Avicena Van Dago, Penyakit Kanker Sembuh Tanpa Operasi dan Kemoterapi
Klinik Utama CMI yang dikenal sebagai Avicenna van Dago, menggali dalil pengobatan yang dipelajarinya dari lembaran-lembaran Canon of Medicinae
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Kisdiantoro
Tak terbilang ilmuan medis barat yang muncul jauh sesudah ibnu sina ikut mengagumi hasil karya Ibnu Sina. Tak berlebihan bila Ibnu Sina atau Avicenna mendapat julukan “Bapak Kedokteran”. Ucla dan Yale Univercity (USA) masih menggunakan buku Ibnu Sina sebagai bahan pelajaran sejarah medis sampai saat ini.
• Terong Ungu Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Dikenal Juga Sebagai Sahabat Pria Dewasa
Sejarah kedokteran mengakui Ibnu Sina orang pertama yang menggambarkan anatomi tubuh manusia dan menguraikan sistem peredaran darah dalam tubuh. Selama penelitiannya dia telah mengidentifikasi 760 jenis alam yang dapat diolah menjadi obat.
Pengobatan ala Ibnu Sina kemudian diadopsi oleh Klinik Utama CMI yang ada di kawasan Dago, Bandung. Seorang anak bangsa yang telah tekun bertahun-tahun mempelajari rumus pengobatan ala ibnu sina mampu meramu jenis-jenis ekstrak bahan alami menjadi formula pengobatan berkhasiat baik.
Klinik Utama CMI yang dikenal sebagai Avicenna van Dago, menggali dalil pengobatan yang dipelajarinya dari lembaran-lembaran Canon of Medicinae (sebutan versi Perancis) sembari melakukan serangkaian eksperimen trial and error sebelum terjun sebagai praktisi pengobatn kepada masyarakat yang membutuhkan. Kini sesudah lebih dari 10 tahun melayani pasiennya, Ibnu Sina dari Bandung semakin percaya diri dan yakin akan kemampuan formula berbasis bahan hayati sesuai ajaran Avicenna itu.
Keyakinannya didukung fakta empiris dimana banyak pasiennya yang sudah divonis sulit tertolong akhirnya bisa pulang ke rumah dengan tersenyum.
Tidak berlebihan bila berbagai kalangan menilai jenis pengobatan jenis ini patut menjadi pilihan masyarakat sebagai komplemeter pelayanan kesehatan yang sudah ada. Spectrum khasiatnya juga meluas dari pengobatan diabetes, kanker , gagal ginjal sampai keluhan jantung. Ini dibuktikan oleh seorang pasien bernama Elis Rokayah yang mengidap penyakit kanker dan sembuh dengan metode Ibnu Sina dari Klinik CMI ini.
“Akhirnya saya bisa tersenyum kembali di tengah keluarga dan kerabat,“ tutur Elis. Menurut Trisna Sanubari dari pihak Klinik Utama CMI, jauh sebelum dunia modern menemukan cara medis melalui ilmu kedokteran yang kini disebut pengobatan konvensional, umat manusia sudah lebih dahulu mengenal sumber daya hayati sebagai obat-obatan yang mujarab. Medis moderen boleh ada tetapi pengobatan tradisional tidak boleh hilang.
"Metode tradisional secara empiris telah mencatat banyak keberhasilan. Karenanya dunia kesehatan patut berterimakasih kepada pemerintah sebagai wasit yang bijaksana menyusul keluarnya kebijakan yang telah memberi posisi pada pegobatan komplemeter terintrigasi berdampingan setara dengan medis konvensional di dalam sisten pelayanan kesehatan kita. Pemerintah memahami kearifan lokal harus diangkat dan dilindungi," kata Trisna.
Menurut Trisna, perhatian pemerintah itu mendorong semangat CMI untuk semakin meningkatkan pelayanan dan pengapdian kepada masyarakat.
Terlebih, sudah 10 tahun CMI melayani ribuan pasien kanker berbasis metodologi Ibnu Sina yang memberikan hasil yang sungguh yang membanggakaan.
"Dengan rasa haru kami menyaksikan hadirnya kembali kebahagiaan mereka yang sempat hilang direnggut penyakit mematikan itu. Kini setelah kanker lenyap senyum senyum itu bersemi lagi ditengah keluargganya," ujarnya.
Nah bila Anda sudah divonis kanker, diabetes, gagal ginjal dan serangan jantung, maka jangan lagi merasa galau. Masalah itu bisa dikonsultasikan ke CMI di Jalan Tubagus Ismal VII No. 21, Bandung, Telepon 022-2351000,
"Kami memberikan solusi untuk berbagai jenis kanker, tanpa bedah, tanpa kemoterapi, juga keluhan jantung tanpa ring, tanpa by-pass," katanya. (adv/kemal setia permana)