Nilai Tukar Rupiah Melemah, Inilah Dampak yang Akan Terjadi Menurut Pengamat Ekonomi Unpas
"Jadi saya khawatir sekali bahwa dampaknya itu sangat besar. Itu baru dampak dari nilai tukar," ujar Acuviarta Kartabi.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat ini kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat kembali melemah.
Di pasar spot, rupiah kembali memperburuk levelnya sebesar 0,24% menjadi Rp 14.680 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga ikut melemah 0,15% ke level Rp 14.655 per dollar AS.
Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi, hal tersebut akan menyebabkan dampak yang meluas, mulai dari sisi rumah tangga, hingga pelaku usaha.
Dari sisi rumah tangga yakni akan adanya kenaikan harga-harga barang, terutama komoditas-komoditas import.
"Kita lihat beberapa hari kebelakang ini contohnya terigu sudah naik," ujar Acuviarta Kartabi, saat dihubungi Tribun Jabar melalui ponselnya, Kamis (30/8/2018).
"Saya berharap juga pemerintah sudah melakukan impor beras kemudian gula, nah itu jangan sampai naik, karena harga beras di luar negeri lebih murah daripada kita, meskipun nilai tukar kita melemah. Itu dari sisi rumah tangga," jelas Acuviarta Kartabi.
Sedangkan dari sisi pelaku usaha, sebagian besar barang-barang ekspor andalan, bahan baku dan barang modal impornya, akan ada kenaikan ongkos karena nilai tukar rupiah melemah.
• Calo Tiket Closing Ceremony Asian Games 2018 Berkeliaran, Harga Tiket Dijual hingga Rp 3 Juta
Sehingga otomatis akan berpengaruh terhadap harga barang-barang yang terkait.
"Satu contoh misalkan tekstil kurang lebih 70% bahan bakunya impor tekstil. Kemudian farmasi mungkin sekitar 80% juga bahan bakunya di impor. Otomatis kalau impor, akan naik ongkosnya karena nilai tukar kita melemah," ujar Acuviarta Kartabi.
Hal tersebut juga termasuk pada kendaraan bermotor mulai dari mesin dan logam juga naik.
"Jadi saya khawatir sekali bahwa dampaknya itu sangat besar. Itu baru dampak dari nilai tukar," ujar Acuviarta Kartabi.
Kemudian, menurutnya secara tidak langsung akan ada respon dari penurunan nilai tukar berupa konsekuensi, diantaranya, Bank Central, juga Bank Indonesia akan menaikan bunganya.
• Ini Jadwal Penukaran Resi SIM dan Lokasi SIM Keliling Polrestabes Bandung Hari ini, 31 Agustus 2018
Hal tersebut akan memukul sektor usaha dari sisi yang lain, karena sektor usaha tidak lepas dari sisi peminjaman.
"Jadi memang nilai tukar kita ini sangat mengkhawatirkan, saya kira harus segera dikendalikan," ujar Acuviarta Kartabi.
Menurutnya, posisi nilai tukar Indonesia hari ini sudah mendekati seperti posisi September tahun 2015 lalu, kurang lebih mendekati posisi tiga tahun yang lalu.