laga Lawan Persib Bandung Ditunda, Arema FC Minta Aremania Sabar Soal Penggantian Tiket
Setelah merasakan gigitan, Atthaporn Boonmakchuay berusaha mati-matian membebaskan diri.
Seperti dilaporkan Daily Mail, Atthaporn meraih bagian kepala ular tersebut dan mencoba melepaskan gigitan.
Saat itu, rahang ular piton terlihat mengigit bagian ujung kemaluan Atthaporn.
Atthaporn diketahui sempat berteriak meminta tolong kepada istrinya.

Sebelum jatuh pingsan, Atthaporn berhasil mengikat kepala ular dan diikatkan pada pintu kamar mandi.
Ia kemudian dibawa ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan setelah kehabisan banyak darah dalam insiden mengerikan tersebut. Kondisinya berangsur pulih seiring perawatan di rumah sakit.
Dalam video yang beredar, terlihat petugas keamanan mengeluarkan piton tersebut dari lubang toilet.
Berdasarkan laporan, ular piton itu masuk lewat pipa rumah sebelum akhirnya muncul di toilet.
Reptil tersebut kemudian dibebaskan kembali ke alam liar, menurut laporan Bangpakong News.
Insiden kedua dialami warga Thailand lainnya, Terdsak Kaewpangpan.
Ular sepanjang tiga meter muncul dari toilet kantor dalam rumahnya di Bangkok, Lat Phrao, lalu menggigit bagian penisnya.

Terdsak membagikan momen mengerikan ketika taring-taring hewan itu itu menyerang bagian sensitifnya, saat sedang buang air besar di pagi hari.
“Saat itu saya hendak bergerak dari toilet, lalu saya merasakan gigitan. Saya langsung tahu itu adalah ular. Saya berdiri, meremas kepala piton dan memelintirnya. Saya melihat darah ada di mana-mana,” ujarnya dalam cuplikan wawancara TV Amarin.
Terdesak meminta bantuan tetangganya yang kemudian datang membantunya.
Mereka membawa Terdsak ke rumah sakit.
Sementara petugas kontrol hewan dipanggil untuk menangkap ular di dalam toilet.
Di rumah sakit, pria berusia 45 tahun itu menerima 15 jahitan dari ujung penis sampai ke skrotumnya.
Mengenal Jenis-jenis Ular Piton
Peneliti ular dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, menguraikan bahwa setidaknya ada 13 jenis piton yang hidup di Indonesia.
Apa saja dan bagaimana ciri-cirinya? Berikut uraian singkat berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari Reptile Database dan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
1. Sanca batik (Python reticulatus)

Punya pola warna menyerupai batik. Penyebarannya di seluruh Asia Tenggara.
Di Indonesia, bisa dijumpai dari Sumatera hingga Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Jenis ini terdaftar sebagai reptil terpanjang di dunia. Panjangnya bisa mencapai 8 meter.
2. Sanca Bodo atau Python Burma (Python bivittatus)
Piton ini merupakan jenis yang paling fenomenal.
Tersebar di Sumatera, Jawa, hingga Bali, piton ini makin sulit ditemui di hutan yang jadi habitat aslinya tetapi justru jadi spesies invasif di Amerika Serikat.

Jenis piton ini banyak diperdagangkan sehingga statusnya menurut IUCN pun "Rentan".
3. Sanca Darah (Python brongersmai)
Jenis piton ini ditemukan di Sumatera. Tubuhnya pendek, maksimal 3 meter, dam cenderung gemuk.

Ciri utamanya adalah warna tubuh yang kemerahan, menyerupai darah.
Ular ini juga kerap disebut sebagai ular sawah darah atau ular tepek.
4. Sanca Darah Hitam (Python curtus)
Spesies ini juga ditemukan di Sumatera dan memiliki tubuh pendek seperti P brongersmai.

Bedanya, warnanya cenderung lebih gelap.
Sanca darah hitam juga jadi salah satu incaran pedagang kulit hewan sebab pola warnanya yang menarik untuk bahan dasar tas, sepatu, atau aksesori lainnya.
5. Puraca (Python breitensteini)

Jenis ini sebelumnya dianggap satu spesies dengan Phyton curtus namun akhirnya dipisahkan.
Ular ini endemik Borneo dan punya warna dominan coklat.
Oleh warga lokal, ular yang tak akan lebih dari 3 meter ini kerap disebut ripung atau lipung.
6. Sanca Bulan (Simalia boeleni)

Jenis piton ini hidup di pegunungan Papua pada ketinggian lebih dari 1.750 meter di atas permukaan laut.
Warnanya cenderung kehitaman.
Panjang tubuh dewasanya hanya sekitar 3 meter sehingga mangsanya pun hewan-hewan kecil.
7. Sanca Hijau (Morelia viridis)

Di Indonesia, jenis ini ditemukan di Papua.
Bila jenis sanca lainnya berwarna gelap, jenis ini berwarna hijau terang.
Berukuran tak terlalu panjang, ular ini banyak ditemukan di pepohonan.
Ular berwarna hijau agar bisa menyamarkan diri sebagai dedaunan.
8. Sanca Permata (Morelia amethistina)

Piton ini juga dijumpai di Papua.
Karakteristik utamanya adalah warna sisik yang terang menyerupai permata.
Sanca permata terpanjang yang pernah ditemukan mencapai 8,5 meter.
Tapi, itu langka.
Biasanya, ukuran 5 meter pun sudah tergolong besar untuk jenis ini.
9. Piton Halmahera (Morelia tracyae)

Jenis piton ini mirip dengan sanca permata tetapi tersebar di wilayah berbeda.
Morelia tracyae tersebar hanya di wilayah Halmahera, mencakup Ternate, Tidore, hingga Tanimbar.
10. Piton Maluku (Morelia clastolepis)

Jenis ini tersebar di wilayah Maluku.
Karakteristik utamanya adalah warna tubuh yang coklat terang.
11. Sanca Pelangi (Liasis fuscus)

Jenis piton ini ditemukan di Papua.
Warna tubuhnya sebenarnya coklat, tetapi akan menyerupai pelangi bila terkena cahaya.
Ular ini aktif pada malam hari.
Saat siang, ular ini biasanya bersembunyi di vegetasi atau di dekat sungai.
12. Sanca Mata Putih (Liasis savuensis)

Jenis ini juga tersebar di Papua.
Panjangnya hanya sekitar 1,5 meter sehingga kadang disebut piton terkecil di dunia.
Karakteristik utamanya adalah bagian mata yang berwarna putih.
Ular ini biasanya memangsa tikus dan hewan berukuran sedang.
13. Sanca Coklat (Leiophyton albertisii)

Piton berwarna ini biasaa ditemukan di Papua.
Warnanya sebenarnya coklat tetapi akan tampak mengkilau bila terkena cahaya.
Panjangnya tak lebih dari 2,5 meter.
(Tribun Jabar & Kompas.com)