Kisah Warkina, Guru Honorer di Cirebon yang Dapat Banyak Penghargaan Hingga Level Nasional
Warkina meraih penghargaan sebagai juara 1 Taman Bacaan tingkat Kabupaten Cirebon. Ia pernah meraih berbagai penghargaan tingkat provinsi dan nasional
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Tarsisius Sutomonaio
"Saya tidak setuju adanya sistem kebut semalam yang biasa dilakukan pelajar. Di sini peran orang tua harus dipertahankan sehingga anak-anak mampu berprestasi," ucapnya.
Selain menjadi seorang guru, Warkina biasa berkeliling Cirebon untuk membuka lapak baca. Ada di hajatan, di sekolah, hingga di berbagai pusat keramaian.
Taman Bacaannya itu ada di Desa Suranenggala dan Desa Surakarta, Kecamatan Suranenggala. Di sana, ada tiga titik membaca, yaitu warung baca, bengkel baca, dan dapur ilmu.
Dalam sehari, taman baca tersebut biasa dikunjungi berbagai kalangan pelajar dan masyarakat dari berbagai kecamatan.
• Sudah 10 Bulan, Anak Guru Honorer Derita Sakit Auto Imun, Butuh Dana Ratusan Juta Rupiah
"Yang datang rutin itu tiap harinya sekitar 10 hingga 20 orang. Relawan literasinya mencapai 50 orang," katanya kepada Tribun Jabar.
Dalam membentuk komunitas bacanya, Warkina mengalami beberapa kesulitan, di antaranya saat anggota sibuk, dia harus melaksanakan kegiatan sendirian.
Setelah mendapatkan penghargaan kali ini, Warkina sangat berterima kasih kepada Pemkab Cirebon yang mengapresiasi perjuangannya.
Motor yang didapatnya saat ini akan digunakan untuk inventaris taman baca. Kegiatannya saat ini, akan diteruskan sepanjang hayatnya.
"Prinsipnya, yang membaca di saya itu yakni tanpa syarat dan tanpa batas," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Asdullah Anwar, pihaknya memberikan penghargaan kepada seluruh guru berprestasi. Tahun ini, ada delapan guru yang mendapatkan sepeda motor.
"Kami ingin memberikan apresiasi terhadap perjuangan mereka. Tidak ingin juga membedakan antara guru honorer maupun PNS, semuanya sama," ucap Asdullah.