Gempa Donggala
Lima Jurnalis Heroik Peliput Gempa Palu Diganjar Penghargaan, Berikut Kisahnya Sangat Menegangkan
Kisah heroik lima jurnalis TV saat terjadi tsunami di Pelabuhan Pantoloan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Donggala, Sigi, dan Palu.
"Apa yang dilakukan teman-teman para jurnalis tv di Palu, menurut saya, adalah kesadaran yang tinggi sebagai seorang jurnalis dan kepala keluarga. Kegigihan terus meliput dan mencari spot untuk mengirimkan gambar di saat jaringan internet sangat terbatas dan membagi perhatian untuk keselamatan keluarga yang berada di pengungsian, adalah perjuangan yang sangat patut kita hargai," kata Erick.
Erick terus bergerak membantu para korban. Ia mendatangi berbagai lokasi hingga ke pelosok untuk mendistribusikan bantuan.
"Puji syukur keluarga saya selamat," kata Erick yang juga mengungsikan seluruh keluarganya ke rumah famili yang lebih aman.
Tokoh muda nasional asal Palu, M. Ichsan Loulembah, menjadi saksi kegigihan para jurnalis TV di Palu.
"Para jurnalis menuangkan laporan untuk melayani kemanusiaan dengan profesionalisme yang terjaga. Tanpa lelah, lupa melihat jam, mereka menyajikan suara dan gambar melalui televisi yang amat berarti bagi masyarakat. Hanya ini yang kami punya (untuk mereka): setulusnya ucapan terima kasih," tulis Ichsan.
Ichsan tinggal di Jakarta. Begitu mendengar gempa dan tsunami di kampungnya, ia berusaha pulang.
Tiba di Palu pada hari ketiga pasca-tsunami, Ichsan membuka posko "Sulteng Bergerak" di rumah ibunya, di Jalan Rajawali 24, untuk menyalurkan berbagai bantuan ke seluruh wilayah terdampak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penghargaan untuk Lima Jurnalis Heroik Peliput Gempa Palu"