Kerusuhan di Jakarta
Kejanggalan-kejanggalan di Kerusuhan 22 Mei menurut Kapuskamnas, Termasuk Kondisi 8 Korban Tewas
Hermawan mengatakan luka tembak yang dialami oleh empat korban tewas di Rumah Sakit Polri adalah single bullet atau satu peluru.
TRIBUNJABAR.ID - Temukan kejanggalan luka tembak korban tewas dalam kerusuhan 22 Mei, Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Kapuskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ), Hermawan Sulistyo pastikan pelaku penembakan bukan polisi.
Hermawan mengatakan luka tembak yang dialami oleh empat korban tewas di Rumah Sakit Polri adalah single bullet atau satu peluru.
Hal itu disampaikan oleh Hermawan saat menjadi narasumber dalam program Kompas Petang yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV Jumat (24/5/2019).
Sebelumnya ia menilai terdapat kejanggalan dari kedelapan korban yang tewas dalam kerusuhan 22 Mei.
"Delapan orang yang mati itu, sampai sekarang tidak ada data satu pun di semua rumah sakit yang dikirim mayatnya."
"Yang bawa mayatnya itu siapa? Nggak ada datanya," ujar Hermawan dilansir Tribunnews.com dari tayangan Kompas Petang.
Kejanggalan kedua terkait korban penembakan yang tewas yakni adanya keseragaman lokasi luka tembak.
"Yang kedua, yang luka tembak, empat yang di Rumah Sakit Polri itu semua single bullet, ketembak dari samping kanan leher."
"Single bullet itu, satu peluru mengenai kepala," jelasnya.
Hermawan mengatakan bahwa luka tembak semacam itu tak mungkin terjadi jika pelaku penembakannya adalah polisi.
Sebab, kata dia, saat melakukan penembakan dalam kerusuhan polisi tentu melepaskan tembakan secara acak.
"Kalau (pelakunya) polisi, dia pasti banyak, biasanya lubangnya nggak hanya satu."
"Dan yang paling gampang nembak badan, ada lubang dua atau apa. di depan atau belakang," ujar Hermawan.
• Curhat Pria Kena Getok Harga Rp 200 Ribu usai Makan di Tepi Jalan,Ternyata Ada yang Kena Rp 700 Ribu
• Gampang, Menguak Siapa Dalang Kerusuhan 22 Mei, Ini Bukti-buktinya
• Agar Tidak Jadi Spekulasi, Polisi Diminta Segera Tangkap Dalang Kerusuhan 22 Mei
Mendapati jawaban tersebut, pembawa acara memastikan bahwa jawaban Hermawan tersebut berarti ia yakin bahwa pelaku penembakan tersebut bukanlah polisi.
"Jadi bisa dipastikan bukan polisi, maksud anda begitu?" tanya sang pembawa acara memastikan.
"Bukan polisi, iya," jawab Hermawan.
Selain itu, ia lantas menyinggung senjata yang biasa digunakan oleh perwira berjenis glock.
