Meski Kotor, Sungai Cikaro Dimanfaatkan Warga Ibun untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Kendati nampak begitu kotor dan tercemar sampah plastik, air Sungai Cikaro dimanfaatkan warga untuk berbagai kebutuhan

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Warga Kampung Leuwinanggung, Desa Talun, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, memanfaatkan air Sungai Cikaro, Minggu (14/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Warga Kampung Leuwinanggung, Desa Talun, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, memanfaatkan air Sungai Cikaro, akibat dilanda krisis air bersih selama musim kemarau panjang.

Warga Kampung Leuwinanggung terpaksa melakukan itu karena sejak lima bulan terakhir ini sumur-sumur tak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kendati nampak begitu kotor dan tercemar sampah plastik, air Sungai Cikaro dimanfaatkan warga untuk berbagai kebutuhan, di antaranya, buang air besar (BAB), mandi, mencuci pakaian, dan mencuci alat rumah tangga termasuk peralatan masak.

Yayah Rokayah (54), warga Kampung Leuwinanggung, mengatakan, aktivitas tersebut sudah dilakukan oleh ia bersama warga lainnya setiap musim kemarau, lantaran, sumur miliknya dalam kondisi surut.

"Air sumur sedikit lagi, kalau untuk mandi atau mencuci, takutnya habis. Jadi buat minum dan masak saja," kata Yayah kepada Tribun Jabar di Sungai Cikaro, Kecamatan Ibun, Minggu (14/10/2018).

Live streaming PSM Makassar Vs Arema FC, Juku Eja Berpeluang Samai Poin Persib Bandung

Dapat Email atau SMS dari BKN Terkait Dokumen Pendaftaran CPNS 2018 Corrupt? Tenang, ini Solusinya

Ia juga mengatakan, di musim kemarau saat ini, kondisi Sungai Cikaro sangat aman untuk dimanfaatkan, karena volume air yang jauh lebih kecil, dibandingkan saat musim penghujan.

"Kalau musim hujan, air biasanya suka tumpah sampai jalan dan musim hujan juga, air sumur kembali banyak," kata Yayah.

Sama hal dengan Yayah, Nani (45) mengatakan kendati air tersebut dalam kondisi kotor.

Menurutnya, air tersebut masih layak digunakan untuk mencuci atau mandi, karena tidak meninggalkan bekas di tubuh ataupun noda di pakaian.

"Aman-aman saja, belum pernah merasakan sakit kulit. Kalau bisa sih jangan sampai terjadi," katanya.

Berdasarkan informasi, sebagian besar warga memanfaatkan air Sungai Cikaro pada waktu pagi hingga siang hari dan dilakukan setiap hari selama musim kemarau. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved