Lestarikan Budaya Jawa, UKM Djawa Tjap Parabola Telkom University Gelar Ludruk 'dengan Lakon Ini
Suasana kejawen begitu sangat terasa saat memasuki GSG Telkom University dalam puncak acara Parama Budaya 2019 . . .
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Dedy Herdiana
"Makanya kemudian disebut Banyuwangi sebagai asal-usul Kota Banyuwangi," ujarnya.
Meski mengangkat cerita sejarah Kota Banyuwangi, Jawa Timur, suasana hangat begitu sangat terasa.
Bahkan gelak tawa sesekali terdengar saat para pemain mengeluarkan lelucon yang sangat khas. Tidak lupa di dalamnya diselipi sentilan-sentilan kritikan politik baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.
Para penonton ini berasal dari seluruh daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang saat ini tengah merantau di Bandung, seperti dari Surabaya, Yogyakarta, Solo, Banyuwangi, Malang dan masih banyak lagi.
Para penonton yang sebagain besar mahasiswa ini benar-benar tampak terhibur. Mereka benar-benar seolah kembali pulang ke kampung halaman mereka di jawa.
Sajian kesenian khas jawa yang sangat lengkap dimulai dari tari, keroncong, karawitan dan ludruk ini mampu memenuhi rasa rindu mereka akan keluarga dan rumah mereka. Berada di perantauan membuat mereka seolah lupa akan budaya mereka karena sangat jarang mengapresiasi kesenian-kesenuan khas jawa.
"Parama Budaya ini merupakan kegiatan melestarikan budaya jawa. Harapan yang paling utama meskipun jauh dari rumah, tapi kami harus melestariakan tradisi budaya karena ini tugas wajib dari semua generasi saat ini," katanya.
Menurutnya sangat wajar jika budaya lokal seperti budaya jawa ini mulai tergerus oleh budaya asing. Hal ini sebagai resiko dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. Namun bagaimana caranya agar budaya lokal ini tetap bertahan dan lestari.
"Kita bisa meniru budaya asing tapi jangan sampai melupakan budaya sendiri. Harus ada akulturasi budaya baik lokal maupun asing, dimana harus ada penerapan budaya asing yang sewajarnya pantas atau tidaknya," tuturnya.
Sementara Ketua UKM Djawa Tjap Parabola sendiri Farizal Ramadhana menuturkan pertunjukan ludruk 'Arum Kasetyaning Sri Tanjung sendiri merupakan acara puncak dari Parama Budaya 2019 yang rangkaian acaranya telah digelar sejak Januari lalu.
Acara dimulai dari kegiatan opening yang diisi dengan berbagai kegiatan lomba layaknya agustusan.
Selain itu acara Parama Budaya ini juga diisi dengan kegiatan lomba dan ajang pemilihan duta Dimas dan Diadjeng yang diikuti oleh seluruh komunitas-komunitas kesenian daerah (Jawa) yang ada di Bandung Raya.
Selain itu ada kegiatan bakti sosial dan temu alumni UKM Djawa Tjap Parabola untuk menjaga tali silatutahmi sesama anggota UKM.
"Acara ini juga sebagai puncak perayaan ulang tahun UKM Djawa Tjap Parabola yang ke 25 tahun," pungkasnya. (mud)