Kemendikbud Luncurkan Pusat Keunggulan di Cimahi, 240 Guru SMK Dilatih Ahli Listrik dari Prancis
Untuk tahun ini Kemendikbud menargetkan sekitar 60 hingga 70 guru dan tenaga pendidik SMK yang mendapat pelatihan tersebut.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, Schneider Electric bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementerian Pendidikan Prancis dan Schneider Electric Poundation, meluncurkan Pusat Keunggulan bidang listrik, otomasi, dan energi terbarukan.
Pusat keunggulan tersebut diresmikan langsung oleh Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud RI, Ananto Kusuma Seta dan Chief Marketing Officer Global Schneider Electric, Cris Leong di Gedung Pancaniti P4TK BMTI, Jalan Pesantren, Kota Cimahi, Kamis (13/9/2018).
Dalam pusat keunggulan tersebut, sebanyak 240 guru dan Kepala Laboratorium SMK se-Indonesia akan mendapat pelatihan.
• Warga Bogor Ditangkap Anggota Polda Jabar, Oplos Gas Elpiji 12 Kg Pakai Gas Subsidi 3 Kg
Untuk tahun ini Kemendikbud menargetkan sekitar 60 hingga 70 guru dan tenaga pendidik SMK yang mendapat pelatihan tersebut.
"Pelatihannya di sini (P4TK BMTI) selama enam bulan. 70 persen praktik, 30 persen teori," Ananto saat ditemui di Gedung Pancaniti P4TK BMTI, Jalan Pesantren, Kota Cimahi, Kamis (13/9/2018).
Ia mengatakan, para guru SMK dan kepala laboratorium itu akan mendapat pelatihan dari ahli kelistrikan asal Prancis dan kurikulum pelatihan akan diintegrasikan ke dalam Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKNI).
"Fokusnya adalah bidang manajemen energi, otomatisasi bangunan, otomatisasi industri, instalasi bangunan dan energi terbarukan," ujarnya.
• Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Terkunci di Dalam Kamar Mandi, Panjat Pintu Demi Bisa Keluar
Program keunggulan ini, lanjutnya, merupakan aksi tindak lanjut perjanjian kerja sama antara Kemendikbud RI dengan Pendidikan Tinggi dan Riset Prancis, Schneider Electric Fondation Prancis serta Schneider Indonesia.
Kemudian setelah para guru mendapat pelatihan, kata dia, mereka akan mengajarkan ke siswa SMK sesuai kurikulum dari program tersebut.
"Dan mereka juga harus menyebarkan terkait kurikulum tersebut kepada guru-guru SMK yang lain," katanya.