Presiden Sukarno dan Presiden Soeharto Ternyata Juga Pernah Termakan Hoaks, Ini Ceritanya

Mereka berdua mengaku merupakan pemimpin Suku Anak Dalam yang memiliki kekuatan yang mumpuni.

Editor: Ravianto
Twitter/@SejarahRI
Presiden Soekarno berbincang dengan dua anak. 

Ternyata pertambangan emas di Busang hanya tipu daya belaka, miliaran dollar kerugian investor pun menimpa pemodal di bursa saham Kanada dan Amerika Serikat.

4. Soewondo membobol uang Rp 35 miliar (Era Gus Dur)

Berita bohong juga pernah terjadi pada masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Saat itu, terdapat seorang bernama Soewondo yang membobol uang Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp 35 miliar.

Soewondo leluasa beraksi karena berprofesi sebagai tukang urut Presiden.

Ini menyebabkan dia memiliki akses kekuasaan, serta "menjual" nama para petinggi negara.

Saat aksinya ketahuan, Soewondo kemudian melarikan diri.

Harian Kompas edisi 6 Juni 2000 menulis, Reserse Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya terus melacak persembunyian Soewondo.

Diduga, Soewondo tahu banyak soal dana Rp 35 miliar dari Yayasan Bina Sejahtera (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog).

Polisi pun sudah mendatangi beberapa kota yang diperkirakan menjadi tempat pelarian Soewondo, seperti Surabaya, Batam, Magetan, dan beberapa lokasi di Jakarta.

Dia kemudian ditangkap setelah ditemukan di satu tempat di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Soewondo kemudian divonis dengan hukuman 3,5 tahun.

5. Kabar Harta Karun Batutulis (Era Megawati)

Pada masa Megawati digegerkan dengan kabar adanya harta karun di pelataran Istana Batutulis, Bogor.

Saat itu ada kabar mengenai timbunan harta peninggalan Prabu Siliwangi.

Harian Kompas edisi 19 Agustus 2002 memberitakan, Menteri Agama, Said Agil Al-Munawar bersikeras melanjutkan penggalian di Situs Batutulis.

Penggalian situs prasasti Batutulis telah mendatangkan protes dari berbagai kalangan, khususnya Kepala Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Endjat Djaenuderajat.

Sejumlah warga Bogor dari berbagai kalangan juga mengecam penggalian lokasi prasasti Batutulis peninggalan Surawisesa (putra Prabu Siliwangi) tahun 1533.

Sekelompok warga menempelkan pamflet bertuliskan, "Mbah Dukun, Tolong Sembur Said Agil, Biar Sadar" dan "Kami Warga Batutulis Tetap Akan Mempertahankan Prasasti Ini. Barangsiapa Berani Melanjutkan Penggalian, Kami Akan Bertindak Brutal".

Hingga kini, harta karun Batutulis tak terbukti kebenarannya.

6. Banyu Geni "Blue Energy" (Era SBY)

Pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terdapat skandal banyu geni atau dugaan penipuan penggunaan air sebagai bahan bakar.

Dilansir dari Harian Kompas 3 Juli 2008, "proyek banyugeni", bermula saat ada penelitian untuk memanfaatkan air sebagai bahan bakar.

Konon, proyek ini direstui Presiden Yudhoyono (SBY).

Proyek itu juga dikenal dengan sebutan "blue energy".

Dasar pemikirannya adalah, hidrogen yang merupakan unsur dalam air memang bahan bakar.

Namun, harus dilakukan disosiasi pada air guna memisahkan hidrogen agar dapat dipakai langsung, atau disenyawakan dulu dengan karbon, atau dengan karbon dan oksigen.

Namun, kemudian instalasi "proyek banyugeni" di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dibongkar.

Ternyata cuma berupa kotak berisi kabel besar dan variac (ototrafo yang tegangan keluarannya dapat diubah-ubah)

Lagi-lagi isu menghebohkan itu tidak terbukti.

Bahkan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memperkarakan Joko Suprapto yang merupakan pelopor riset itu.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hoaks hingga Lingkup Kekuasaan, dari Era Soekarno hingga SBY..."

Sumber: Kompas
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved