Maut Layang-layang Putus, Bocah SD Tewas Saat Tolong Adiknya dan Agustami Tewas Kala Bantu 3 Remaja
Dua nyawa melayang dan tiga orang luka-luka akibat tali layang-layang yang putus dan tersangkut di jaringan listrik.
TRIBUNJABAR.ID- Dalam sepekan terakhir, layang-layang putus menjadi ancaman serius bagi warga Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar).
Dua nyawa melayang dan tiga orang luka-luka akibat tali layang-layang yang putus dan tersangkut di jaringan listrik.
Korban meninggal pertama adalah bocah SD yang yang tersengat listrik saat berusaha menolong adik kandungnya dan korban lain seorang dewasa.
Peristiwa pertama terjadi di Parit Tengkorak, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (21/01/2019) petang WIB.
Apen dan Asel, dua bocah SD tersengat tegangan listrik, Senin (21/01/2019) petang WIB.
Akibat insiden ini Apen bocah SD yang masih duduk di kelas V harus merenggang nyawa saat berusaha menolong adik kandungnya lepas dari sengatan listrik.
Kejadian bermula layangan yang putus di dekat rumah korban, Asen (adik) mengejar layangan sekitar pukul 17.00 WIB.
• Terpilih Menjadi Pemain Baru di Film Dilan 1991, Andovi da Lopes Kasih Bocoran Tentang Perannya
• Begini Alasan Kaesang Memilih Buah Pisang Sebagai Usaha Kulinernya
Karena layangan terkena kabel listrik dan menyetrum Asen, sontak Apen (abang) menyelamatkan namun kesetrum.
"Apen ini sekitar kelas lima dan adiknya kelas 3 SD, awalnya ada layangan putus dan adiknya mengejar. Karena ada kawat di layangan tersebut adiknya kestrum dan abangnya berusaha menyelamatkan dan juga tersetrum," terang Anton.
Kemudian ibu korban juga ikut membantu namun tidak berhasil yang akhirnya dibantu tetangga korban.
"Jadi ibunya membantu memukul namun terlempar kemudian minta tolong tetangga. Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit," tambah Anton.
Akibat peristiwa tersebut, Apen yang masih bersekolah di kelas V SD harus meninggal dunia.
Menurut saksi mata, Afung (32), yang membantu menolong kedua korban, peristiwa itu terjadi di Gang Keluarga, Parit Tengkorak, Kecamatan Sungai Raya (KKR).
Afung yang merupakan tetangga korban, menceritakan awalnya ia mendengar sang ibu berteriak- teriak meminta tolong.
Ia mengira ada orang yang digigit ular.
Afung pun keluar dan melihat kedua bocah tersebut sedang memegang tali layangan terbuat dari kawat tersangkut di kabel listrik.
"Yang pertama liat itu mamanya, dan mamanya itu teriak. Saya keluar, saya sangka digigit ular dan saya lihat mereka pegang tali kelayang itu, sambil tergeletak," kata Afung ditemui di depan IGD RS Kartika Husada, Senin (21/01/2019) malam.
Melihat kedua bocah itu memegang tali layangan yang tersangkut kabel listrik, Afung bersama sang ibu korban mencari kayu.
Lantas sang ibu memukul tali tersebut agar lepas dari pegangan sang anak.
"Mereka itu tadi sore lagi main di depan rumahnya, dan di sebelah rumahnya ada lapangan. Pas ada layangan putus, lalu sangkut ke kabel listrik, mereka ini coba mengambil layangan ini. Adiknya ini coba ambil duluan, sudah itu abangnya," katanya.
Aiptu Teguh Sriyono Merestui Puput Nastiti Dinikahi Ahok BTP, ''Pak Ahok Orang Baik'' https://t.co/kYgz05kq7W via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 26, 2019
"Pas kejadian itu ibunya ambil kayu lalu mukul kabelnya dan ngambil anaknya yang kecil ke saya," katanya.
Setelah mendapati korban, ia lantas memasukkan korban ke lumpur sebagai langkah pertolongan pertama.
"Kata orang kan kalau orang kesetrum itu direndam dulu ke lumpur untuk bikin sejuk. Jadi saya coba masukkan ke lumpur tapi adiknya duluan baru abangnya," ujarnya.
Keduanya dilarikan di IGD RS Kartika Husada tapi Apen yang masih bersekolah di kelas V SD harus meninggal dunia.
Pertolongan Berujung Maut
Empat hari kemudian, Jumat (25/01/2019), empat orang menjadi korban kawat layangan yang tersangkut di jaringan listrik di sekitar Jalan Swadaya Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.
Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya sempat tak sadarkan diri.
Korban meninggal dunia bernama Agustami (39), warga kelurahan Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan.
Korban lainnya, tiga orang remaja putri baru sadarkan diri setelah menjalani perawatan di RS Yarsi Pontianak.
Adapun tiga remaja putri tersebut yakni Ely (16), Putri (16) dan Fitriani (16).
Kejadian bermula saat Ely (16), Putri (16) dan Fitriani (16) berkendara menggunakan sepeda motor.
• Meet & Greet Dilan 1991 Pecah, Kehadiran Para Pemain Disambut Histeris oleh Penggemarnya di Bandung
• 2 Tempat Layanan SIM Keliling Polrestabes Bandung, Hari Ini, Minggu (27/1/2019)
Saat melintas di sekitar Jalan Swadaya Kelurahan Banjar Serasan, jalan mereka terhenti akibat tersangkut kawat layangan yang terhubung ke jaringan listrik yang menjuntai ke jalanan.
Sontak ketiga korban terjatuh dan terlihat menggelepar di jalanan diduga akibat sengatan listrik yang mengalir di kawat layangan.
Saat bersamaan, Munjirin yang berboncengan dengan Agustami (39) sepulang kerja melintas di lokasi kejadian.
Agustami lantas mencoba memberikan pertolongan kepada tiga remaja putri tersebut.
Menurut rekan korban, Munjirin (50), rekannya Agustami langsung turun dari motor dan berusaha menolong ketiga korban dengan berusaha menyingkirkan kawat layangan.
Agustami memegang kawat layangan yang masih tersangkut jaringan listrik dengan tangan telanjang.
"Cewek dulu yang jatuh kena kawat ini. Lalu kami lewat dan markir motor. Lalu mau nolong mereka, pas dia megang kawat layangan ini langsung tersetrum," tuturnya.
Munjirin mengungkapkan, dirinya sempat mencegah Agustami untuk memegang kawat layangan itu.
Namun Agustami tak mengindahkan peringatan dari Munjirin.
"Pas berhenti, saya sudah cegah. Tak usah kau pegang Gus, alirannya masih ada, tapi dia langsung megang," ungkapnya.
"Mungkin dia mau mutuskan kawat ni tapi langsung kesetrum," imbuhnya.
Saat keluarga Agustami tiba di RS Yarsi Pontianak dan mengetahui kondisi korban, tangis histeris pun pecah.
Sejumlah pejabat termasuk Wali Kota Pontianak turut berduka atas kejadian ini.
Berita ini tayang di Tribun Pontianak berjudul "MAUT Tali Layangan, Bocah SD Tewas Saat Tolong Adiknya hingga Niat Baik Agustami Berujung Kematian"