Video, Begini Keseruan Acara Urban Village yang Digelar Telkom University di Kota Bandung
Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Tekom University angkatan 2016, menggelar Urban Village.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mahasiswa Marketing Komunikasi dan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Tekom University angkatan 2016, menggelar Urban Village.
Acara tersebut digelar di pelataran Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (1/12/2018).
Urban Village merupakan festival kebudayaan yang diselenggarakan setiap tahun dengan tema yang berbeda. Kali ini Urban Village mengusung tema Jawa Barat.
Tema Jawa Barat ini terfokuskan pada enam kota, yakni Sukabumi, Cirebon, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, dan Garut.
Tujuan dipilihnya enam kota tersebut untuk membranding kebudayaan, hingga mengatasi permasalahan yang ada di enam kota tersebut.
Pada pergelaran Urban Village ini, setiap kelompok mahasiswa menampilkan pentas seninya sesuai dengan enam kota yang diusung.
Baik dalam bentuk drama musikal, puisi, pergelaran musik, hingga tari-tarian.
"Jadi itu merupakan performing art dari setiap kelas seperti menampilkan kabaret, puisi, tari. Jadi bagaimana cara mereka membungkus kampanye itu. Misalkan Cirebon kampanyenya Kura-kura Blawa, itu agak sedih dengan cara membaca puisi," Wakil Ketua Pelaksana, Kadiva Dwilia Rosadiputri (20), di Pelataran Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (1/12/2018).
• Seorang Polisi di Papua Tersambar Pesawat Pengangkut BBM, Pilot Dilarang Tinggalkan Timika
Tak hanya itu, festival juga diramaikan dengan stan-stan makanan, dan photobooth.
Photoboth yang disediakan mengusung konsep kekhasan yang berbeda dari enam kota.
Rangkaian acara tersebut dimulai sejak April. Menurut Kadiva, festival Urban Village merupakan rangkaian acara puncak, setelah melaksanakan Idea fest, pra even 1 dan 2.
Dari enam kota tersebut, mengusung konsep dan tema berbeda, yang belum diketahui orang banyak.
"Jadi kami mengusung tema yang belum diketahui orang lain. Selain itu, kami membranding kota, memunculkan brain awarnes dimata masyarakat mulai kampanye yang kami adakan. Kami juga menghadirkan dari marcendisenya, makanan, budaya hingga kesenian," ujar Kadiva.
Masa Kejayaan Gerabah Desa Sitiwinangun Sudah Berakhir, dari 1.000 Kini Tinggal 100 Perajin https://t.co/VeQfHjkbh4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 2, 2018