Seringkali Kuda Mati Saat Pacuan, Begini Saran Pemkab Cirebon untuk Acara Memayu Trusmi

Memayu Truami itu merupakan hajat adat dan bukan kewenangan Pemda. Jadi kami hanya bisa memberikan saran kepada panitia agar berkuda

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Ichsan
tribunjabar/siti masithoh
Seorang pemilik kuda di Desa Wotgali, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, saat menunjukkan kuda miliknya, Jumat (28/9/2018). Para pemilik kuda enggan menyewakan kudanya pada memayu tahun ini karena rawannya kecelakaan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon menyambut baik adat Memayu Trusmi. Memayu Trusmi atau perayaan warga Trusmi, Kecamatan Plered, menjelang musim hujan, sebentar lagi digelar.

Acara tiap tahun ini biasanya dipadati ribuan pengunjung baik warga lokal maupun luar daerah.

Jalur Pantura Cirebon pun ditutup untuk memberikan kesempatan warga melakukan arak-arakan. Tiap Memayu digelar, biasanya ada pacuan kuda yang diikuti oleh pemuda setempat.

Ustaz Abdul Somad : Pilpres Boleh Beda tapi Hubungan dengan Tetangga Jangan Sampai Rusak

Namun, maraknya kecelakaan kuda tiap tahun saat Memayu Trusmi membuat warga lokal enggan menyewakan kudanya kepada pemuda.

Pada Memayu Trusmi tahun lalu, kecelakaan kuda terjadi dan akhirnya kuda tersebut harus dipotong mati.

Oleh karena itu, Pemkab Cirebon memberikan saran agar kuda yang dipakai hanya untuk pasukan pengawal saja.


Kuda tersebut juga nantinya diharapkan berjalan pada jalur yang sudah disediakan pemerintah.

"Memayu Truami itu merupakan hajat adat dan bukan kewenangan Pemda. Jadi kami hanya bisa memberikan saran kepada panitia agar berkuda  bukan di tempat keramaian orang," ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahrga (Diabudparpora) Kabupaten Cirebon, Hartono, saat ditemui di Sumber, Cirebon, Minggu (7/10/2018).

Menurutnya, para pemilik kuda juga sudah memiliki pacuan kuda sendiri meskipun belum difasilitasi oleh Pemda.

"Paling kuda yang digunakan adalah kuda pengawal sebagai pasukan pengawal bukan ramai-ramai H-1 dan H-2 sudah menyewakan kuda," kata dia.

Memayu Trusmi tersebut dinilai hampir serupa dengan Sedekah Bumi dan Sedekah Laut di Gunung Jati.


Namun, Memayu Trusmi dianggap belum memenuhi syarat untuk dijadikan adat yang difasilitasi pemerintah karena medan jalan belum memenuhi syarat.

Saat ini, Pemkab Cirebon tengah menyiapkan Detail Enginering Design (DED) untuk pengembangan wisata di Trusmi.

"DED sudah diserahkan ke Bappeda. Kami tinggal mengembangkan dan mengimplementasikan dengan beberapa OPD terkait semisal Dishub dan PUPR," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved