Begini Bentuk Kegiatan Sekolah Berbudaya Religi di SMPN 44 Bandung
Selain aktivitas belajar dan mengajar, di SMPN 44 Bandung ini terdapat aktivitas lain yang tidak dijumpai di sekolah lain.
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Selain aktivitas belajar dan mengajar yang biasa terlihat di semua sekolah, di SMPN 44 Bandung ini terdapat aktivitas lain yang tidak dijumpai di sekolah lain.
Semua siswa dan siswinya sudah terbiasa melakukan kegiatan berdoa, membaca Asmaul Husna, menghafal al-Quran, melaksanakan shalat berjamaah dan lain sebagainya.
Mereka menerapkan nilai-nilai religi secara aktif di sekolah.
Khususnya untuk para siswa siswinya, kegiatan tersebut rutin dilakukan dan berlangsung sebelum dimulai pembelajaran, pukul 06.30 WIB.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Shalehah Amalia, menjelaskan kegiatan berdoa di lapangan para siswa membacakan beberapa doa, semisal bacaan doa setelah shalat, tasbih, tahmid, takbir, bacaan solawat, membacakan Asmaul Husna, dan membaca beberapa petikan surat-surat Al-Quran yang para siswa hafalkan.
"Kami targetkan siswa hafal 4 surat, di antaranya surat Al-Waqiah, Ar-Rohman, Al-Mulk, dan Yaasin," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Shalehah Amalia, saat ditemui Tribun Jabar di Jalan SMPN 44 Bandung, Jalan Cimanuk No 1 Citarum Bandung Wetan Kota Bandung, Selasa (8/1/2019).
Dalam satu hari pembiasaan membaca satu surat Al-Quran adalah untuk mengetahui hafalan para siswa-siswi.
Setelah selesai kegiatan tersebut ditutup dengan Kultum atau disebut kuliah tujuh menit.
Ada yang menarik dari kegiatan Kultum tersebut, jika biasanya kultum disampaikan oleh ahli atau ustadz, namun kultum ini disampaikan oleh para siswa-siswinya sendiri.
"Di sini kultum diisi oleh para siswa-siswi sendiri, jadi mereka mendapatkan nasehat dari teman sebaya," ujar Wakasek Humas, Shalehah Amalia.

Sementara itu, untuk menentukan siapa yang akan menyampaikan Kultum tersebut telah dijadwal dan didaftar.
Shalehah Amalia mengaku para siswa maupun siswinya pun antusias, selalu berbondong-bondong mengajukan diri menjadi dai dalam kultum tersebut.
Bahan Kultum mereka dapatkan setelah bertanya kepada guru ngaji, guru agama, atau bahkan inisiatif para siswanya sendiri.
Bukan hanya itu, sebelum memulai pembelajaran di kelas para siswa juga terbiasa berdoa untuk keberkahan ilmu dari guru-guru yang akan mengajar, keselamatan dan kesehatan para guru-guru lainnya.