Sejarah Bandung
Situasi Genting di Bandung 73 Tahun Lalu, Puncaknya Bandung Jadi Lautan Api
Situasi genting di Bandung 73 tahun lalu. Puncaknya terjadi Bandung Lautan Api.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hari ini 73 tahun silam situasi di Bandung dalam kondisi genting.
Pihak Inggris yang sudah ada di Bandung memberitahu Perdana Menteri Syahri akan ada operasi yang dijalankan dan mendesaknya untuk memastikan bahwa operasi itu tidak menimbulkan pertempuran dengan mengatur penarikan seluruh unit militer dan orang bersenjata Indonesia dari wilayah dalam radius 11 km dari pusat Kota Bandung.
Ini merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.
Puncaknya, tanggal 24 Maret 1946 Bandung menjadi lautan api.
Tanggal 24 Maret kemudian diperingati sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
Peristiwa itu, merupakan pembumihangusan Kota Bandung yang dilakukan oleh masyarakat dan Tentara Republik Indonesia (TRI) atau yang sekarang TNI.
Aksi tersebut merupakan aksi heroik masyarakat Kota Bandung, lantaran tidak mau Kota Bandung dijadikan sebagai markas strategi militer dalam perang kemerdekaan oleh tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda.
Masyarakat beserta TRI saat itu membakar rumah-rumah dan tempat-tempat penting lainnya yang ada di Kota Bandung.

Tempat yang merupakan sebuah rumah di Kota Bandung yang terletak di Jalan Simpang, menjadi tempat para pejuang untuk memutuskan pembumihangusan Kota Bandung.
Di rumah tersebut, satu hari sebelum Bandung Lautan Api atau tanggal 23 Maret 1946, para pejuang sudah mengetahui rencana Belanda yang akan menduduki Bandung.
Kolonel AH Nasution, yang merupakan Komandan Divisi III Siliwangi saat itu dan beberapa pihak memutuskan untuk menghancurkan fasilitas di Bandung agar tidak dapat dipakai Belanda.
Saat itu terdapat dua pilihan, menenggelamkan Bandung atau membumihanguskannya. Pilihan pun jatuh pada pembumihangusan Bandung.
Saat itu juga, masyarakat Kota Bandung meninggalkan Kota Bandung dan malam itu terjadilah pembakaran Kota Bandung.

Saat pembumihangusan Kota Bandung warga mengungsi ke daerah lain.
Dalam waktu yang tak sampai satu bulan, masyarakat pun kembali ke Bandung.
Banyak catatan menyebut masyarakat Kota Bandung saat itu mengungsi ke beberapa daerah.
Daerah yang dijadikan tempat pengungsian yaitu Bandung selatan dan Bandung timur.
Lagu Halo-halo Bandung tercipta ketika masyarakat dan pejuang bisa kembali ke Bandung.
Keputusan untuk membumihanguskan Kota Bandung diambil karena saat itu Kota Bandung dalam keadaan genting.
Sehari sebelum Bandung Lautan Api terjadi, Jendral Hawton yang merupakan Komandan Divisi Hindia ke 23 sudah maju ke Bandung.
Sekutu mengumumkan ultimatumnya agar TRI meninggalkan Kota Bandung.
Pasukan bersenjata Indonesia harus sudah keluar dari wilayah 11 kilometer sebelum 24 Maret untuk mencegah pertumpahan darah.
Sekutu juga mengumumkan agar masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak meninggalkan rumah selama periode itu.
Kala itu warga sipil dan pemerintahan sipil dibiarkan untuk tetap tinggal di kota yang dikendalikan Inggris dari Brigade McDonald yang sudah tiba di Bandung sejak Oktober 1945.
• Peringati Bandung Lautan Api, Wali Kota dan Wakilnya Ziarah ke Makam Pahlawan di TMP Cikutra
• Bumi Hanguskan Hoaks Jadi Tema Peringatan Bandung Lautan Api Tahun Ini, Diperingati Tiga Hari