Banjir Bandang Cipatujah
Warga Terpaksa Menantang Bahaya, Lewati Jembatan Gantung untuk Seberangi Sungai Cipatujah
Akibat robohnya Jembatan Pesanggrahan di Kecamatan Cipatujah setelah diterjang banjir bandang pada Selasa (6/11/2018) lalu, sebanyak 5 desa terisolir.
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Setelah dua hari terisolir, warga yang hendak menyeberangi Sungai Cipatujah memilih untuk melalui jembatan gantung Sabeulit agar bisa menuju pusat Kecamatan Cipatujah, Kamis (8/11/2018).
Seperti diketahui, akibat robohnya Jembatan Pesanggrahan di Kecamatan Cipatujah setelah diterjang banjir bandang pada Selasa (6/11/2018) lalu, sebanyak 5 desa terisolir.
Badan jembatan yang roboh itu panjangnya mencapai 70 meter.
Adapun desa yang terisolir itu di antaranya Desa Ciandum, Ciheras, Pameutingan, Cipanas, dan Sikahurip.
Untuk menyebrangi jembatan gantung sepanjang 100 meter tersebut bukan tidak berisiko.
Saat Tribun Jabar mencoba melintasi jembatan gantung Sabeulit, adrenalin dan rasa waswas menghantui selama kaki melangkah di jembatan gantung tersebut.
Sebelumnya pun, mereka yang akan menggunakan jembatan gantung harus antre menunggu giliran.
Untuk sampai ke jembatan gantung itu pun, warga harus melintasi jalan setapak yang berlumpur yang jaraknya sekitar 15 menit menggunakan sepeda motor dari lokasi Jembatan Pasanggrahan yang roboh.
Derasnya aliran sungai di bawah jembatan dan goyangan khas jembatan gantung terasa di jembatan selebar sekitar 1,5 meter tersebut.
• Cerita Sri Astati Nur Sani tentang Kondisi Anaknya, M Fahri Assidiq yang menderita Penyakit Langka
• Pemain PSMS Medan: Dari Dulu Setiap Lawan Persib Bandung Selalu Panas
• Jelang Persib Bandung Vs PSMS Medan, Mario Gomez: Persiapan Kita Sudah Oke
Jumlah penyeberang di jembatan gantung itu dibatasi dan dibantu oleh sejumlah warga yang mengatur dari kedua ujung jembatan.
Jembatan beralas plat besi tersebut dalam sekali penyeberangan hanya bisa dilalui sebanyak 5 kendaraan roda dua, bagi mereka yang dibonceng diharuskan turun dan berjalan kaki karena berisiko.
Dadan Sopyan, warga yang membantu menyebrangkan warga lainnya, mengatakan jembatan tersebut juga sempat terhempas oleh derasnya banjir bandang dan mengalami rusak pada Selasa lalu.
"Sempat rusak pas kemarin, namun alhamdulillah masih bisa dipakai. Kerusakan terjadi pada beberapa alas jembatan kemudian seling dan bantalan copot tapi kami perbaiki dengan memasang seling darurat," katanya.
Diakui Dadan untuk melintasi jembatan ini memang cukup membahayakan, namun desakan akan kebutuhan warga tidak bisa dielakkan.