Pilpres 2019
Prabowo Kembali Bercanda Soal Kudeta
Bakal calon presiden Prabowo Subianto bercanda soal kudeta. Candaan itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam bedah buku karyanya yang be
Soal kudeta juga disampaikan Prabowo saat berpidato di hadapan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia di Jakarta, Sabtu (1/3/2014).
Ketika itu, Prabowo mengawali ceritanya soal kritik dari sistem ekonomi neoliberal yang dianggapnya hanya akan dirasakan golongan tertentu.
Prabowo mengaku kritiknya itu kerap ditertawakan.
Banyak orang yang mempertanyakan kapasitas Prabowo bicara soal ekonomi.
Namun, dia mengritik soal sistem neoliberal ini sudah sejak 20 tahun lalu dia diskusikan.
Bahkan, saat dirinya berpangkat mayor dan letkol.
"Makanya saya mendukung adanya reformasi karena saya juga termasuk korban reformasi. Saya dituduh macam-macam. Dituduh mau mengudeta. Mau, tapi enggak kudeta. Terus terang saja di hati kecil saya, lebih bagus mau kudeta saat itu," ujar Prabowo.
• Lezatnya Ayam Tumpah Crispy Double Dragon di Kafe Ayam Sawce Bandung, Food Lover! [VLOG]
Kemudian, saat menghadiri kampanye calon gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.
Saat itu, Prabowo berseloroh menyesal tak jadi melakukan kudeta sebab prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Terus terang saja. Ini boleh terus terang enggak? Terus terang saja dalam hati nyesel juga gue enggak kudeta dulu. Lihat negara kaya begini sekarang. Tapi saya buktikan bahwa saya percaya kepada demokrasi. Saya percaya pada UUD 1945," lanjut Prabowo lantas disambut tepuk tangan para peserta kampanye yang hadir.
Prabowo yang merupakan menantu Presiden ke-2 RI Soeharto itu sempat diisukan akan melakukan kudeta terhadap Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Di dalam buku Detik-detik yang Menentukan karya BJ Habibie diceritakan bagaimana Prabowo sempat meminta bertemu Habibie yang ketika itu menjadi presiden setelah Soeharto mundur.
Pertemuan akhirnya dilakukan pada 22 Mei 1998 di Istana Negara.
Di dalam pertemuan itu, Habibie akhirnya memecat Prabowo dari posisinya sebagai Pangkostrad.
Prabowo dikabarkan sempat tidak terima akan keputusan Habibie.