Kerusuhan di Jakarta

17 Berita Hoaks dan 13 Disinformasi Warnai Aksi 22 Mei dan Kerusuhan di Jakarta

Sebanyak 17 berita hoaks dan 13 disinformasi tersebar dari tanggal 22 Mei 2019 hingga 24 Mei 2019.

Editor: Theofilus Richard
Intisari
ilustrasi hoaks 

TRIBUNJABAR.ID – Sebanyak 17 berita hoaks dan 13 disinformasi tersebar dari tanggal 22 Mei 2019 hingga 24 Mei 2019.

Kebanyakan dari informasi tersebut berkaitan dengan aksi 22 Mei dan kerusuhan di Jakarta.

Dari laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo), beberapa hoaks yang paling banyak menyita perhatian publik, di antaranya adalah pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dilakukan dalam senyap.

Ada juga mengenai penyerangan masjid dan penggunaan peluru tajam oleh kepolisian, juga kabar adanya anggota polisi China di barisan pengaman demo kemarin.

Semua informasi tersebut sempat diterima masyarakat melalui berbagai saluran media sosial.

Rugi Rp 20 Juta Gara-gara Dijarah Saat Kerusuhan 22 Mei, Usma Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana

Namun, pada akhirnya satu per satu mendapatkan klarifikasi dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Misalnya kepolisian melalui Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal yang membantah adanya penyerangan terhadap rumah ibadah dan menyebut pihaknya sama sekali tidak menggunakan peluru tajam selama mengamankan aksi 22 Mei.

Laporan berita hoaks dari Kominfo
Laporan berita hoaks dari Kominfo (Kominfo)

Selanjutnya, Komisioner KPU Ilham Saputra juga menjelaskan alasan mengapa pengumuman dilakukan pada dini hari.

Hal itu dilakukan karena semua proses penghitungan baik di tingkat provinsi maupun di luar negeri telah rampung.

Adapun anggota Brimob yang disebut sebagai anggota polisi dari China ternyata merupakan WNI dan berasal dari Sulawesi Utara.

Ia memang memiliki mata yang sipit dan kulit putih menyerupai orang dari etnis China.

Sosok Briptu Andre Iroth, Anggota Brimob yang Dituduh Polisi Impor dari China

Sementara itu, beberapa disinformasi ini juga sempat membuat bingung masyarakat sebagai pihak yang menerimanya.

Laporan disinformasi Kominfo
Laporan disinformasi Kominfo (Kominfo)

Misalnya, informasi tentang Polri yang lepas tangan atas banyaknya korban tewas akibat peluru tajam atau massa dari berbagai daerah berbondong-bondong datangi Jakarta.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut kepolisian tidak menggunakan peluru tajam apalagi hingga menyebabkan enam massa tewas.

Ia meminta masyarakat tidak langsung menuduh aparat atas kejadian ini.

Penyebar Info Ada Tiga Brimob dari China Diterjunkan di Aksi 22 Mei Minta Maaf

Namun, informasi ini diplintir sehingga muncul makna yang berbeda.

Terakhir, tentang beberapa foto yang menunjukkan sejumlah massa bergerak di jalanan. foto itu diambil saat kampanye akbar salah satu paslon di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Dalam gambar, terlihat banyak massa yang membawa bendera partai politik.

Selain hoaks dan disinformasi tersebut, masih terdapat sejumlah informasi tidak benar lainnya yang berhasil dikonfirmasi berbagai media massa dan dirangkum menjadi satu oleh Kominfo. (Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella)

Satu Korban Kerusuhan Aksi 22 Mei Tewas Diterjang Peluru Tajam, Polisi Mengakui dan Cari Asal Peluru

Polisi Bantah Tuduhan Gunakan Peluru Tajam

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved