Harga Tiket Pesawat Naik, Penumpang di Bandara Husein Turun, Usaha Jastip Kena Imbas, Ini Faktanya

Harga tiket pesawat yang naik berimbas pada jumlah penumpang dan ongkos kargo.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Ery Candra
Suasana di landas pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga tiket pesawat di Indonesia mengalami kenaikan.

Ini berimbas kepada menurunnya jumlah penumpang di bandara, termasuk Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.

Hal itu diakui Officer in Charge Bandara Husein Sastranegara, Dindin Jamaludin, ketika ditemui Tribun Jabar, di Bandara Husein Sastranegara, Jumat (8/2/2019).

Turun Jadi 7 Ribu Penumpang

Ia mengatakan bahwa di hari biasa, rata-rata jumlah penumpang per harinya bisa mencapai 9 ribu penumpang.

"Kadang bisa 10 ribu. Kalau akhir pekan bisa 11 ribu. Setelah tren penurunan jumlah penumpang pada Januari ini, rata-rata 7 ribu atau 8 ribu penumpang," ujarnya.

Ia menambahkan, biasanya setiap tahun jumlah penumpang meningkat.

Namun tren berbeda dihadapi pada awal tahun ini.

10 Penerbangan Dibatalkan Tiap Hari

Turunnya jumlah penumpang juga mengakibatkan banyak penerbangan dibatalkan.

Rata-rata, kata Dindin Jamaludin, 10 penerbangan setiap harinya dibatalkan di Bandara Husein Sastranegara.

"Sepertinya hampir semua mengalami pembatalan, tapi enggak sering atau setiap hari. Rata-rata mereka mengalami pembatalan karena kurangnya demand," ujarnya.

Alasan Operasional

Dindin mengatakan pembatalan penerbangan merupakan kebijakan masing-masing maskapai.

Ia juga tidak tahu alasan detail pembatalan tersebut.

"Kepastian alasan pembatalan di maskapai sendiri. Kalau di surat yang disampaikan ke bandara, karena alasan operasional," ujarnya.

Ongkos Kargo Juga Naik

Tidak hanya jumlah penumpang pesawat yang turun, jumlah pengiriman barang dari Bandara Husein Sastranegara juga turun.

"Saya dengar harga ongkos kargo naik juga," ujar Dindin Jamaludin.

Pada tahun 2018, kata Dindin Jamaludin, rata-rata pengiriman barang dari Bandara Husein Sastranegara, lebih 1,5 juta ton setiap bulan.

Namun pada Januari 2019, jumlah pengiriman tidak mencapai angka rata-rata tersebut.

"Ini Januari saja sekitar 1.400.090 ton. Ada penurunan," ujarnya.

Ia mengatakan ada kemungkinan masyarakat memilih alternatif pengiriman barang melalui ekspedisi jalur lain.

Berimbas Pada Jastip

Naiknya harga tiket dan bagasi berbayar terasa oleh pelaku usaha jasa titip atau jastip, satu di antaranya yaitu Fitry Afriliyan (26).

Lewat usaha sepatunya dengan nama @second.enakss yang barangnya diambil dari Thailand, Fitry juga menyediakan jasa titip ketika pergi ke negara lainnya.

Usaha jastip yang sebelumnya cukup meraup untung bisa jalan-jalan keluar negeri secara gratis kini mulai membuatnya khawatir karena kenaikan harga tiket pesawat.

"Tiket pesawat yang naik dan enggak ada bagasi tentu ngaruh banget. Soalnya pelaku jastip, kan, cari tiket yang paling murah untuk nutupin ongkos, tapi kalau harga tiketnya naik jadi percuma enggak dapat apa-apa," ujar Fitry saat dihubungi Tribun Jabar, Kamis malam (7/2/2019).

Fitry menambahkan usaha jastip menarik karena tak perlu lagi keluar biaya untuk membeli tiket pesawat dan bagasi.

"Berharapnya, sih, harga tiket kembali stabil dan ada free bagasi, karena kalau harganya dinaikin konsumen enggak mau dan jadinya kabur," ujar Fitry.

Ia mengatakan untuk biaya jastip biasanya Ia hanya mendapatkan lebih Rp 30.000-50.000 saja untuk satu barang.

Lebih banyak yang menitip barang, lebih banyak juga keuntungan yang diraup.

Namun jika banyak barang yang dibawa, Ia harus memesan bagasi lebih yang harganya menjadi lebih mahal.

(theofilus richard/putri puspita)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved