Berkat Pupuk Mikroba, Panenan Padi Dua Kali Lipat, Potensial Dipakai di Seluruh Jawa Barat

Mikroba pupuk cair itu belum diberi nama walau sudah diuji coba di beberapa daerah di Jawa Barat semisal di Riung Bandung, Indramayu, dan Majalengka.

Penulis: Tiah SM | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Tiah SM
Anggota tim akselerasi pembangunan Gubernur Jabar, Dedi K Thamim (baju kotak-kotak) ikut memanen padi di Riung Bandung, Selasa (19/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Di tengah pemukiman penduduk di kompleks perumahan Riung Bandung, masih membentang sawah seluas satu hektare.

Sawah milik Herdiwan (60) dipertahankan walau terdesak perumahan.

"Saya pertahanan karena sawah itu bisa membantu petani mencari nafkah dan saya tidak pernah beli beras sepanjang tahun," ujar Herdiwan saat panen raya, Senin (19/3/2019).

Sawah seluas 1 hektare sedikitnya bisa menghidupi 40 petani yang tak memiliki keterampilan selain bertani.

Sawah yang dipanen tiga kali dalam setahun diapresiasi oleh warga setempat karena memberikan udara segar.

Karena itu, Herdiwan tak punya rencana menjual sawahnya kecuali dibeli pemerintah dengan syarat tetap jadi ruang terbuka hijau.

Gempa Sesar Lembang Bisa Berkekuatan 7 SR, BPBD Jabar Gencarkan Sosialisasi Kesiapsiagaan

Menurut Herdiwan jika lahan itu dijual ke pengusaha khawatir akan dijadikan lahan perumahan yang para petani kehilangan pekerjaan.

Panen kali ini membuat Herdiwan bahagia karena dikunjungi mantan Pangdam III Siliwangi Mayjen (purn) Dedi K Thamim.

Dedi yang kini menjadi tim akselerasi pembangunan Gubernur Jawa Barat ikut panen padi.

Dedi datang ke sawah hanya ingin membuktikan ucapan Herdiwan yang mengaku hasil panennya dua kali lipat daripada sawah milik orang lain.

Jenderal bintang dua ini, bersemangat memotong padi menggunakan arit dan sempat kaget karena aritnya sangat tajam.

"Wah tajam sekali, awas melukai kaki," ujar Dedi mengingatkan para petani.

Dedi juga seakan tak percaya ketika uji coba mengambil satu kotak padi (satu dapur) yang biasanya hanya menghasilkan 5 kg ternyata setelah ditimbang menghasilkan 14 kg.

Tak Penuhi Syarat Perizinan, Pertenakan Domba di Cianjur Disegel

Miljan Radovic Ingin Persib Bandung Uji Coba Lawan Tim Luar Negeri

"Ini bener timbangan, masa tiga kali lipat, coba ambil padi di kotak lainnya," ujar Dedi.

Ketika mengambil padi dengan ukuran yang sama hasilnya 12 kg karena padinya kering.

Dedi menanyakan rahasia Herdiwan bisa menghasilkan padi meningkat cukup signifikan, ternyata memakai formula pupuk hayati mikroba atau pupuk cair.

Pupuk hayati adalah pupuk non kimia. Menurut Herdiwan pupuk kimia tetap dapat dipakai karena pupuk mikroba hanya untuk meningkatkan kuantitas hasil panen.

Herdiwan, mengatakan penemu mikroba pupuk cair adalah Dr Lukman Gunarto peneliti di IPB.

Mikroba pupuk cair itu belum diberi nama walau sudah diuji coba di beberapa daerah di Jawa Barat semisal di Riung Bandung, Indramayu, dan Majalengka.

Hasil pemakaian mikroba pupuk cair sudah dirasakan cukup menguntungkan petani.

Pupuk mikroba yang belum diberi nama ini jika diujikan coba di seluruh Jawa Barat bisa membantu gubernur Jabar dalam program akselerasi pembangunan pertanian.

Bikin Heboh Pilpres 2019, Ini Sosok Agum Gumelar, Mantan Danjen Kopassus, 3 Kali Jabat Menteri

Begini Resep Bikin Bakso Urat Lezat dan Lembut ala Bakso Balap

"Pupuk mikroba bisa untuk tanaman buah buahan sayuran dan ternak ayam," ujar Herdiwan.

Sistem pertanian berbasis mikroba, selain ramah lingkungan juga keberadaan sawah tetap dipertahankan di lingkungan permukiman sehingga dapat mengurangi banjir di wilayah perumahan perkotaan.

Meski begitu, hasil penggunaan pupuk mikroba itu perlu dibuktikan lebih lanjut, terutama daya tahan beras dan rasa nasinya.

"Jika berasnya tahan lama dan nasi enak dimakan, sangat layak pupuk mikroba dipakai di seluruh Jawa Barat," ujar Dedi yang akan melaporkan ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Sementara Asep Wildan dan Uwen, pengurus sawah di Riung Bandung mengaku bahagia hasil panennya meningkat dua kali lipat sehingga pendapatan otomatis bertambah.

Menurut Wildan menggunakan pupuk mikroba ada penambahan biaya karena pupuk kimia tetap dipakai sedangkan mikroba tambahan saja.

"Penambahan biaya hanya Rp 500 ribu tapi penghasilan menambah Rp 5 juta," ujar Wildan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved