Mulai dari Nol, Ini Perjuangan Nah Project Sampai Produknya Dipakai Presiden Jokowi

Dua sejoli ini merintis usaha bersama, di bidang industri kreatif sneakers dengan nama brand Nah Project. Kedua sejoli pencetus itu adalah Rizky Arie

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/ Hilda Rubiah
Rizky Arief Dwi Perkoso (23) dan Karina Innadindya (22) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua sejoli ini merintis usaha bersama, di bidang industri kreatif sneakers dengan nama brand Nah Project.

Kedua sejoli pencetus itu adalah Rizky Arief Dwi Prakoso (23), alumni mahasiswa ITB jurusan Geologi angkatan 2012, dan Karina Innadindya (22), alumni mahasiswa Unpad jurusan Geofisika angkatan 2013.

Beberapa waktu lalu, sneakers karya mereka meledak di pasaran karena telah berhasil menarik minat Presiden Jokowi.

Mereka berdua telah bertekad merintis usaha produksi sneakers setelah keduanya menyelesaikan studi.

Rizky yang lebih dulu menyelesaikan studinya telah memiliki pengalaman di bidang pemasaran sepatu di Bandung.

Sedangkan Karin, pada saat itu baru lulus dari studinya dan memutuskan untuk tidak menerima tawaran pekerjaan.

Saat Rizky mengajak Karin berbisnis, Karin pun setuju.


Lion Air Tampik Informasi di Media Sosial Soal Pilot yang Dikaitkan dengan Neno Warisman

Presiden Jokowi pakai sneaker buatan Bandung
Presiden Jokowi pakai sneaker buatan Bandung (Istimewa/ Instagram @nah.project)

Karin memang lebih memilih tidak bekerja untuk orang lain, karena merasa tidak bebas dan tidak dapat mengatur waktu sendiri.

Dari sanalah keduanya mulai berkompromi dan mulai merintis usaha dari nol.

"Modal awal kami ada sekira Rp 5 juta," ujar Rizky saat ditemui Tribun Jabar di Jalan Lombok No 15 Bandung, Selasa (28/8/2018).

Modal uang Rp 5 juta tersebut mereka dapatkan dari hasil menabung dan sebagian pinjaman dari orang tua.

Keduanya memutuskan berbisnis produksi sneakers karena Rizky sudah punya pengalaman di bidang tersebut.

Rizky dan Karin hanya mengarahkan jenis bahan yang digunakan dan desain yang diinginkan.

Walaupun sudah ada vendor yang mengerjakan, Rizky mengaku mendapat kendala di awal produksinya.

Dia harus meriset beberapa kali, agar hasil produknya sempurna.

"Bikin sepatu enggak semudah bikin clothing. Risetnya cukup lama bisa sampai lima bulan untuk bisa bikin satu produk," ujar Rizky.

Dengan modal Rp 5 juta itu, Nah Project baru bisa memproduksi 30 pasang sepatu.

Di awal perjalanan bisnisnya, Rizky merasa belum cukup baik, tetapi ia tetap yakin menjalani bisnisnya.

"Setelah produksi, kami pasarkan, kami menunggu ada orang pesan via website kami, terus ada satu orang yang beli saja kami senang banget pokoknya," ujar Rizky dan Karin.

Rizky dan Karin mengaku merasa senang sekali, ketika ada satu orang saja yang membeli produknya.

Dari 30 pasang sepatu tersebut, hanya 20 pasang yang berhasil dijualnya. Tapi keduanya begitu senang dan hasilnya sudah menutupi modal awal.

Tuding Lelang Jabatan Sekda Kota Bandung Akal-akalan, Pendemo Siap Gugat Ridwan Kamil Secara Hukum

Sejak menjalani bisnis, setiap pagi Rizky selalu berpikir mengenai hal yang bisa menarik minat pelanggannya.

Keduanya mengaku belajar berbisnis banyak dibantu dengan membaca buku-buku startup, motivasi dan sebagainya.

Untuk menghadapi tantangan dan menjalankan bisnisnya, Karin mengatakan berbagai usaha dilakukan agar bagaimana caranya mereka bisa survive menjalankan bisnis itu.

Demikian agar mereka bisa bertahan, mereka selalu mengusahakan tidak berpikir bukan hanya mencari peruntungan tetapi juga mencari pengalaman dan pembelajaran.

"Di awal-awal sih yang paling berat, kami kan enggak gajian seperti yang lain," ujar Karin.

Dengan kondisi seperti itu, Rizky dan Karin mengaku harus berhutang kepada vendor untuk biaya produksi.

Setelah sepatu-sepatu mereka terjual, barulah mereka bisa membayar hutangnya.

Singkat cerita, mereka menjalani bisnisnya secara konsisten, mengikuti event komunitas dan sebagainya. Dari event itu juga mereka mendapat banyak relasi.

Hingga, suatu waktu tak terduga mereka bertemu dengan Never too Lavish dan Kaesang, hingga sneakers karyanya dipakai Presiden Jokowi, dari sanalah awal peruntungan mereka datang.

Setelah sneakers-nya dipakai Presiden Jokowi, produknya menjadi viral, dan penjualanpun meningkat hingga 400 persen.

"Dampaknya setelah dipakai Pak Jokowi, penjualan kami meningkat sampai 400 persen. Selain itu, dari audience juga exposure-nya besar banget, dua minggu followers Instagram Nah Project bertambah 17 ribu," ujarnya.

Rizky mengungkapkan, berkat produknya dipakai Presiden Jokowi, Nah Project mendapat keuntungan.

Pemberitaan dari berbagai media juga diakui sangat membantu keduanya mendorong pemasaran menjangkau lebih luas di pasar.

Sebagai brand yang masih terbilang baru berjalan 10 bulan ini, Nah project sudah bisa mendongkrak penjualan secara cepat akibat dampak viral dari orang nomor satu di Indonesia itu.

Awalnya, kata Rizky, penjualan sepatu hanya satu sampai tiga pasang per hari, tetapi sekarang bisa 50 sampai 100 pasang sepatu yang terjual per harinya.

Nah Project akhirnya melambung hingga mendapat omset sekira Rp 400 juta per hari.

Oleh karena itu pula, Nah Project berencana berkolaborasi dengan Never too Lavish dan beberapa desainer sneaker lokal yang punya pengalaman sekolah di Amerika.

Menurut Rizky, kolaborasi tersebut merupakan langkah bertahap usahanya naik level.

"Level perjuangan makin meningkat, maka semakin besar pula tantangannya," ujarnya.

Rizky dan Karin berharap karyanya dapat bersaing dengan produk-produk luar.

Mereka yakin jika banyaknya orang Indonesia yang menghargai produk anak mudanya sendiri, dapat berdampak baik bagi perekonomian Indonesia.

4 Olahan Nasi Ayam di Kawasan Bandung Raya ini Bisa Jadi Kuliner Siang dan Malam Anda

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved