Sains

Sejarah Penemuan Black Hole, dari Ide di Abad 18 yang Tak Diperhatikan, Kini Populer Berkat Fotonya

Sejarah penemuan black hole. Dari abad ke-18 yang digagas oleh John Michell, sekarang semakin populer berkat fotonya.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar (EHT via Kompas.com dan EcuRed)
Foto black hole dan John Michell 

Melalui observasi yang sangat hati-hati, astronom memperkirakan di angkasa ini dihiasi oleh jutaan lubang hitam atau black hole.

Di era modern ini, banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi di alam semesta mengelilingi black hole pada pusat galaksi.

Hari Ini Badai Matahari Diprediksi Terjang Bumi, Disebut Dampaknya Ganggu GPS, Begini Kata LAPAN

Lantas, bagaimana black hole terbentuk?

Lubang hitam atau black hole, tercipta saat kekuatan gaya gravitasi melebihi kekuatan suatu objek di luar angkasa, begitu menurut laman infoastronomy.org.

Kendati demikian, tak semua objek menjadi black hole, misalnya bumi atau matahari.

Pasalnya, kekuatan atom dan nuklir dalam objek tersebut lebih kuat ketimbang tekanan gravitasinya.

Sebaliknya, gravitasi akan menang jika objek memiliki massa yang sangat besar.

Nah, massa black hole akan terus semakin besar ketika semakin banyak pula materi di dekatnya yang terhisap.

Jika melintas terlalu dekat, semua materi pasti akan terhisap dan tak bisa lari.

Badai Matahari Diprediksi akan Terjang Bumi pada 15 Maret, Apa Saja Dampak yang Mungkin Ditimbulkan?

Jadi, black hole sebenarnya hanya bisa menarik materi yang sangat dekat dengannya.

Jarak terjauh materi yang bisa dihisap black hole adalah 10 mil.

Selain dengan cara menghisap materi, massa black hole juga bisa bertambah ketika bertubrukan dengan black hole lainnya, sehingga menghasilkan black hole yang lebih besar.

Beruntung, saat ini kita bisa melihat potret black hole.

Temuan foto black hole ini disebut-sebut berkaitan dengan misteri terbentuknya alam semesta.

Menurut Kompas.com, gambar black hole yang dapat dipotret itu berada di galaksi M87, berjarak 500 triliun kilometer dari Bumi.

Adalah perangkat teleskop bernama Event Horizon Telescope (EHT) berjumlah delapan yang ditempatkan di sejumlah wilayah di dunia yang berjasa mengabadikannya.

Tak hanya itu proyek penelitan yang direkturnya adalah Sheperd S Doeleman dari Center for Astrophysics, Harvard Smithsonian ini juga melibatkan 200 ilmuwan dan memakan waktu sekitar dua tahun.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved