Ini Perilaku Ganjil Sugeng Pemutilasi di Pasar Besar Malang dan Penyebab Dia Berkelakuan Aneh

"Sugeng ini dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu," ujarnya.

Editor: Ravianto
polres malang kota
Sugeng Angga Santoso, pelaku mutilasi yang jasadnya ditemukan di Pasar Besar Malang. Sugeng diketahui memiliki gangguan jiwa. 

TRIBUNJABAR.ID, MALANG - Pelaku mutilasi perempuan di bekas Matahari Department Store di Pasar Besar Malang akhirnya ditemukan.

Dia adalah Sugeng Angga Santoso, warga yang dulu pernah tinggal di Jodipan Wetan Gang Ill RT 04 RW 06 Kota Malang.

Dari penuturan warga Jodipan, terungkap rekam jejak mengerikan Sugeng Angga Santoso.

Tak tanggung-tanggung, kelakuan Sugeng itu dari yang membahayakan nyawa sampai menghilangkan harta benda.

Narko (51), tetangga ketika Sugeng tinggal di sana termasuk salah satu korban.

Rumah Narko di Jodipan pernah nyaris dibakar oleh Sugeng, 2011 silam.

Narko memang melaporkan pembakaran rumah itu kepada polisi.

Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tempat tidur Sugeng di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang. Kamis (16/5) Sugeng merupakan terduga pelaku mutilasi di Matahari Pasar Besar Kota Malang.
Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tempat tidur Sugeng di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang. Kamis (16/5) Sugeng merupakan terduga pelaku mutilasi di Matahari Pasar Besar Kota Malang. (suryamalang.com/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah)

Namun, polisi enggan menangkap Sugeng karena ternyata dia pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Lawang.

Narko paham bagaimana kelakuan Sugeng karena rumahnya memang berdempetan.

"Sugeng ini dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu," ujarnya.

 Teror Tembakan Airsoft Gun Hantui Warga Ciparay Bandung, Menyasar Kaca Rumah dan Mobil

 DP Terduga Pembunuh Kasir Indomaret Ternyata Dipergoki Warga, Lolos Karena Mengaku Kuli Bangunan

Narko mengatakan, Sugeng memang dari dulu memiliki kelainan. 

Tak hanya Sugeng saja, namun beberapa keluarganya juga memiliki sifat aneh seperti Sugeng.

"Amit sewu, sepertinya gangguan ini sudah menggaris di keluarganya. Buktinya keluarganya saja sudah tidak tahu menahu," ucapnya.

Narko menuturkan cara komunikasi Sugeng memang seperti orang yang memiliki gangguan jiwa.

Tapi, ketika dibawa ke rumah sakit jiwa, dia bisa berkomunikasi layaknya orang normal.

"Sugeng ini kalau berbicara sama orang normal modelnya seperti orang gila. Tapi, kalau pihak Rumah Sakit Jiwa yang mengajak berbicara dia kayak orang normal. Itu yang membuat RSJ tidak membawanya," terang Narko.

Sementara Muhammad Luthfi (46) Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan mengatakan, Sugeng dulu merupakan warga Jodipan.

Dia dulu tinggal bersama  dengan kedua orang tuanya. Setelah rumah yang ditinggali Sugeng dibeli oleh ayahnya Lutfhi, Sugeng akhirnya meninggalkan Jodipan.

"Sekitar 7-8 tahun lalu, rumahnya Sugeng dibeli ayah saya. Saya juga tidak tahu, kenapa rumah itu sampai dibeli. Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana," ucapnya.

Sejak saat itu, Sugeng jarang sekali terlihat bersliweran di kampung.

Sugeng lebih banyak terlihat di pinggir jalan, tepatnya di daerah Jalan Gatot Subroto hingga sekitaran Pasar Besar.

Kata Lutfhi , baru sekitar 5 bulan ini Sugeng kembali terlihat di Jodipan.

Dia tidur di samping rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill RT 02 RW 06.

Di rumah itu pula, Sugeng menulis beberapa tulisan aneh.

Termasuk menyebut nama tuhan dan nama beberapa keluarganya.

"Keluarga Sugeng ini banyak, namun kebanyakan ya amit sewu, memiliki kelainan juga. Seperti yang dialami Sutoyo, kakak Sugeng yang sudah tidak mau tahu lagi dengan tetangga kanan kiri," ucapnya.

Kata Lutfhi, Sugeng juga sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.

Dia suka menyapa anak-anak, dan anak-anak di sini juga tidak ada yang takut sama Sugeng karena sering diajak bercanda.

Lutfhi mengaku, di setiap tulisan yang Sugeng tulis di tembok seperti ada kata-kata dendam.

"Entah itu dendam dengan warga, keluarganya, atau merasa seperti dikucilkan setelah diusir oleh warga," terangnya.

Luthfi yang juga pedagang di Pasar Besar Kota Malang ini, sudah menduga jika pelakunya Sugeng ketika melihat tulisan yang ditulis pelaku mutilasi.

Menurut Luthfi, font yang ditulis di tulisan itu, dan kata-kata yang ada ditulisan itu hampir mirip dengan yang ditulis pelaku mutilasi.

"Saya sudah menduga kalau pelakunya itu Sugeng. Karena setiap hari kalau saya ke masjid pasti melewati rumah yang ditinggali sugeng. Jadi saya tahu persis," ucapnya.

Di rumah yang kini ditinggali Sugeng itu juga terdapat beberapa tulisan yang dibuat oleh Sugeng.

 Sedikitnya ada dua tulisan besar dan beberapa tulisan kecil yang di tulis di tembok putih itu.

Sejumlah tulisan itu bertuliskan:

"Dendam sang arwah, Sugeng Angga Santoso",

"Melalui para utusan Allah SWT besok kalau aku mati, pembalasannya lebih kejam".

Rumah yang ditinggalinya itu merupakan rumah kosong dan Sugeng biasa tidur di samping rumah tersebut.

Misteri Tiga Pesan Kematian

Pembunuhan sadis disertai mutilasi terjadi di Pasar Besar Kota Malang.

Korban pembunuhan sadis itu ditemukan di dalam Pasar Besar Kota Malang, tepatnya di lantai atas bekas gerai Matahari Department Store, Selasa (14/5/2019).

Tubuh korban yang ditengarai perempuan berusia sekitar 34 tahun itu sudah terpotong menjadi 6 bagian.

Polisi menemukan tiga tulisan di lokasi penemuan mayat korban mutilasi di gedung eks Matahari Department Store Pasar Besar, Kota Malang itu.

Dari tiga tulisan yang ditemukan, satu tulisan ditulis di kertas dan dua lainnya ditulis di dinding gedung menggunakan pulpen.

"Ada tiga tulisan dan sudah kami amankan sebagai barang bukti," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, ketika ditemui di lokasi kejadian, Selasa (14/5/2019).

5 Fakta kasus mutilasi di Malang, ditemukan tiga pesan rahasia hingga tato yang tertulis di kaki korban.
5 Fakta kasus mutilasi di Malang, ditemukan tiga pesan rahasia hingga tato yang tertulis di kaki korban. (SURYA MALANG / Aminatus Sofya)

Salah satu tulisan berbunyi seperti berikut:

"Orang ruwet lihat kalau akan menjelang mau meninggal dunia atau mati bahasa inggri is det siksaan penyakit komplikasi mati mengenaskan".

Kemudian tulisan lain yang ditulis di kertas menggunakan tinta berwarna merah berbunyi:

'Pusat ruwetanmu di manapun berada yang buat sarang ruwet-ruwetanmu semua terbukti jadi ruwetnya mayat ratusan juta mayat terbelah sama keranda yang dipikul pendosa innalillahi wainalilahi rojiun ikannya ruwet-ruwet siyita + suyitno jadi seluruh se Malang Raya Kota Malang Jawa Timur'.

Tulisan lain, juga berbunyi hal yang sama bahwa orang jahat akan mendapat balasan dari perbuatannya.

Asfuri mengatakan saat ini polisi masih mendalami kasus mutilasi itu dengan memeriksa tiga saksi.

MUTILASI - Polisi menunjukan tulisan yang ditemukan di dekat potongan tubuh korban mutilasi di Lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (14/5/2019). Pada lokasi penemuan bagian tubuh korban mutilasi yang berjenis kelamin perempuan itu ditemukan sejumlah tulisan.
MUTILASI - Polisi menunjukan tulisan yang ditemukan di dekat potongan tubuh korban mutilasi di Lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (14/5/2019). Pada lokasi penemuan bagian tubuh korban mutilasi yang berjenis kelamin perempuan itu ditemukan sejumlah tulisan. (Hayu Yudha Prabowo)

Asfuri mengatakan, saat ini polisi masih mendalami kasus mutilasi itu dengan memeriksa tiga saksi.

Korban mutilasi di eks gedung Matahari Department Store Pasar Besar itu berjenis kelamin perempuan berusia sekitar 34 tahun.

Selain tulisan, polisi juga mendapatkan petunjuk dari tato korban.

Tulisan tato di telapak kaki korban mutilasi yang ditemukan di Pasar Besar Kota Malang, Selasa (14/5/2019) menjadi petunjuk menguak misteri identitas korban.

Meski demikian, ada dua petunjuk yang bisa diperdalam dari tato permanen ini diukir di kedua kaki korban tersebut.

Sesuai keterangan Kanit Inafis Polres Malang Kota, Iptu Subandi, tato tersebut berbentuk tulisan dan berbeda antara kaki kanan dan kiri.

Tato di kaki sebelah kiri bertuliskan 'Sugeng'.

Tidak jelas apakah sugeng itu nama seseorang atau kata dalam bahasa Jawa yang artinya selamat.

Sementara di kaki sebelah kanan bertuliskan 'Bertemu dengan keluarga gereja comboran bersama saudara'.

Menurut Subandi, hingga kemarin polisi masih belum melakukan identifikasi terhadap mayat korban mutilasi karena bagian jari si mayat masih mengeras.

"Tadi kami injeksi cairan supaya jarinya melunak. Kalau nanti belum bisa, kami rendam," kata dia.

Subandi mengatakan, potongan tubuh mayat korban mutilasi yang ditemukan dalam kondisi membusuk termasuk tubuh dan kaki.

Diperkirakan, mutilasi terhadap korban dilakukan empat hari lalu.

"Bagian lain selain jari itu membusuk. Termasuk tubuh dan kaki," ucapnya.

Mayat korban mutilasi ditemukan di eks Gedung Matahari Department Store Pasar Besar hari ini sekitar pukul 13.30 WIB.

Tubuh korban mutilasi itu dipotong menjadi enam bagian dan ditemukan secara terpisah.

Eks gedung Matahari Department Store telah lama tidak ditempati sejak Pasar Besar terbakar dua tahun lalu.

Temuan Daging Manusia

Di lokasi tempat ditemukan potongan tubuh itu, juga ditemukan segumpal daging milik korban.

Daging-daging tersebut dibungkus ke dalam kresek plastik.

Pihak Polres Malang Kota saat ini tengah mendalami kasus ini.

Asfuri menjelaskan, badan korban yang ditemukan di kamar mandi masih mengenakan pakaian dan celana dalam.

Penemuan mayat korban mutilasi dan tulisan
Penemuan mayat korban mutilasi dan tulisan (TRIBUNJATIM.COM)

Hanya saja, tangan, kaki dan kepala sudah di mutilasi satu per satu.

"Ada enam bagian yang telah diamankan oleh petugas. Sementara kami akan melakukan sidik jari guna mengungkap identitas korban. Untuk selebihnya, kami akan melakukan penyelidikan," pungkasnya.

Seperti diketahui, potongan kaki dan tangan itu ditemukan oleh Trisno Harianto saat ia mencium bau busuk di Parkiran Lantai II Matahari Pasar Besar, Kota Malang.

Saat ditemukan, potongan kaki dan tangan itu berada di Parkiran Lanta II Matahari Pasar Besar.

Menurut kesaksian Trisno Harianto, pedagang di Pasar Besar mengatakan, penemuan itu bermula saat dirinya mencium bau busuk.

"Bau busuk itu menyengat dari bawah, karena penasaran kami dengan pedagang sepakat untuk naik ke atas," ujarnya.

Potongan tubuh mayat korban mutilasi ditemukan berpencar di tiga titik berbeda.

Potongan kedua kaki ditemukan di tangga sisi timur bersama potongan tangan.

Sementara kepala dan tubuh korban masing-masing ditemukan di tangga bagian tengah dan kamar mandi.

Potongan mayat manusia ini pertama kali ditemukan oleh Samsul Arifin, seorang pedagang bunga.

Ia mengaku mencium bau yang tidak sedap saat membuka kios dagangannya pada pagi hari.

Dia mengatakan, sebenarnya, bau tak sedap itu sudah diciumnya selama tiga hari. Namun, dia sama sekali tak menggubrisnya.

Karena penasaran aroma busuk tak kunjung hilang, dia dan kakaknya berinisiatif mencari sumber bau dan berniat menyingkirkannya. Semula, dia mengira aroma itu berasal dari bangkai hewan.

Saat itulah, dia mengetahui bahwa aroma busuk yang belakangan dia cium, berasal dari potongan mayat manusia yang sudah membusuk.

Hingga ia bersama dengan pedagang yang lain melaporkan kejadian itu kepada pengurus pasar.

"Baunya bikin kepala pusing, hingga akhirnya kakak saya Abdul Adhim bersama Hilman memutuskan untuk naik ke atas sambil membawa pengki," ujarnya.

Bersama sang kakak, Abdul Adhim (51), Arifin menemukan potongan kaki manusia.

Ia awalnya mengira hanyalah sebuah manekin, setelah dilihat dengan seksama memang benar kaki dari manusia.

"Setelah menemukan potongan tubuh itu kakak saya langsung bilang ke saya ada korban mutilasi. Langsung seisi pasar ini gempar," ujarnya.

Tak lama berselang, petugas kepolisian, Tim Inafis Polres Malang kota, RJT, PMI dan relawan langsung datang ke lokasi kejadian.

Pada waktu itu, suasana telah ramai oleh warga maupun pedagang yang ingin melihat bagian tubuh dari korban.

Setelah suasana disterilisasi, petugas kemudian melakukan olah TKP dan juga mengevakuasi potongan tubuh korban mutilasi tersebut.

Pada saat melakukan olah TKP, Tim Inafis juga menemukan potongan tangan korban yang posisinya tak jauh dari penemuan kaki korban.

Kemudian, Tim Inafis juga menemukan potongan kepala korban, dan yang terakhir tubuh korban ditemukan di kamar mandi.

"Jadi, tubuh korban ini ditemukan di lokasi yang sama namun tempatnya berbeda-beda," ucap Agus Demit, tim relawan pada saat membantu evakuasi. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved