Ada Dua Hotel di Jalur Cipanas-Puncak yang Sudah 6 Bulan Tak Bisa Gaji Karyawannya
Saat ditanya ada berapa hotel yang kena imbas penutupan jalur, Kuswara menjawab hal tersebut tak bisa menjadi tolok ukur.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Sudah hampir sembilan bulan pengerjaan pascalongsor di jalur Puncak melarang kendaraan besar seperti bus dan truk untuk lewat.
Dalam kurun waktu tersebut dua hotel di Cipanas-Puncak bersengketa dengan karyawannya.
Kepala Bidang Hubungan Industri Disnaker Kabupaten Cianjur, Kuswara NK, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan karyawan dari dua hotel tersebut.
"Rata-rata mereka tak menerima gaji ada yang enam bulan dan ada yang beberapa bulan, mereka minta Disnaker menjadi penengah dalam sengketa dengan manajemen hotel," kata Kuswara kepada TRIBUNJABAR.ID.
Saat ditanya ada berapa hotel yang kena imbas penutupan jalur, Kuswara menjawab hal tersebut tak bisa menjadi tolok ukur.
"Saat ini berdiri hotel besar di Cipanas dengan penawaran yang bersaing dengan hotel lama, banyak faktor yang menyebabkan hotel kecil kolaps," kata Kuswara.
Ia mengatakan, baru menerima dua laporan dari dua hotel yang karyawannya belum dibayar gajinya.
Namun, penutupan kendaraan besar akibat longsor dan perbaikannya selama enam bulan, dinilai tak berdampak pada kunjungan wisata.
Pengunjung masih bisa menggunakan jalur alternatif Sukabumi dan Jonggol untuk menuju Cipanas.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur Nano Indrapraja, mengatakan, sebenarnya pergeseran tanah di jalur Riung Gunung, Bogor tidak begitu parah.
Maka dari itu, kejadian tersebut dianggap tidak perlu dibesar-besarkan.
“Karena jujur saja, pemberitaan yang berlebihan akhirnya membuat pengusaha hotel resah. Mereka khawatir kalau pengunjung enggan datang, padahal nyatanya Jalur Puncak itu masih bisa dilewati,” ujar Nano Indrapraja kepada TRIBUNJABAR.ID, Minggu (2/12), di Cianjur.
Menurutnya, kondisi di lapangan sebetulnya tidak separah longsor pertama kali di kawasan Puncak Pass yang terjadi awal Februari 2018 lalu.
Ia mengatakan, saat ini dampak pergeseran atau keretakan di Bogor terhadap Cianjur pun tidak begitu banyak.
Terbukti dengan masih banyaknya kendaraan yang lalu lalang dengan baik hingga saat ini.