Pelajar di Bandung Dikeroyok Teman-temannya Setelah Saling Ejek di Media Sosial
Seorang pelajar babak belur dikeroyok teman-temannya sendiri, setelah saling ejek di media sosial.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Seorang pelajar babak belur dikeroyok teman-temannya sendiri, setelah saling ejek di media sosial.
Korban berinisial EA (17) ini melaporkan peristiwa yang dialaminya pada Jumat (3/5/2019), ke Mapolrestabes Bandung.
Pengacara EA, Robby Kurnia dikutip dari Kompas.com, menjelaskan, penghinaan secara online ini dimulai dari enam hari yang lalu.
Korban dan pelaku, yang merupakan teman sekolah, berantem secara verbal melalui sosial media.
“Saling melempar ejekan. Sebelumnya para pelaku sudah seringkali melakukan verbal abuse. Korban baru melakukan pembalasan secara verbal kali ini, dimana sebelumnya hanya diam saja dihina,” kata Robby yang dihubungi Sabtu (4/5/2019).
Menurut Robby, pelaku P yang tidak terbiasa dilawan korban, merasa emosi ketika korban melawan balik secara verbal.
Bahkan, P mengumpulkan teman-temannya untuk menganiaya EA.
• Puluhan Orang Tak Dikenal Keroyok dan Bacok Seorang Pemuda di Tangerang Selatan Hingga Tewas
Pada Kamis (2/5/2019), P dan teman-temannya meneror korban via telepon dan media sosial sepanjang hari.
Teror yang dilakukan pelaku ini disaksikan oleh ibu EA.
Bahkan keesokan harinya, P dan teman-temanya berencana mendatangi rumah korban.
“Jumat, 3 Mei 2019 pagi hari, pelaku dan teman temannya ingin membuat rusuh di rumah korban yang notabene adalah restoran. Karena korban merasa tidak enak hati dengan keluarga, apabila keributan terjadi di tempat usaha atau rumah, maka korban membuat fake GPS (share location) seolah-olah korban tidak ada di Bandung melainkan di Jakarta,” kata Robby.
Namun, upaya yang dilakukan EA ini tak berhasil lantaran diketahui oleh pelaku dan teman-temannya.
“Berhubung sudah dekat dengan jam shalat Jumat, korban dan kakek korban pergi ibadah ke masjid. Tetapi alasan tersebut tidak diterima pelaku dan teman temannya dan tetap meneror korban. Sehingga, korban takut kalau pelaku akan tetap menyerbu rumahnya,” tutur Robby.
“Akhirnya korban memutuskan untuk pergi menemui pelaku dan teman-temannya sambil menunggu kakeknya. Korban meminta tolong kepada kenalannya, berinisial I, di masjid,” imbuhnya.
• Daftar Duel Maut Pelajar di Bogor, dari Gara-gara Saling Ejek sampai Duel ala Gladiator
Korban pun kemudian ditemani teman-temannya menemui pelaku di salah satu sekolah di Bandung.
“Kenalan korban setuju menemani korban karena kasihan dan cemas. Kenalan korban ini mengajak teman sekitar 5 orang yang korban tidak kenal untuk menemani saja. Tidak ada niatan untuk menyerbu atau menyerang, hanya bersifat jaga-jaga saja kalau korban diserang. Mereka hanya melihat dari kejauhan,” katanya.
Menurut Robby, kenalan EA ini menyarankannya untuk coba membicarakan baik-baik persoalan tersebut di sekolah mereka, di bawah pengawasan guru untuk menghindari terjadinya keributan.
“Ternyata setelah ditemui di sekolah, pelaku masih terlihat emosi dan mengajak untuk berbicara di luar dan pindah lokasi ke dekat SMA Paulus, dekat Jalan Pasir Kaliki,” tuturnya.
“Di sanalah korban dianiaya dimana teman yang dibawa korban tidak ikut campur hanya mengawasi agar korban tidak terlalu parah dianiaya karena memang I dan kawan-kawan tidak tahu apa permasalahannya,” imbuhnya.
Menurut Robby, kliennya itu tidak melakukan perlawanan karena berada di bawah ancaman akan dikeroyok ramai-ramai.
Korban pun dipukul hingga babak belur.
“Pemukulan dilakukan oleh P dan dikepung oleh temannya (S, I, A, P, dan 3 orang tidak dikenal korban),” kata Robby.
Setelah pemukulan, pelaku dan teman-temannya meninggalkan korban begitu saja, korban kemudian ditawari kenalannya untuk diobati.
“Tetapi, korban minta dipesankan GoJek saja pulang ke rumah. Korban baru sampai di rumah jam 4.30 sore hari dalam keadaan sempoyongan dan babak belur,” imbuhnya.
Akibat pemukulan itu, kata Robby, kliennya tersebut menderita luka-luka, lebam dan pendarahan dalam di mata dan sesak napas.
“Kami tegas minta pelaku untuk ditangkap, kami akan melakukan upaya hukum yang dianggap perlu baik pidana maupun perdata. Stop bullying,” tegasnya.
Dihubungi terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M.Rifai membenarkan adanya laporan tersebut.
Pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap laporan tersebut. “Pasti didalami, ini lagi lidik,” kata Rifai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Saling Ejek di Medsos, Pelajar di Bandung Dikeroyok Teman-temannya"