Pilpres 2019
Pengamat Politik Unpar Ini Sebut Pertemuan UAS dan Prabowo akan Tingkatkan Suara Capres-Cawapres 02
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, mengatakan pertemuan itu akan mendongkrak perolehan suara Prabowo
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID. BANDUNG - Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, mengatakan pertemuan antara Ustaz Abdul Somad (UAS) dengan Prabowo Subianto pada 11 April 2019 yang kemudian videonya beredar viral di media sosial, akan mendongkrak perolehan suara pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan ini mengatakan sosok UAS yang dikenal sebagai salah satu ulama besar di Indonesia, dan salah satu yang paling terkenal di dunia maya, menjadi panutan bagi banyak warga Indonesia.
Pertemuan tersebut, katanya, bisa menjadi rujukan bagi yang selama ini mengagumi UAS untuk menentukan pilihannya di Pilpres 2019.
Asep menjelaskan bahwa Indonesia masih berada pada budaya politik kaula atau subjek.
Satu di antara ciri budaya politik kaula ini adalah pilihan masyarakatnya bergantung pada petunjuk dari tokoh atau orang berpengaruh.
"Kan ada istilah kalau di masyarakat Sunda, milih mah kumaha anu dibendo. Dalam arti luas, pilihan tergantung kepada orang yang punya wibawa dan punya pengaruh, yang bisa menjadi rujukan bagi pemilih," kata Asep di Bandung, Jumat (12/4/2019).

Endorsement orang berpengaruh seperti UAS kepada Prabowo, katanya, akan sangat memengaruhi masyarakat, terutama yang selama ini menganggap sosok UAS sebagai panutan atau idola.
Endorsement inilah, katanya, juga yang dibutuhkan capres dalam memperkuat raihan suaranya.
"Karena masih budaya politik kaula, yang masih merujuk pada tokoh yang berwibawa dan berpengaruh, maka endorsement dibutuhkan pemilih atau paslon itu sendiri. Ketika terjadi dialog eksklusif (Prabowo-UAS) seperi itu, akan jadi terkonfirmasi bahwa tokoh berpengaruh itu mendukung, dalam hal ini UAS kepada Prabowo. Itu akan dipakai menjadi referensi pemilih," tutur Asep.
• Pengamat Ini Sebut Program 3 Kartu Jokowi di Pilpres 2019 Terlalu Biasa, Sama Seperti Pilpres 2014
Bukannya tidak mungkin, kata Asep, pertemuan tersebut juga akan memengaruhi pemikiran orang yang selama ini menggemari UAS tetapi menyatakan akan memilih untuk Jokowi-Maruf Amin.
"Tapi tergantung, kalau selama ini orangnya menjadikan UAS sebagai tokoh idola atau favorit, bisa saja pindah pilihan. Tapi kalau orangnya merasa beda urusan karena menyukai UAS dari ilmu dan tausiah yang disampaikan, sedangkan kalau politik punya referensi lain, artinya enggak ngaruh untuk orang ini," katanya.
Tokoh agama, katanya, memang menjadi referensi utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
• VIDEO-Kampanye Jokowi di Mekargalih Sumedang Ala Presiden Turki Erdogan, Gunakan Hologram Sapa Warga
Hal ini didasarkan keyakinan masyarakat terhadap tokoh tersebut yang sudah mengkaji pilihannya berdasarkan berbagai hal dari sisi agama.
Endorsement terkuat lainnya, katanya, berada di tangan para akademisi.
Tokoh akademisi selain menjadi rujukan para alumni dan mahasiswa, juga menjadi referensi masyarakat karena pilihan akademisi dinilai menjadi referensi yang jujur, rasional, dan terukur, dengan kajian yang mendalam dan tidak sembarangan.