TERPOPULER
Mengapa Lombok Sering Diguncang Gempa Bermagnitudo Besar? Ini Sebabnya
Seringnya Lombok dilanda gempa dalam beberapa waktu terakhir, memunculkan sebuah pertanyaan. Mengapa Lombok sering diguncang gempa?
Ia menjelaskan, terdapat tiga faktor yang memengaruhinya.
Pertama, gempa Lombok adalah gempa kerak dangkal dengan kedalaman hiposenter 24 kilometer.
"Hiposenter yang dangkal semacam ini menyebabkan nilai percepatan getaran tanah masih cukup tinggi di permukaan," kata Daryono.
• Jokowi Ucapkan Terima Kasih dan Selamat untuk Prabowo Subianto Karena Pencak Silat Sumbang 14 Emas
Melihat peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, tampak sebagian besar wilayah Lombok utara dan timur mengalami guncangan yang mencapai skala intensitas VI-VII MMI.
"Dengan estimasi percepatan getaran tanah (PGA) yang lebih dari 120 gal, sudah memenuhi syarat untuk terjadi kerusakan pada bangunan," ujarnya.
Alasan selanjutnya karena wilayah yang terkena gempa merupakan kawasan perbukitan. Kawasan tersebut sangat rentan terjadi efek topografi.
"Efek topografi permukaan dapat memicu terjadinya amplifikasi guncangan yang lebih besar dalam arah horizontal dari pada vertikal, semakin curam lereng, maka makin besar amplifikasinya," kata Daryono.
• Buka-bukaan Jonatan Christie, Soal Koleksi Komentar Negatif dan Arti Sorakan Suporter
Alasan terakhir, lanjut Daryono, kerusakan yang ada dikarenakan bangunan yang tak memenuhi standar aman gempa bumi.
"Tingkat kerusakan bangunan akibat gempa tidak hanya disebabkan oleh besarnya magnitudo dan jaraknya dari episenter, tetapi kondisi topografi, tanah setempat, dan mutu bangunan sangat menentukan tingkat kerusakan," ujarnya.
Mengutip dari Kompas.com, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), WIllem Rampangilei, menyebut jumlah sementara rumah yang rusak sebanyak 17.400 unit akibat gempa Lombok.
Pendataan tersebut akan berkaitan dengan nominal bantuan yang akan diterima korban gempa.
Rinciannya adalah rumah dengan kategori rusak berat mendapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
• Tampil Beda, Efek Rumah Kaca Diiringi Biola dalam Konser di Bandung
Terkait kerugian, data terakhir menunjukkan kerugian sementara mencapai Rp 8,8 triliun.
Berdasar data dari BNPB, rincian kerugian tersebut adalah sebagai berikut:
125.744 unit rumah rusak, terdiri atas rusak berat 74.354 unit dan rusak ringan 51.390 unit.