Warga Bojongpulus Rancaekek Resah, Tiba-tiba Pagi Ini Sudah Ada Patok PT KAI, Warga Bakal Digusur
Sejumlah warga Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, resah terkait keberadaan sejumlah patok
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah warga Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, resah terkait keberadaan sejumlah patok berwarna putih biru bertuliskan PT KAI.
Berdasarkan pantaun Tribun Jabar, Rabu (5/12/2018), puluhan patok tersebut berada di dekat gapura Kampung Bojongpulus di antara Jalan Bojongpulus dan Jalan Raya Majalaya - Rancaekek.
Dari informasi sejumlah warga, patok tersebut disimpan oleh sejumlah orang tidak dikenal yang diturunkan langsung dari truk pengangkut, pada Selasa (3/12/2018) malam, saat sebagian besar warga tengah terlelap tidur.
Warga Kampung Bojongpulus, Endang Wariat (70), menduga patok tersebut merupakan tanda reaktivasi rel kereta api Rancaekek - Tanjungsari akan segera dilaksanakan.
"Padahal saya tidur itu jam 23.00, sama sekali tidak mendengar, pas bangun subuh lihat ada patok terus tulisannya PT KAI, tanda akan digusur ini mah," kata Endang di Kampung Bojongpulus, Rabu (5/12/2018).
Selain itu, warga pun beberapa hari terakhir ini, kerap menjumpai sejumlah pekerja yang membawa alat perkakas berupa cangkul dan linggis di sekitar tempat penyimpanan patok bertuliskan PT KAI tersebut.
• Sidang Perdana Kasus Suap Mantan Kalapas Sukamiskin akan Digelar Hari Ini
Warga lainnya, Asep (40), mengatakan, seharusnya, patok tersebut tidak disimpan di bahu jalan, karena menganggu arus lalu lintas di jalan Kampung Bojongpulus.
"Ini kan jadi jalan alternatif menuju jalan Raya Bandung - Garut, seharusnya jangan simpan sembarangan," katanya.
Kampung Bojongpulus merupakan salah satu kampung yang dilewati oleh lintasan kereta api nonaktif dari Stasiun Rancaekek - Tanjung Sari sepanjang 11,5 kilometer.
Berdasarkan informasi jalur kereta api Rancaekek - Tanjungsari ditutup pada 1978, karena semakin memburuknya prasarana kondisi jalur tersebut.
Hari Ini Sidang Gugat Cerai Gading Marten dan Gisel, Ini Alasannya Memutuskan Berpisah https://t.co/UiaCxc558a via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 5, 2018
Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus, mengatakan, banyak hal yang membuat jalur tersebut terpaksa ditutup, pertama dari sisi kondisi sarana dan prasarana yang memang sudah tidak layak untuk jalan.
Terkait wacana pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang akan kembali melakukan aktivasi jalur tersebut, perlu dilakukan perencanaan yang matang dari semua pihak, baik dari pemerintah, Kementerian Perhubungan, dan PT KAI.
• Emil Dardak Suami Arumi Bachsin, Keturunan Terpandang dan Sepak Terjangnya Tak Bisa Diremehkan
• Ini Alasan Sosok Raden Dewi Sartika Layak Dipertimbangkan Jadi Nama Bandara di Kertajati Majalengka
"Kami optimistis karena itu sudah jadi program pusat," kata Joni beberapa waktu lalu.
Jalur kereta api yang sudah tidak terlihat ini telah berubah menjadi perkampungan warga, sawah, industri, dan bangunan sekolah, sehingga tidak menunjukkan bekas jalur kereta api Rancaekek Tanjungsari lagi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/bojongpulus1.jpg)