Ini Alasan Sosok Raden Dewi Sartika Layak Dipertimbangkan Jadi Nama Bandara di Kertajati Majalengka
Yayasan Awika (Ahli Waris Pahlawan Nasional Dewi Sartika dan Agah Suriawinata) tengah berupaya mengajukkan sosok Raden Dewi Sartika menjadi nama
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Yayasan Awika (Ahli Waris Pahlawan Nasional Dewi Sartika dan Agah Suriawinata) tengah berupaya mengajukkan sosok Raden Dewi Sartika menjadi nama bandara di Kertajati Majalengka.
Iwan Kurniawan, Sekretaris Yayasan Awika mengatakan pengajuan nama Raden Dewi Sartika paling konkrit untuk dipertimbangkan.
"Hampir semua nama yang diabadikan untuk nama bandara adalah nama pahlawan di Indonesia, dan itu pun sudah ada pada sosok Dewi Sartika," ujar Iwan Kurniawan saat ditemui Tribun Jabar di Monumen Perjuangan Jalan Dipatiukur No 48 Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Selasa (4/12/2018).
Iwan mengatakan secara geografis BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) jelas berada di kawasan Jawa Barat.
Menurutnya tepat jika nama yang digunakan untuk BIJB tersebut adalah sosok yang merepresentasikan Pasundan Jawa Barat, dan itupun telah ada pada sosok Dewi Sartika.
Alasan selanjutnya Iwan menjelaskan kiprah, sepak terjang dan kepahlawanan Raden Dewi Sartika yang telah me-nusantara.
"Kepahlawanan beliau tidak terbatas di Kota Bandung di daerah Sunda tetapi sampai ke daerah luar Jawa Barat," ujarnya.
• Emil Dardak Suami Arumi Bachsin, Keturunan Terpandang dan Sepak Terjangnya Tak Bisa Diremehkan
Bagi Iwan hal itu pula menandakan bahwa jejak yang dilakukan Dewi Sartika pun telah dikenal se-Nusantara.
Sebagaimana pula yang diabadikan dalam lirik lagu ciptaan Raden Mahyar Angga Kusumadinata, dalam penggalan Nyebar Mencar Sa-Pasundan, Nyambuang Sa-Nusantara, artinya telah me-Nusantara.
Adapun menurut Iwan sosok Raden Dewi Sartika merupakan aktualisasi perempuan yang juga perlu lebih banyak dihargai.
Pada keadaan saat ini isu gender sudah tidak lagi menjadi suatu hal yang kontra produktif.
Oleh karena itu penghargaan terhadap sosok perempuan yang memang memiliki karya luar biasa pun perlu wujudkan dalam bentuk yang konkrit.
Kabar Terkini Sensen Komara si Nabi Palsu, Ternyata Idap Gangguan Jiwa https://t.co/VqiLp8vfuC via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 5, 2018
"Pengabadian nama Raden Dewi Sartika di antaranya untuk menambah khasanah penghargaan kepada sosok perempuan yang memiliki nilai-nilai kepahlawanan yang sudah dianggap luar biasa," paparnya.
Sebagaimana Cut Nyak Dien dari Aceh dan Fatmawati dari Bengkulu, menurut Iwan, sosok Dewi Sartika pun dianggap sebagai tokoh luar biasa yang mempresentasikan Pasundan.
Pada sosok Dewi Sartika terjelma kesuksesan orang Sunda, Someah (Keramah-tamahan) orang Sunda, kegigihan orang Sunda, dan nilai budi pekerti orang Sunda.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/dewi-sartika1.jpg)